
Perdagangan RI-Australia tumbuh, IA-CEPA akan direviu
- Kamis, 3 Juli 2025 21:23 WIB
- waktu baca 2 menit

Jakarta (ANTARA) – Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengatakan Indonesia dan Australia sepakat mereviu Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA) untuk memastikan relevansi dan nilai tambah di tengah dinamika global.
Dalam perayaan lima tahun IA-CEPA di Jakarta, Kamis, Budi menyebut tinjaun ini sejalan dengan semangat penguatan kerja sama ekonomi yang disampaikan Presiden RI Prabowo dan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese pada Mei lalu.
Mendag pun berharap keterlibatan pemangku kepentingan terkait.
“Proses reviu IA-CEPA bertujuan meningkatkan manfaat perjanjian bagi kedua negara. Dengan melibatkan dunia usaha, akademisi, dan masyarakat, diharapkan perjanjian ini dapat terus memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Indonesia dan Australia,” ujar Budi melalui keterangan di Jakarta, Kamis.
IA-CEPA telah memberikan kerangka kerja sama yang lebih strategis, dalam, dan luas dari sekadar liberalisasi tarif. Perjanjian ini juga telah memberikan dampak positif terhadap perdagangan barang dan jasa, serta investasi kedua negara.
Total perdagangan bilateral mencapai rekor tertinggi sebesar 15,4 miliar dolar AS pada 2024, dengan tren ekspor Indonesia tumbuh 14,46 persen dan impor sebesar 17,42 persen selama lima tahun terakhir (2020-2024).
Di bidang jasa, pertumbuhan ekspor jasa Indonesia ke Australia tercatat meningkat sebesar 19,18 persen selama 2019-2023.
Di sisi lain, investasi Australia di Indonesia terus meningkat, terutama di sektor pertambangan, energi terbarukan, industri kimia, pendidikan, serta hotel dan
restoran.
“Diharapkan perayaan ini menjadi momentum untuk memperkuat komitmen ke depan, menggali lebih banyak peluang kerja sama, dan memperdalam persahabatan kedua negara,” imbuh Budi.
Pada periode Januari-Mei 2025, total perdagangan Indonesia dan Australia tercatat sebesar 5,15 miliar dolar AS. Pada periode ini, ekspor Indonesia ke Australia tercatat sebesar 1,52 miliar dolar AS, sedangkan impor Indonesia dari Australia 3,63 miliar dolar AS.
Produk andalan ekspor Indonesia ke Australia di antaranya minyak bumi kecuali minyak mentah, monitor dan proyektor, buldoser, pipa dan tabung, serta kayu. Sementara impor utama Indonesia dari Australia di gandum dan meslin, bijih besi dan konsentrat, emas, serta gula tebu atau bit.
Baca juga: RI, Australia perlu tinjau ulang IA-CEPA demi ketahanan ekonomi
Baca juga: IA-CEPA jembatani UMKM lebarkan sayap ke pasar internasional
Baca juga: Menko: IA CEPA tingkatkan perdagangan RI-Australia hingga 90 persen
Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
Komentar
Berita Terkait
Mendag: RI-AS belum sepakat soal tarif resiprokal
- Kemarin 14:43
Rekomendasi lain
Cara dan syarat urus surat numpang nikah
- 30 Juli 2024
Siapa saja negara anggota BRICS? Simak daftarnya!
- 10 Januari 2025
Jadwal dan rangkaian acara pelantikan Presiden Donald Trump 2025
- 18 Januari 2025
Ingin tinggal di Bali? Simak biaya hidupnya
- 10 Juli 2024
Kapan dana DPLK bisa dicairkan? Simak penjelasannya
- 4 Oktober 2024
Daftar perusahaan penyalur TKI/PMI resmi
- 21 Oktober 2024