Jakarta (ANTARA) – Asosiasi Praktisi Coach Indonesia (APCI) mengatakan pihaknya mengesahkan rekomendasi program kerja yang komprehensif guna meningkatkan standar kualitas coaching di Indonesia dan memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan sumber daya manusia unggul menuju Indonesia Emas 2045.

Ketua Umum APCI Adang Adha mengatakan dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin, bahwa dalam Musyawarah Nasional (Munas) ke-2, terdapat lima pilar yang disetujui, yang pertama adalah pengembangan profesionalisme dan kualitas coach, di mana pihaknya memprioritaskan pengembangan standar kompetensi coach yang diakui Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) di berbagai level serta pembuatan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) untuk Coaching.

Kedua, katanya, penguatan jaringan dan kolaborasi, di mana berbagai kemitraan strategis dengan berbagai pemangku kepentingan dijalin, dan pengembangan platform komunikasi digital juga menjadi fokus.

Ketiga, Adang melanjutkan, pihaknya juga berkomitmen untuk menunjukkan peran coaching dalam pembangunan bangsa. Dia menyebut bahwa program Coaching for Community akan digalakkan untuk usaha mikro, kecil, menengah (UMKM), organisasi nirlaba, dan individu kurang mampu.

Baca juga: APCI bidik peluang industri cat dalam pembangunan IKN

“Advokasi dan edukasi publik akan terus dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang manfaat dan etika coaching. Penguatan kode etik dan mekanisme pengaduan juga menjadi prioritas,” katanya.

Keempat, pihaknya juga berkomitmen akan penguatan organisasi dan tata kelola, dan yang kelima yakni pembentukan Lembaga Sertifikasi (LSP) Coaching.

“Kami bermimpi Indonesia punya SKKNI tentang Coaching, dan saya tau ini bukan pekerjaan yang mudah, perlu banyak kolaborasi dari pemangku kepentingan atau stakeholder coaching perlu sumber daya tenaga, waktu dan uang yang tidak sedikit. Karenanya APCI ingin inklusif merangkul semua pihak yang berkepentingan,” ujar Adang Adha.

Dalam munas tersebut, APCI juga mengadakan pemilihan Ketua Umum baru serta mengesahkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART).

Baca juga: Industri cat-pelapis RI gali inovasi hadapi tantangan perubahan iklim

Kemudian, ada juga Seminar Nasional bertajuk “Peran Coaching dalam Transformasi SDM Indonesia”, yang menghadirkan pembicara-pembicara terkemuka. Sektor swasta diwakili oleh Direktur HC Blue Bird Wing Antariksa yang berbagi pandangan tentang implementasi coaching di korporasi.

“Pemimpin di organisasi perlu jadi pemimpin yang coachable, sulit terjadi transformasi jika pemimpin merasa paling pintar dan gak bisa mendengarkan dan menerima feedback,” kata Wing.

Sementara itu, dari sektor pemerintah, hadir dari Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (LAN RI) Dr. Tri Widodo H. Utomo yang memaparkan pentingnya coaching dalam pengembangan ASN dan birokrasi.

“Kami di LAN melakukan transformasi model pembelajaran dari training ke learning, sehingga kami memperkuat peran coach dalam proses pembelajaran ASN, Sehingga para ASN bertumbuh bukan hanya banyak tau tapi banyak action,” kata Tri.

Baca juga: Bahlil: Air Product akan investasi gasifikasi batubara 15 miliar dolar

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.