“Cityfly” jadi tren perjalanan baru di sektor pariwisata China

“Cityfly” jadi tren perjalanan baru di sektor pariwisata China

  • Selasa, 21 Oktober 2025 18:55 WIB
  • waktu baca 4 menit
Para wisatawan menikmati tur wisata helikopter di Sanya, Provinsi Hainan, China selatan, 3 Mei 2025. (ANTARA/Xinhua/Guo Cheng)

Hangzhou (ANTARA) – Lupakan jalan-jalan santai berkeliling. Sebuah tren baru membawa pariwisata di China ke level yang lebih tinggi, secara harfiah. Dijuluki sebagai “cityfly”, tren ini membuat para pencari sensasi “menukar” trotoar kota dengan pemandangan dari udara dan penjelajahan horizontal dengan pemandangan vertikal.
Mengikuti jejak “citywalk”, tren “cityfly”, mulai dari paralayang dan terjun payung hingga wisata naik helikopter untuk menikmati pemandangan, dengan cepat menjadi kata kunci di kalangan pelancong muda China. Tren ini mencerminkan pergeseran konsumen yang didorong oleh ekonomi ketinggian rendah (low-altitude economy) yang sedang berkembang pesat di negara tersebut.

Pada suatu pagi di musim gugur, Li Duo, seorang wanita asal Shanghai berusia awal 20-an tahun, menjajal paralayang untuk pertama kalinya. Dia lepas landas di bawah bimbingan seorang instruktur dari sebuah pangkalan paralayang di Gunung Mogan di wilayah Deqing, Provinsi Zhejiang, China timur.

“Sungguh menakjubkan melayang-layang di atas hutan bambu dan kebun teh yang terhampar melandai sementara angin menderu di telinga saya,” tutur Li antusias setelah mendarat.
“Pengalaman ini membuka perspektif baru bagi saya dan memberi saya beberapa foto yang luar biasa,” katanya.

Yang Aiping, manajer pangkalan paralayang itu, menyampaikan bahwa jumlah pengunjung tahunan meroket dari kurang dari 10.000 orang pada 2019, ketika pangkalan itu pertama kali dibuka, menjadi lebih dari 100.000 orang saat ini.

Di Provinsi Zhejiang, pariwisata ketinggian rendah sedang bertransisi dari petualangan khusus menjadi aktivitas arus utama. Selama musim libur delapan hari saat Hari Nasional China dan Festival Pertengahan Musim Gugur awal bulan ini, Kota Huzhou, yang menaungi Deqing, telah meluncurkan 16 rute penerbangan ketinggian rendah yang menghubungkan tujuh lokasi, sehingga menarik lebih banyak wisatawan.

Deqing dan Anji, wilayah lain di bawah pemerintahan Huzhou, telah ditetapkan sebagai zona percontohan tingkat provinsi untuk ekonomi ketinggian rendah, mencerminkan dukungan kebijakan yang kuat untuk perkembangan pesat sektor ini di Zhejiang.

Foto drone udara yang diambil pada 14 September 2025 menunjukkan para wisatawan sedang menikmati paralayang di kawasan wisata di Kota Linyi, Provinsi Shandong, China timur. (ANTARA/Xinhua/Wu Jiquan)

Tren ini sedang naik daun di seluruh China. Di Sanya, sebuah kota resor di Provinsi Hainan, China selatan, terjun payung telah menjadi salah satu atraksi terpopuler. Zhang Enming, manajer sebuah pangkalan terjun payung di Sanya, mengatakan mereka menerima kunjungan sekitar 6.000 pelanggan pada kuartal pertama 2025, naik lebih dari 20 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Data resmi menunjukkan bahwa sektor pariwisata ketinggian rendah Sanya melayani sekitar 287.000 wisatawan pada paruh pertama 2024, menandai lonjakan 112 persen dari tahun sebelumnya. Sektor ini menghasilkan pendapatan lebih dari 730 juta yuan (1 yuan = Rp2.328) atau sekitar 102,9 juta dolar AS serta menciptakan 2.300 lapangan kerja selama periode tersebut. Pertumbuhan kuat itu terus berlanjut hingga tahun ini.

Zhao Yuehua, seorang ahli dari pusat penelitian industri penerbangan China Development Observation, mengaitkan peningkatan popularitas wisata udara ini dengan ekonomi ketinggian rendah yang berkembang pesat di China, yang telah mengurangi biaya penerbangan dan memicu antusiasme masyarakat untuk mendapatkan pengalaman terbang.

Zhao menyebut bahwa biaya penerbangan anjlok dari sekitar 3.000 yuan per orang satu dekade yang lalu menjadi sekitar 1.000 yuan saat ini, sehingga secara signifikan meningkatkan aksesibilitas ke pengalaman ketinggian rendah bagi masyarakat umum.

Ekonomi ketinggian rendah di China mendapatkan daya tarik yang belum pernah terjadi sebelumnya setelah dimasukkan ke dalam laporan kerja pemerintah pada 2024, yang menempatkannya sebagai mesin pertumbuhan baru. Sektor ini diperkirakan akan mencapai skala pasar 1,5 triliun yuan per 2025 dan akan terus berkembang menjadi 3,5 triliun yuan per 2035, menurut perkiraan Administrasi Penerbangan Sipil China (Civil Aviation Administration of China/CAAC).

Data menunjukkan ada 89.000 perusahaan aktif yang terkait dengan ekonomi ketinggian rendah di China. Di antara perusahaan-perusahaan tersebut, sekitar 11.700 di antaranya terdaftar dalam lima bulan pertama tahun ini, lonjakan 220 persen (yoy) yang melampaui jumlah pendaftaran sepanjang tahun lalu.

Liao Jian, direktur operasional zona pariwisata Pulau Wuzhizhou di Sanya, mengatakan bahwa dengan mengubah perjalanan dari pengalaman dua dimensional menjadi tiga dimensional, pariwisata ketinggian rendah menjembatani kesenjangan di pasar dan menyuntikkan momentum baru ke dalam konsumsi pariwisata.

Pewarta: Xinhua
Editor: Ade irma Junida
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait

Rekomendasi lain

  • Related Posts

    Pengamat: Pengembalian Rp13,2 triliun kerja sistemik lembaga hukum

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Pengamat: Pengembalian Rp13,2 triliun kerja sistemik lembaga hukum Selasa, 21 Oktober 2025 21:56 WIB waktu baca 3 menit…

    Pulau Untung Jawa jadi tujuan favorit wisatawan di Kepulauan Seribu

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Pulau Untung Jawa jadi tujuan favorit wisatawan di Kepulauan Seribu Selasa, 21 Oktober 2025 21:55 WIB waktu baca…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *