TIGA artikel di kanal Nasional Tempo mendapat perhatian tinggi dari para pembaca selama sepekan kemarin. Artikel tersebut di antaranya Presiden Prabowo Subianto yang bakal mengumumkan gelar pahlawan bagi mantan presiden Soeharto pada momentum Hari Pahlawan.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Lalu, sigi Indikator Politik Indonesia yang mencatatkan penurunan terhadap tingkat kepuasan publik di pemerintahan Prabowo, serta peristiwa ledakan di SMAN 72 Jakarta. Tiga artikel itu dirangkum sebagai berikut:
Prabowo Akan Umumkan 10 Pahlawan Nasional, Soeharto Masuk
Presiden Prabowo Subianto bakal memberikan gelar pahlawan nasional kepada mantan presiden Soeharto pada 10 November atau tepat momentum Hari Pahlawan.
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengatakan terdapat sepuluh nama yang bakal diumumkan oleh Prabowo mendapat gelar pahlawan nasional, termasuk mertuanya, Soeharto.
Rencana pemberian gelar pahlawan nasional bagi Soeharto ditentang pelbagai organisasi masyarakat sipil. Mereka menilai Soeharto tak layak diberikan gelar pahlawan nasional karena rekam jejak buruk saat memerintah.
Prasetyo menjelaskan, pemberian gelar pahlawan kepada Soeharto dan nama lainnya merupakan bentuk penghormatan kepada mereka yang dianggap telah memberikan jasa luar biasa kepada bangsa dan negara.
“Bagaimana kami menghormati para pendahulu, terutama para pemimpin, yang apa pun sudah pasti memiliki jasa yang luar biasa terhadap bangsa dan negara,” kata politikus Partai Gerindra itu usai mengikuti rapat terbatas di kediaman Prabowo di Kertanegara, Jakarta, Ahad, 9 November 2025. Selengkapnya, baca di sini.
Survei Indikator: Kepuasan terhadap Prabowo Turun dibandingkan Survei 100 Hari Kerja
Lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis sigi untuk melihat evaluasi satu tahun pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Dalam sigi ini, tingkat kepuasan terhadap pemerintah turun dibandingkan survei pada 100 hari kerja.
Pendiri sekaligus peneliti utama Indikator, Burhanuddin Muhtadi, menjelaskan penarikan sampel dalam sigi ini menggunakan metode multistage random sampling dengan melibatkan 1.220 dari berbagai provinsi, dan toleransi kesalahan sekitar kurang lebih 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
“Saat ini sekitar 77,7 persen warga merasa puas dengan kinerja Presiden, sementara 20,8 persen merasa kurang atau tidak puas sama sekali, dan 1,5 tidak menjawab,” kata Burhanuddin dalam hasil sigi Indikator dilihat pada Ahad, 9 November 2025.
Dia melanjutkan, terdapat lima alasan tertinggi yang mendorong tingkat kepuasan warga. Pertama, soal pemberantasan korupsi 19,5 persen; kinerja bagus dan sudah ada bukti 15,9 persen; berani 12,8 persen; sering memberi bantuan 9,7 persen; dan proyek MBG 8,0 persen.
Sedangkan lima alasan tertinggi yang mendorong warga kurang atau tidak puas, adalah belum ada bukti kinerja dan kinerja tidak bagus 20 persen; bantuan tidak tepat sasaran 14,1 persen; program kerja belum berjalan maksimal 13,6 persen; ekonomi belum stabil atau memburuk 8,1 persen; serta korupsi masih merajalela 5,4 persen.
Jika dibandingkan dengan hasil sigi pada 100 hari kerja, angka terkait kepuasan terhadap Prabowo mengalami penurunan. Pada 100 hari kerja, Prabowo-Gibran memperoleh tingkat kepuasan 79,3 persen, serta 16,9 persen responden mengaku kurang puas atau tidak puasa sama sekali. Laporan selengkapnya dapat dibaca di sini.
Ledakan di SMAN 72 Jakarta
Peristiwa ledakan terjadi di area masjid Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 72 Jakarta di Kompleks Kodamar, Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Jumat, 8 November sekira pukul 12.15 siang hari.
Wakil Menteri Koordinator bidang Politik dan Keamanan Lodewijk Friedrich Paulus mengatakan, terdapat puluhan korban akibat peristiwa tersebut. “Alhamdulillah tidak ada korban meninggal,” kata Friedrich usai meninjau lokasi ledakan, Jumat, 8 November 2025.
Saat itu, dia mengatakan, belum dapat menyimpulkan ihwal dugaan penyebab dari adanya ledakan yang diduga berasal dari bom rakitan. Ia meminta agar publik tak menyimpulkan secara prematur terkait peristiwa yang terjadi.
Apalagi, kata dia, publik melakukan jumpling conclusion dengan menyimpukan peristiwa tersebut dengan aksi terorisme. Kendati begitu, Lodewijk, membenarkan ihwal adanya temuan senapan di lokasi kejadian.
“Itu senapan mainan,” ujar politikus Partai Golkar tersebut. Selengkapnya baca di sini.






