Pemerintah menyerap penerimaan negara bukan pajak Rp76,4 triliun

Pemerintah menyerap penerimaan negara bukan pajak Rp76,4 triliun

  • Kamis, 13 Maret 2025 23:33 WIB
  • waktu baca 2 menit
Pemerintah menyerap penerimaan negara bukan pajak Rp76,4 triliun
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (ketiga kiri) bersama Wakil Menteri Suahasil Nazara (kedua kiri), Anggito Abimanyu (kiri), Thomas A. M. Djiwandono (kedua kanan), Sekretaris Jenderal Heru Pambudi (ketiga kanan) dan Direktur Jenderal Pajak Suryo Utomo (kanan) bersiap mengikuti konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Kamis (13/3/2025). Menteri Keuangan melaporkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) per 28 Februari 2025 mengalami defisit sebesar Rp31,2 triliun atau 0,13 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/nz

Realisasi PNBP konsisten dengan kondisi ekonomi.

Jakarta (ANTARA) – Pemerintah menyerap penerimaan negara bukan pajak (PNBP) senilai Rp76,4 triliun per Februari 2025, setara 14,9 persen dari target APBN sebesar Rp513,6 triliun.

Realisasi itu terkontraksi 4,5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari rekor pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp80 triliun.

“Realisasi PNBP konsisten dengan kondisi ekonomi,” kata Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu dalam konferensi pers APBN KiTa Edisi Maret 2025, di Jakarta, Kamis.

Secara rinci, penerimaan PNBP dari sektor sumber daya alam (SDA) migas tercatat sebesar Rp17,5 triliun. Meski nilai ini setara dengan 15,5 persen dari target APBN, realisasinya turun 1,7 persen dibanding tahun lalu.

Menurut Anggito, penurunan kinerja PNBP SDA migas disebabkan oleh penurunan harga minyak mentah Indonesia (ICP) dan penurunan produksi gas bumi karena penyusutan alami.

Sementara itu, penerimaan SDA nonmigas terealisasi sebesar Rp16,3 triliun atau 16,8 persen dari target APBN. Komponen ini pun mengalami kontraksi, yakni sebesar 7,2 persen, akibat turunnya harga dan produksi batu bara.

Komponen kekayaan negara dipisahkan (KND) terealisasi sebesar Rp10,9 triliun atau 12,1 persen dari target. Berbeda dengan dua komponen sebelumnya yang terkontraksi, KND mengalami pertumbuhan signifikan hingga 60,7 persen. Peningkatan ini utamanya didorong oleh setoran dividen interim dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) perbankan.

Selanjutnya, PNBP dari badan layanan umum (BLU) tercatat mencapai Rp8,4 triliun atau 10,8 persen dari target. Komponen ini pun terkontraksi 16,9 persen akibat penurunan tarif pungutan ekspor kelapa sawit.

Terakhir, penerimaan PNBP lainnya terdata sebesar Rp23,3 triliun atau 18,3 persen dari target. PNBP lainnya mengalami kontraksi sebesar 16 persen yoy. Pelemahan ini dipengaruhi oleh turunnya penjualan hasil tambang serta PNBP dari kementerian/lembaga (K/L).

Sebagai catatan, pendapatan negara terealisasi sebesar Rp316,9 triliun atau 10,5 persen terhadap target APBN 2025 yang sebesar Rp3.005,1 triliun. Di samping PNBP, penerimaan negara berasal dari perpajakan yang tercatat sebesar Rp240,4 triliun atau 9,7 persen dari target, dengan rincian Rp187,8 triliun berasal dari penerimaan pajak dan Rp52,6 triliun dari kepabeanan dan cukai.

Sementara realisasi belanja negara hingga akhir Februari 2025 mencapai Rp348,1 triliun atau 9,6 persen dari target sebesar Rp3.621,3 triliun.

Dengan demikian, terjadi defisit sebesar Rp31,2 triliun atau 0,13 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) pada APBN Februari 2025.

Baca juga: Airlangga: Program Lebaran dorong pertumbuhan ekonomi dan daya beli

Baca juga: Kemenkeu catat penerimaan bea dan cukai tembus Rp52,6 triliun

Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait

Rekomendasi lain

  • Related Posts

    Dirut PIT II Tinjau Langsung Pengelolaan SDA di Bekasi

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Dirut PIT II Tinjau Langsung Pengelolaan SDA di Bekasi Jumat, 2 Mei 2025 12:55 WIB waktu baca 2…

    Inflasi emas pada April 2025 tertinggi sejak September 2020

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Inflasi emas pada April 2025 tertinggi sejak September 2020 Jumat, 2 Mei 2025 12:53 WIB waktu baca 2…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *