Menkes Ancam Cabut Izin Praktik Dokter Spesialis yang Dibiayai Pemerintah

MENTERI Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengancam mencabut izin praktik dokter spesialis yang dapat bantuan dari pemerintah jika tidak kembali bertugas ke daerah asal.

Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca

Pernyataan tersebut disampaikan Menkes dalam pertemuan virtual saat peresmian operasi perdana layanan stroke tingkat lanjut di Rumah Sakit Umum Pusat Ben Mboi, Kupang.

“Kalau mereka tidak kembali mengabdi, kami cabut izinnya. Jangan sampai mereka dapat rekomendasi dari NTT, dibiayai NTT, tapi mengabdi di tempat lain. Mereka harus kembali dan bekerja mayoritas waktunya di NTT,” ujar Budi.

Menkes menyoroti banyaknya dokter spesialis muda yang kabur ke kota besar, terutama setelah selesai pendidikan. Menurut dia, banyak dokter yang tidak mau mengabdi di daerah asalnya karena tidak ada tata kelola penempatan yang jelas.

“Setiap 18 bulan, semua dokter akan lari dari NTT kalau tidak ditata dengan baik,” katanya.

Ia meminta Pemerintah Provinsi NTT dan rumah sakit di daerah untuk memastikan adanya pengawasan ketat sejak dokter berangkat belajar hingga kembali bertugas.

Menkes menyatakan telah bertemu dengan Gubernur NTT untuk menyusun mekanisme wajib kerja bagi dokter penerima rekomendasi daerah. “Mereka harus kerja minimal dua atau tiga tahun. Kalau tidak izinnya kami cabut,” ujar Menkes.

Kontrak tersebut, menurut dia, harus dipantau secara berkala, termasuk waktu kepulangan, hambatan, hingga kesiapan fasilitas rumah sakit untuk menampung mereka.

Menkes juga menegur keras praktik tidak sehat di beberapa rumah sakit, termasuk rumah sakit swasta, yang menempatkan dokter spesialis muda dalam posisi tidak menguntungkan.

“Jangan tiru budaya memepet dokter-dokter muda. Mereka nanti susah hidupnya. Pembagian tindakan harus merata, jangan uang saja yang dikejar,” ujarnya.

Ia menegaskan dokter spesialis yang kembali ke NTT harus diberi ruang praktik yang cukup. Dokter muda mesti diberikan ruang yang sama untuk melakukan operasi besar dan berbagai tindakan lain agar pendapatannya layak.

Budi mengatakan telah berdiskusi dengan BPJS Kesehatan dan beberapa rumah sakit swasta—termasuk Siloam—untuk menyusun pola kerja sama agar dokter yang kembali ke NTT memiliki distribusi kerja yang jelas dan berkelanjutan.

“Fokus kita memberikan layanan terbaik bagi masyarakat, bukan mengejar keuntungan,” ucapnya.

  • Related Posts

    4 Teknisi Kabel di Bogor Tersengat Listrik, 1 Orang Tewas

    Jakarta – Seorang teknisi kabel meregang nyawa usai tersengat listrik di wilayah Kecamatan Sukajaya, Bogor, Jawa Barat. Korban tersengat listrik bersama tiga orang rekannya. “Awal mula kejadian korban bersama-sama kawannya…

    Jakarta Perluas Pasar Wisata Kolaboratif Lewat Indonesia Outing Expo 2025

    Jakarta – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) berpartisipasi pada Indonesia Outing Expo (IOE) 2025. Pameran ini akan berlangsung pada 14-16 November 2025 di Hall…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *