MENTERI Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa berkelakar Badan Nasional Penanganan Bencana atau BNPB pelit. Celetukan ini dilontarkan Purbaya saat menanggapi pernyataan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak bahwa prajurit di lokasi bencana Sumatera hanya mendapatkan dukungan berupa konsumsi.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Purbaya mulanya tengah membahas percepatan pencairan dana sekitar Rp 1,51 triliun untuk penanganan bencana pada sisa akhir tahun ini. Lalu, Jenderal Maruli ikut bersuara. “BNPB juga hanya dukung makan, Pak. Enggak ada beli barang, pengiriman, semua, enggak ada,” kata Maruli dalam rapat koordinasi satuan tugas pemulihan pascabencana bersama DPR, yang ditayangkan secara langsung dari Aceh melalui akun YouTube resmi DPR, Selasa, 30 Desember 2025.
Purbaya lantas merespons perkataan Maruli, “Bapak enggak minta kali?”
“Waduh, saya sudah minta semua orang, enggak ada yang ngasih,” ujar Maruli disambut tawa peserta rapat tersebut.
Purbaya lalu melanjutkan pembahasan pencairan anggaran sekaligus melempar candaan bahwa BNPB pelit. “Masih ada satu hari, kalau bisa diambil, ya, ambil. Sehari ini besok saya cairkan langsung begitu ada suratnya dari BPNB,” kata Purbaya, yang disambung pertanyaan kepada Maruli, “Oh, cuma makan doang?”
“Makan doang, PU (Kementerian Pekerjaan Umum) juga ngasihnya makan doang,” jawab Maruli.
Purbaya kemudian berkelakar kepada Menteri PU Dody Hanggodo dan BNPB, “Oh, lu pelit juga lu, jangan begitu. Lu BNPB, gua kasih duitnya.”
Adapun Purbaya berharap jajaran penyelenggara negara yang dikoordinasikan oleh BNPB bisa mempercepat pencairan dana tanggap darurat untuk menangani bencana Sumatera. Purbaya menyesalkan lambannya penggunaan dana tambahan yang sudah diajukan BNPB sejak pertengahan Desember 2025 tersebut.
Menurut Purbaya, dana siap pakai yang tersedia sebesar Rp 1,5 triliun. “Jadi uangnya ada, tinggal dipercepat. Kalau bisa hari ini, biar besok bisa cair. Jangan sampai tahun depan, kalau tahun depan anggarannya beda lagi,” ucap dia.
Ia menyatakan dana siap pakai itu dapat segera digunakan untuk bantuan membangun hunian sementara (huntara) dan hunian tetap (huntap) bagi korban terdampak banjir dan tanah longsor.
Purbaya menegaskan dana tambahan semestinya sudah terpakai di akhir 2025. “Saya agak menyesal, pertemuannya baru sekarang, harusnya kalau sebelum-sebelumnya bisa saya percepat. Karena selama ini saya menunggu, saya selalu heran kenapa permintaan tambahnya lambat dan sedikit,” ujarnya.
Bencana ekologis berupa banjir bandang dan tanah longsor menghantam Pulau Sumatera bagian utara pada penghujung November 2025 lalu. Mala itu meluas di 52 kabupaten/kota yang tersebar di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Berdasarkan data BNPB per Selasa, 30 Desember 2025, bencana itu mengakibatkan sekitar 1.141 orang meninggal dan 163 orang masih dinyatakan hilang.
BNPB melaporkan hingga saat ini sekitar 399.200 korban bencana itu terpaksa mengungsi. Mala itu juga mengakibatkan lebih dari 166 ribu rumah serta ribuan fasilitas umum, kesehatan, pendidikan, dan jembatan rusak.






