MENTERI Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian menyebutkan pemulihan bencana banjir bandang dan tanah longsor Sumatera membutuhkan anggaran sebesar Rp 59,25 triliun. Tito menyampaikan ini dalam rapat koordinasi Satuan Tugas Pemulihan Pascabencana DPR, di Banda Aceh, pada Selasa, 30 Desember 2025.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Menurut Tito, angka ini berdasarkan hasil rekapan ihwal proses pemulihan dalam rapat bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB. “Masing-masing Rp 33,75 triliun untuk Aceh, Rp 13,5 triliun untuk Sumatera Barat, dan Rp 12 triliun untuk Sumatera Utara,” kata Tito merincikan kebutuhan anggaran pemulihan di tiga provinsi terdampak itu.
Nantinya, kata dia, proses pemulihan Sumatera akan diarahkan pada berbagai macam sarana dan prasarana maupun infrastruktur. “Dengan meliputi berbagai macam komponen termasuk masalah kantor desa, kemudian sekolah, kemudian fasilitas kesehatan, jembatan, dan lain-lain, yaitu mungkin dikeroyok oleh seluruh K/L,” tutur Tito.
Dia menjelaskan, sebanyak 52 kabupaten/kota di Pulau Sumatera bagian utara terdampak bencana yang menghantam pada akhir November 2025 lalu itu. Rinciannya, sejumlah 18 kabupaten/kota terdampak ada di Aceh, 18 kabupaten/kota di Sumatera Utara, dan 16 lainnya ada di Sumatera Barat.
Tito berujar, berbagai wilayah di Sumatera sudah mulai pulih. Hal ini, menurut dia, berkat kecepatan dan kerja-kerja berbagai pihak, seperti pemerintah pusat dan daerah, hingga masyarakat yang turut terlibat. “Di Aceh, dari 18 kita mencatat yang sudah mulai agak lebih baik, artinya ekonominya jalan, pemerintahannya berjalan. Itu indikator yang paling penting,” kata Tito.
Tito menyampaikan bahwa Kabupaten Aceh Tamiang di Provinsi Aceh merupakan wilayah terdampak paling parah. Ini menyebabkan distribusi bantuan dan layanan pemerintah di kabupaten tak bisa berjalan optimal. “Yang paling berat adalah (Aceh) Tamiang, karena Tamiang pemerintahannya belum berjalan efektif,” tutur Tito.
Selain Aceh Tamiang, beberapa wilayah seperti Aceh Tengah, Aceh Timur, Gayo Lues, Bener Meriah, dan Pidie Jaya masih memerlukan perhatian.
“Kemudian untuk di daerah Sumatera Utara, itu cepat sekali recover,” ujar Tito. Menurut penjelasannya, dari total 18 kabupaten/kota terdampak, hanya tinggal lima wilayah lagi yang masih perlu dikerjakan. Itu pun, kata dia, tidak separah di Aceh. Kelima wilayah tersebut adalah Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, dan Kota Sibolga.
Sementara di Sumatera Barat, dari total 16 kabupaten/kota terdampak, yang perlu diperhatikan ada tiga. Yakni Agam, Padang Pariaman, dan Tanah Datar.





