Pertamina Pionir Teknologi Multistage Fracturing Pertama di Indonesia

INFO NASIONAL – PT Pertamina (Persero) terus memperkuat komitmen dalam mewujudkan swasembada energi nasional sejalan dengan Asta Cita Pemerintah. Salah satu langkah strategis diwujudkan melalui inisiasi Project Multistage Fracturing (MSF).

Proyek ini mendukung peningkatan produksi minyak dan gas yang dikelola oleh PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) dan menjadikan Pertamina sebagai pionir penerapan teknologi Multistage Fracturing di Indonesia yang membuka peluang optimalisasi cadangan energi nasional secara lebih efisien.

“Inovasi yang dilakukan Pertamina melalui teknologi Multistage Fracturing ini menjadi lompatan besar bagi industri hulu migas Indonesia,” kata Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto. Keberhasilan ini, kata dia, menjadi bukti nyata kemampuan nasional dalam menguasai teknologi hulu migas yang selama ini banyak digunakan oleh perusahaan internasional. SKK Migas pun mendukung penuh langkah strategis peningkatan produksi untuk sekaligus memperkuat kemandirian teknologi dalam negeri.

Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri mengatakan, langkah Inisiatif ini selaras dengan mandat Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto kepada Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral), Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) juga Pertamina, untuk terus berkolaborasi dan mewujudkan amanat serta tugas yang diberikan guna meningkatkan produksi nasional demi mencapai swasembada energi.

“Pemerintah saat ini terus mendorong Pertamina untuk meningkatkan ketahanan dan kedaulatan energi, salah satunya adalah semakin agresif meningkatkan produksi di hulu,” kata Simon saat melakukan kunjungan kerja ke proyek MSF di Riau, 12 November 2025.

Simon berharap operasi di bisnis Pertamina bisa semakin di scale-up, sehingga diharapkan performa lebih baik, efisien, dengan inovasi lebih baik dan mengutamakan aspek keselamatan dalam melakukan pekerjaan. “Target tersebut akan terus diusahakan oleh Pertamina, dimana perusahaan akan melakukan banyak inisiatif agar produksi terus tumbuh,” kata dia.

Simon menambahkan upaya agresif tersebut juga memerlukan kolaborasi dengan berbagai pihak, Ia mengajak semua pihak terus bergandengan tangan memberikan dedikasi terbaik agar dapat memenuhi harapan rakyat dan bangsa untuk mendorong kedaulatan energi juga ketahanan energi yang berujung pada swasembada energi bagi Indonesia.

“Saya apresiasi Perwira Pertamina dari Subholding Upstream, khususnya di PHR atas prestasi yang sudah ditorehkan pada saat ini. Terima kasih juga kepada anak-anak muda Indonesia yang terus berkontribusi memberikan karya terbaik untuk meningkatkan produksi migas nasional,” kata Simon.

Wakil Direktur Pertamina, Oki Muraza, menuturkan proyek ini berhasil menurunkan biaya sekaligus meningkatkan efisiensi operasional pemboran dan komplesi sumur. “Melanjutkan keberhasilan di tahun 2024, tahun ini PHR melanjutkan pengembangan sumur horizontal MSF menggunakan teknologi yang jauh lebih efisien: perforasi menggunakan eksplosif dan sistem one-run plug and perf setiap stage-nya menggunakan smart coiled tubing. Konfigurasi ini menjadi yang pertama di Indonesia, menandai terobosan signifikan dalam efisiensi waktu, logistik, dan biaya operasi MSF,” tutur Oki.

Project MSF ini, lanjut dia, diharapkan dapat direplikasi di seluruh Pertamina Group, tentunya dalam rangka mengejar tercapainya swasembada energi nasional. Oki juga memberikan apresiasi kepada para Perwira PHR atas kolaborasi lintas fungsi dan lintas perusahaan yang berhasil merealisasikan proyek ini secara optimal. “Keberhasilan proyek ini menunjukkan kemampuan dan semangat inovasi anak bangsa dalam menguasai teknologi perminyakan berstandar global,” kata Oki.

MSF merupakan teknologi mutakhir di industri migas untuk meningkatkan produktivitas sumur dengan menciptakan beberapa rekahan di sepanjang sumur horizontal. Teknologi ini memungkinkan pengambilan cadangan minyak dan gas bumi secara maksimal dari satu sumur horizontal sehingga produksi dapat meningkat signifikan.

Sebagai kelanjutan dari keberhasilan sumur MSF pertama di tahun 2024, implementasi MSF lanjutan dilakukan di sumur KB570, Lapangan Kotabatak, Zona Rokan, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Sepanjang tahun 2025, PHR menargetkan tajak beberapa sumur Horizontal Multistage Fracturing (HZ MSF) di Lapangan Kotabatak dan Balam South East. Pada tahun 2026, target ini akan terus meningkat dan meluas, meliputi Lapangan Kotabatak, Bangko, dan Balam South East. Milestone pengembangan program HZ MSF diharapkan terus meningkat setiap tahun dengan cakupan lapangan yang lebih luas serta biaya pemboran yang semakin efisien.

Pada 2026, Pertamina menargetkan replikasi ke beberapa sumur MSF lain di berbagai wilayah operasi untuk memastikan sektor hulu migas tetap aman, efisien, dan produktif, sekaligus memperkuat kemandirian energi nasional. Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina. (*)

  • Related Posts

    SBY hingga JK Hadiri Ulang Tahun ke-90 Try Sutrisno

    MANTAN wakil presiden Try Sutrisno merayakan ulang tahun ke-90 yang jatuh pada Sabtu, 15 November 2025. Perayaan ulang tahun digelar di The Ballroom Djakarta Theater XXI, Jakarta Pusat. Scroll ke…

    Pramono Janjikan Taman Daan Mogot Terang Usai Dugaan Prostitusi Sesama Jenis

    Jakarta – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menegaskan pemprov akan membenahi Taman Daan Mogot, Jakarta Barat, usai muncul dugaan praktik prostitusi sesama jenis dan kondisi taman gelap. Pramono berjanji taman…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *