KETUA Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menyatakan kekerasan seksual di lingkungan pondok pesantren sudah menjadi masalah sistemik yang cukup sulit diselesaikan. Ia bercerita PBNU sudah melakukan sosialisasi tentang kekerasan seksual ke pesantren sejak dua tahun lalu.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Namun sosialisasi tersebut juga tak mengubah banyak. “Karena memang masalahnya sistemik,” tutur Gus Yahya ketika ditemui di Kantor PBNU, Jakarta, pada Jumat, 14 November 2025.
Menurut dia, kekerasan seksual di pesantren bisa menjadi masalah sistemik tidak lepas dari pembiaran yang sudah lama terjadi. Gus Yahya menyebut selama ini negara luput memperhatikan pesantren.
Padahal, lembaga pendidikan Islam itu kian bertambah dan berkembang seiring waktu. “Kalau lembaga-lembaga jumlahnya begitu luas, kan menjadi tidak masuk akal kalau dibiarkan tanpa government,” kata dia.
Lebih lanjut, Gus Yahya mengingatkan pengelola negara untuk tidak memperlakukan pesantren hari ini dengan pandangan yang sama ketika melihat kondisi pesantren zaman dulu, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas.
“Dulu itu, pesantren paling menonjol itu mungkin santrinya cuma beberapa ratus. Sekarang kita menghadapi pesantren dengan jumlah santri ribuan bahkan puluhan ribu,” tutur dia.
Gus Yahya melanjutkan, untuk menyelesaikan masalah kekerasan seksual di pesantren, PBNU mengusulkan harus ada standarisasi pesantren.
“Standarisasi dalam berbagai aspek kehidupan pesantren. Mulai dari struktur kurikulum metode pengajaran dan seterusnya,” ucap dia.





