Mu

KEMENTERIAN Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menyatakan sekitar 85 persen sekolah yang terdampak bencana di Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara siap melaksanakan pembelajaran semester genap pada 5 Januari 2026.

Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca

Pemerintah memastikan proses belajar-mengajar tetap berjalan dengan pendekatan adaptif dan mengutamakan keselamatan warga sekolah di tengah proses pemulihan pascabencana.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti mengatakan Kemendikdasmen memberikan keleluasaan bagi satuan pendidikan untuk menyesuaikan pelaksanaan pembelajaran sesuai kondisi daerah terdampak.

“Seluruh satuan pendidikan di Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara siap melaksanakan pembelajaran semester genap di 5 Januari 2026,” kata Mu’ti dalam taklimat media di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Selasa, 30 Desember 2025.

Berdasarkan data Kemendikdasmen per 30 Desember 2025, tercatat 4.149 satuan pendidikan terdampak bencana di tiga provinsi tersebut. Dari jumlah itu, sebanyak 3.508 sekolah sudah dapat beroperasi, 587 sekolah masih dalam proses pembersihan, dan 54 sekolah menjalankan pembelajaran di tenda darurat.

Menurut Mu’ti, pemenuhan hak belajar anak tetap menjadi prioritas meski berada dalam situasi pemulihan. Untuk mendukung kelangsungan pembelajaran, Kemendikdasmen telah menyalurkan berbagai bantuan, mulai dari pembersihan sekolah hingga penyediaan sarana darurat.

“Peralatan sekolah telah tersalurkan sebanyak 27 ribu, tenda 147 unit, ruang kelas darurat 160 unit, buku bacaan 212 ribu eksemplar, dukungan psikososial senilai Rp 700 juta, serta dana operasional lebih dari Rp 25 miliar,” ujar Mu’ti.

Selain itu, kementerian juga menerapkan kurikulum khusus penanggulangan dampak bencana. Pada fase tanggap darurat selama 0–3 bulan, kurikulum disederhanakan menjadi literasi dan numerasi dasar, dukungan psikososial, serta edukasi mitigasi bencana.

Pada fase pemulihan dini hingga 12 bulan, pembelajaran mulai disesuaikan dengan mata pelajaran relevan dan asesmen transisi. Adapun pada fase pemulihan lanjutan 1–3 tahun, kurikulum diarahkan pada integrasi pendidikan kebencanaan dan penguatan kualitas pembelajaran.

Kemendikdasmen juga menyalurkan tunjangan khusus bagi guru dan tenaga kependidikan di daerah terdampak. Di Aceh, tunjangan disalurkan sebesar Rp 15,7 miliar untuk 7.861 penerima, Sumatra Barat Rp 5,5 miliar untuk 2.795 penerima, dan Sumatra Utara Rp 11,5 miliar untuk 5.783 penerima.

Pemerintah mengimbau sekolah terus memantau kondisi lingkungan dan berkoordinasi dengan dinas pendidikan serta pihak terkait demi menjamin keselamatan dalam proses belajar mengajar.

  • Related Posts

    JPPI: Program MBG Menyuburkan Budaya Koruptif di Sekolah

    JARINGAN Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) menilai pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG) justru memunculkan persoalan baru di sekolah, mulai dari dugaan penyelewengan dana hingga praktik pemalakan yang mengarah pada budaya…

    Daftar Influencer hingga Aktivis Kena Teror pada 2025

    BERBAGAI macam teror terhadap aktivis hingga influencer alias pemengaruh terus bermunculan pada penghujung 2025. Teror itu diduga berkaitan atas kritik penanganan bencana Sumatera yang terjadi pada November lalu. Scroll ke…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *