PRESIDEN Prabowo Subianto berangkat ke Sydney, Australia, pada Selasa siang ini, 11 November 2025. Prabowo dan rombongan berangkat dari Pangkalan Udara Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta menuju Bandar Udara Sydney Kingsford Smith, pada pukul 11.55 WIB.
Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya mengatakan kunjungan kenegaraan selama satu hari tersebut akan diisi dengan sejumlah agenda penting. Ia mengatakan kunjungan itu sekaligus menegaskan komitmen Indonesia untuk memperkuat hubungan strategis dengan Australia.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
“Dalam kunjungan satu hari tersebut, Presiden dijadwalkan melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Anthony Albanese, menghadiri upacara kenegaraan yang dipimpin oleh Gubernur Jenderal Australia Sam Mostyn,” ujar Teddy dalam keterangan tertulisnya, pada Selasa, 11 November 2025.
Selain itu, kata Teddy, dalam kunjungan tersebut, Kepala Negara juga akan menghadiri sejumlah pertemuan lain. Berbagai pertemuan itu akan membahas kerja sama di bidang perdagangan, investasi, pendidikan, dan kemitraan industri.
Ia mengatakan lawatan ke Sydney ini merupakan balasan atas kunjungan Perdana Menteri Anthony Albanese ke Indonesia. “Kunjungan ini juga merupakan bentuk kunjungan balasan atas kedatangan Perdana Menteri Albanese ke Jakarta pada Mei lalu, sehari setelah ia terpilih kembali sebagai Perdana Menteri Australia,” kata Teddy.
Dalam kunjungan bilateral ini, Presiden didampingi oleh Menteri Luar Negeri Sugiono dan Teddy Indra Wijaya. Sebelum berangkat, Prabowo terlebih dahulu memimpin rapat terbatas kabinet secara tertutup di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada Selasa, 11 November 2025. Rapat terbatas itu diikuti oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Sufmi Dasco Ahmad, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Muhammad Yusuf Ateh, Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Ivan Yustiavandana, dan Teddy Indra Wijaya.






