Presiden Prabowo kritik fenomena “sok tahu” di media sosial

Presiden Prabowo kritik fenomena “sok tahu” di media sosial

  • Senin, 21 Juli 2025 00:04 WIB
  • waktu baca 2 menit
Presiden Prabowo kritik fenomena
Tangkapan layar – Presiden RI Prabowo Subianto (kiri) saat menerima cenderamata berupa lukisan dalam acara Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Edutorium KH Ahmad Dahlan, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Solo, Jawa Tengah, Minggu (20/7/2025). (ANTARA/Fathur Rochman)

Karena sekarang ada fenomena tidak hanya di Indonesia, saya keliling di mana mereka juga cerita sekarang banyak orang-orang yang merasa dirinya pintar

Jakarta (ANTARA) – Presiden RI Prabowo Subianto menyoroti maraknya fenomena masyarakat yang merasa paling tahu segalanya, terutama dalam menyikapi isu politik dan pemerintahan yang kerap menjadi perbincangan liar di media sosial.

Dalam agenda penutupan Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) 2025, di Surakarta, Jawa Tengah, Minggu malam, Kepala Negara menyebut kecenderungan ini tak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di berbagai negara lain.

“Karena sekarang ada fenomena tidak hanya di Indonesia, saya keliling di mana mereka juga cerita sekarang banyak orang-orang yang merasa dirinya pintar,” katanya.

Menurut Presiden, kini banyak orang yang mengangkat dirinya sebagai “yang paling pintar”, sering kali mengomentari segala hal tanpa dasar argumen yang kuat.

Baca juga: Prabowo bantah “ekonomi RI gelap” karena investasi lampaui ekspektasi

Ia pun mengaku kerap memantau media sosial dan podcast yang membahas dirinya, bahkan tak jarang dibuat terheran karena orang lain seolah lebih memahami pemikiran Presiden Prabowo dibanding dirinya sendiri.

“Mereka lebih tahu dari saya,” ujar Presiden.

Ia mencontohkan spekulasi yang sering muncul, seperti tudingan renggangnya hubungan dirinya dengan Presiden Ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) atau komentar publik atas pujiannya terhadap gajah yang kini menjadi logo anyar PSI.

Meski menganggap hal itu sebagai bagian dari dinamika demokrasi, Kepala Negara tetap mengingatkan akan bahaya penyalahgunaan teknologi informasi, khususnya dalam penyebaran hoaks, ujaran kebencian, dan berita bohong (fake news).

Baca juga: Prabowo: Program Makan Bergizi Gratis RI jadi perhatian besar dunia

Ia menilai penting untuk tetap menjaga komunikasi terbuka di tengah masyarakat.

“Kita tidak boleh malas untuk komunikasi, untuk bicara,” katanya.

Ia pun menegaskan bahwa dirinya dan Presiden Jokowi lebih memilih untuk terus bekerja ketimbang sibuk berpidato.

“Kadang-kadang, kita sebutin orang-orang seperti saya, orang-orang seperti Pak Jokowi ini kita mau kerja sebenarnya, kita tidak terlalu mau pidato-pidato,” katanya.

Pewarta: Andi Firdaus, Mentari Dwi Gayati
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait

Rekomendasi lain

  • Related Posts

    Rupiah pada Senin pagi melemah jadi Rp16.325 per dolar AS

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Rupiah pada Senin pagi melemah jadi Rp16.325 per dolar AS Senin, 21 Juli 2025 09:22 WIB waktu baca…

    iPad Pro generasi baru dikabarkan akan hadir dengan dua kamera depan

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi iPad Pro generasi baru dikabarkan akan hadir dengan dua kamera depan Senin, 21 Juli 2025 09:22 WIB waktu…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *