Wakapolri: Polri Tidak Boleh Lelah untuk Terus Perbaiki Diri

Jakarta

Wakapolri Komjen Dedi Prasetyo mengatakan reformasi Polri berjalan terus-menerus. Komjen Dedi mengatakan Polri tidak akan lelah untuk terus memperbaiki diri.

“Reformasi Polri ini berjalan secara terus menerus hingga hari ini dengan Bapak Kapolri tidak boleh lelah untuk terus memperbaiki diri,” kata Komjen Dedi saat rapat bersama Komisi III DPR di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (18/11/2025).

Komjen Dedi mengatakan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah memerintahkan empat reformasi Polri, yakni di bidang organisasi, bidang operasional, pengawasan, dan pelayanan publik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Ini terus jadi catatan kaki untuk terus melakukan perbaikan-perbaikan. Juga reformasi yang awalnya struktural, yang masih jadi PR kami, yang kami rasakan hari ini dari semua saran, masukan, kritikan masyarakat reformasi di bidang kultural,” ujarnya.

Lebih lanjut, Komjen Dedi mengatakan peristiwa demonstrasi yang berujung ricuh pada Agustus 2025 menjadi pemicu reformasi Polri harus dilakukan. Wakapolri mengatakan dalam kerusuhan tersebut, pengemudi ojek online (ojol) Affan Kurniawan pun menjadi korban meninggal dunia.

“Kami laporkan kejadian Agustus ini merupakan salah satu trigger, kenapa reformasi Polri ini digaungkan, berangkat dari 25-28 dan kemudian peristiwa kejadian meninggalnya Saudara Affan, di tanggal 28, ini memicu menjadi trigger unjuk rasa terjadi, di 20 provinsi dan 48 kota,” ujarnya.

Menurutnya, kerusuhan pada Agustus 2025 berbeda dengan kerusuhan pada Mei 2019. Saat itu, kerusuhan Mei 2019 hanya terfokus di Jakarta.

“Kejadian ini terjadi di 20 polda dan 48 kabupaten/kota dalam waktu yang hampir bersamaan sehingga kekuatan kami sudah kami kalkulasi, butuh kekuatan-kekuatan yang lebih untuk menangani hal tersebut,” ujarnya.

Komjen Dedi mengatakan Kapolri telah memberikan arahan untuk segera mengendalikan situasi. Akhirnya situasi dapat terkendali dalam waktu tidak terlalu lama.

“Dari data yang ada, jumlah korban cukup banyak, dari anggota Polri juga ada 600 lebih, masyarakat 600 lebih, juga ada korban meninggal dunia, dan kerugian materiil cukup banyak yang dialami, baik kerusakan fasilitas publik maupun kerusakan kantor kepolisian,” tuturnya.

(rfs/gbr)

  • Related Posts

    Kemenbud Gelar FKSM 2025 di Cirebon, Perluas Relevansi Ekspresi Budaya

    Jakarta – Festival Komunitas Seni Media (FKSM) 2025 resmi digelar di Cirebon sebagai upaya memperkuat ekosistem seni media berbasis komunitas. Mengusung tema Rentang Lawang, festival ini menegaskan komitmen Kementerian Kebudayaan…

    Koalisi Buka Peluang Gugat UU KUHAP ke Mahkamah Konstitusi

    KOALISI Masyarakat Sipil untuk Pembaharuan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana atau KUHAP, membuka peluang untuk mengajukan gugatan uji formil maupun materiil ke Mahkamah Konstitusi usai RUU KUHAP disahkan hari ini.…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *