Jakarta (Redaksi Pos) –
Kementerian Agama mendorong guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di satuan pendidikan SMA/SMK/SMALB agar memiliki paradigma baru dalam merancang metode pengajaran, guna menyiapkan peserta didik untuk menghadapi perkembangan zaman
“Saya berharap para guru PAI untuk terus meningkatkan kompetensinya,” ujar Direktur PAI Ditjen Pendis Kemenag Amrullah dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
Amrullah mengatakan implementasi Kurikulum Merdeka dan insersi moderasi beragama menjadi kebutuhan mendesak bagi guru PAI. Dalam proses pembelajaran, guru dituntut mampu mengasah nalar kritis siswa secara blended discovering out.
Blended discovering out merupakan metode pembelajaran campuran yang menggabungkan metode pembelajaran langsung (synchronous) dan pembelajaran mandiri dengan pemanfaatan jaringan web.
“Artinya kita memberikan ruang yang lebih besar bagi siswa untuk melakukan transfer of knowledge kepada semua elemen dalam kelas, sehingga bisa meningkatkan cara berpikir kritis siswa,” kata dia.
Baca juga: Kemenag-Kemendikbudristek-UNDP kembangkan berpikir kritis guru PAI
Kepala Sub Direktorat PAI pada SMA/SMALB dan SMK Adib Abdusshomad mengatakan dalam konteks digitalisasi informasi, guru PAI harus mampu menjawab tantangan kekinian, utamanya technology teknologi digital.
“Pola pikir dan kompetensi digital yang mendukung efektivitas pembelajaran, terletak di tangan para guru PAI. Dalam hal ini, metode blended discovering out (offline dan on-line) dirasakan cocok diterapkan di technology digitalisasi informasi dan komunikasi ini,” kata dia.
Menurutnya, untuk meraih kompetensi yang mampu menjawab tantangan zaman, dapat ditempuh dengan memperkokoh kompetensi guru. Caranya dengan mengintegrasikan kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.
Blended discovering out, kata dia, merupakan konteks yang tepat untuk memperkuat kompetensi dimaksud.
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Triono Subagyo
COPYRIGHT © Redaksi Pos 2023