Beijing (ANTARA) – Kementerian Luar Negeri China mengungkapkan kesepakatan dagang antara negara tersebut dengan Amerika Serikat masih membutuhkan persetujuan internal dari masing-masing negara.

“Kedua belah pihak sepakat untuk melakukan upaya lebih lanjut guna menyusun detailnya dan melalui prosedur domestik masing-masing untuk mendapatkan persetujuan,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun dalam konferensi pers di Beijing, Senin (27/10).

Pada Minggu (26/10), Menteri Keuangan Amerika Serikat Scott Bessent mengatasan AS dan China telah menyepakati kerangka kerja kesepakatan perdagangan beberapa hari sebelum Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping dijadwalkan bertemu.

Bessent mengatakan kerangka kesepakatan itu akan menghapus ancaman pengenaan tarif 100 persen atas impor China mulai 1 November dan mencakup “kesepakatan final” terkait penjualan TikTok di AS.

“Selama konsultasi tersebut, di bawah arahan kesepahaman bersama yang penting antara kedua presiden, kedua belah pihak melakukan negosiasi dan konsultasi yang jujur, mendalam, dan konstruktif mengenai isu-isu ekonomi dan perdagangan yang menjadi kepentingan bersama, dan mencapai konsensus dasar mengenai pengaturan untuk mengatasi masalah masing-masing,” tambah Guo Jiakun.

China dan AS mengadakan perundingan dagang di Kuala Lumpur pada 25-26 Oktober 2026. Delegasi China dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri He Lifeng, sedangkan delegasi AS dipimpin oleh Menteri Keuangan Scott Bessent.

Bessent mengatakan China akan “menunda” kontrol ekspor mineral tanah jarang yang banyak digunakan dalam pembuatan jet tempur, ponsel maupun kendaraan listrik selama satu tahun sebagai bagian dari kesepakatan.

Wakil Menteri Perdagangan China Li Chenggang yang menjadi negosiator China dalam perundingan tersebut mengungkapkan kedua negara sudah mencapai “konsensus awal” dan selanjutnya akan melalui proses persetujuan internal masing-masing.

Sedangkan Kementerian Perdagangan China dalam rilis di lamannya menyebut negosiasi tersebut termasuk soal kebijakan AS di bidang logistik maritim dan industri galangan kapal terhadap China, perpanjangan masa penangguhan tarif timbal balik, tarif fentanil dan kerja sama penegakan hukum, perdagangan produk pertanian, serta pengendalian ekspor.

“Kedua belah pihak sepakat untuk mendefinisikan lebih lanjut hal-hal spesifik dan memenuhi prosedur ratifikasi domestik masing-masing,” demikian disebutkan dalam pernyataan tersebut.

Untuk mengatasi perbedaan dan gesekan yang timbul dalam kerja sama ekonomi dan perdagangan, kedua negara harus menemukan cara untuk menyelesaikan masalah masing-masing secara tepat melalui dialog dan konsultasi yang setara, berdasarkan prinsip saling menghormati, hidup berdampingan secara damai, dan kerja sama yang saling menguntungkan.

“Diharapkan AS dan China dapat mencapai titik temu, bersama-sama mengimplementasikan konsensus penting yang dicapai kedua kepala negara dan hasil konsultasi ekonomi dan perdagangan sebelumnya sejak awal tahun ini, semakin meningkatkan rasa saling percaya, mengelola perbedaan, memperluas kerja sama yang saling menguntungkan, dan memajukan hubungan ekonomi dan perdagangan bilateral ke tingkat yang lebih tinggi,” kata Kementerian Perdagangan China.

Sedangkan AS disebut bersedia menyelesaikan perbedaan dan memperkuat kerja sama dengan China melalui kesetaraan dan rasa hormat untuk mencapai pembangunan bersama. Kedua negara jga menjaga komunikasi yang erat mengenai isu-isu di bidang ekonomi dan perdagangan, mendorong pembangunan hubungan ekonomi dan perdagangan China-AS yang sehat, stabil dan berkelanjutan.

Sebelumnya Presiden Trump mengatakan akan mengenakan tarif tambahan 100 persen untuk barang-barang China mulai November sebagai balasan atas pengetatan ekspor mineral tanah jarang yang sangat dibutuhkan untuk produksi barang elektronik.

China juga menghentikan pembelian kedelai dari AS padahal China adalah pelanggan kedelai terbesar AS yang mengimpor separuh dari seluruh ekspor senilai 24 miliar dolar AS pada 2024.

Bessent mengungkapkan ia mengantisipasi bahwa penghentian sementara perang tarif dengan China akan diperpanjang setelah 1 November, dan bahwa China akan melanjutkan kembali impor kedelai dari AS dalam jumlah besar setelah tidak membeli sama sekali pada September 2025 dan malah membeli kedelai dari Brasil dan Argentina.

Presiden Trump dan Presiden Xi Jinping sendiri dijadwalkan mengadakan pembicaraan pada Kamis (30/10) di Korea Selatan.

Pertemuan itu disebut juga akan mencakup soal TikTok yang sebelumnya diminta untuk menjual operasinya di AS atau berisiko ditutup, tapi Trump telah menunda plarangan tersebut sebanyak empat kali untuk memfasilitasi negosiasi dan telah memperpanjang batas waktu lagi hingga Desember.

Gedung Putih sebelumnya juga sudah mengumumkan sudah bahwa perusahaan-perusahaan AS akan mengendalikan algoritma TikTok dan warga Amerika akan memegang enam dari tujuh kursi dewan direksi untuk operasi aplikasi tersebut di AS.

Trump juga mengatakan bahwa isu yang akan ia bicarakan dengan Xi adalah fentanil. AS menuduh China gagal mengekang aliran internasional bahan kimia untuk opioid sehingga menjadi satu pembenaran Trump untuk mengenakan tarif kepada China.

Baca juga: Menlu AS-China berbicara via telepon jelang pertemuan Trump-Xi

Baca juga: China dan AS capai kesepakatan dasar dalam perundingan dagang

Baca juga: AS dan China gelar perundingan dagang di Malaysia akhir pekan ini

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.