SEJUMLAH alat berat dikerahkan untuk membersihkan lumpur di sepanjang Jalan Ir. H. Juanda, Karang Baru, Aceh Tamiang, Provinsi Aceh. Pantauan Tempo di depan Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang pada Rabu, 10 Desember 2025 pukul 09.12, beberapa petugas tengah mengoperasikan ekskavator untuk mengeruk sedimentasi lumpur sisa bencana banjir Sumatera yang menghantam wilayah ini pada penghujung November 2025 lalu.
Bangkai kendaraan yang sempat terparkir di tengah jalan terlihat sudah diangkut. Namun, tumpukan lumpur masih tercecer di pinggir jalan raya. Sedimentasi lumpur itu masih basah lantaran sehari sebelumnya Aceh Tamiang kembali diguyur hujan.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
“Jumat kemarin di sini masih banyak mobil. Ini mulai bersih,” ucap seorang petugas yang tak ingin disebutkan namanya ketika ditemui di jalan yang menghubungkan Medan hingga Banda Aceh, di Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh, pada Rabu, 10 Desember 2025.
Nantinya, kata dia, tumpukan lumpur itu akan dibawa oleh truk-truk dan dipindahkan ke sungai. Upaya itu guna memastikan akses jalan raya di Aceh Tamiang tersebut kembali pulih.
Bencana ekologis berupa banjir dan tanah longsor menyapu tiga provinsi di Pulau Sumatera, yakni Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara, sejak Rabu, 26 November 2025. Mala itu menyebabkan hampir seribu orang meninggal dan lebih dari 800 ribu orang mengungsi.
Kabupaten Aceh Tamiang di Provinsi Aceh menjadi salah satu wilayah Provinsi Aceh yang terdampak paling parah akibat banjir bandang itu. Sebanyak 12 kecamatan alias seluruhnya di Aceh Tamiang lumpuh.
Di Aceh Tamiang sendiri, Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB mencatat 58 korban tewas dan 18 orang dinyatakan masih hilang, hingga Rabu, 10 Desember 2025.
Sebanyak 252,6 ribu warga Aceh Tamiang dilaporkan mengungsi. Tak hanya itu, BNPB mencatat bencana banjir dan longsor di Aceh Tamiang mengakibatkan kerusakan sebanyak 2,8 ribu unit rumah, 127 fasilitas umum, 62 gedung atau kantor, 54 fasilitas pendidikan, 40 fasilitas kesehatan, 33 rumah ibadah, dan dua jembatan.






