
Giring sebut Karya musik Garam dan Madu sebagai keterbukaan budaya
- Kamis, 4 September 2025 14:29 WIB
- waktu baca 2 menit

Saya tidak boleh joget-joget soalnya, tapi kaki saya dari tadi goyang sebetulnya, jadi bisa didengar itu gendangnya, gendang dangdut, tapi tempo nyanyinya gaya hip-hop R&B barat
Denpasar (ANTARA) – Wakil Menteri Kebudayaan (Wamenbud) Giring Ganesha dalam sesi pleno forum internasional Culture, Heritage, Art, Narrative, Diplomacy, and Innovation (CHANDI) 2025 mencontohkan karya musik Garam dan Madu sebagai bentuk keterbukaan budaya Indonesia.
“Ini bentuk lagi bahwa anak-anak mudanya kita luar biasa, terbuka, toleran, dan bisa menghasilkan ekspresi budaya baru,” kata Wamenbud Giring Ganesha di Denpasar, Bali, Kamis.
Di hadapan delegasi 40 negara, Wamenbud menjelaskan bahwa Garam dan Madu (Sakit Dadaku) adalah lagu yang dibawakan Tenxi, Naykilla, dan Jemsii, anak muda Indonesia yang belum lama melejit karena lagunya yang melahirkan genre baru dan ekspresi budaya baru.
“Ini adalah salah satu lagu unggul di Indonesia, yaitu Garam dan Madu, di YouTube ditonton 142 juta, di Spotify didengarkan 200 juta, dan ini kalau didengar, ini campuran hip-hop barat dengan musik dangdut,” ujar Giring Ganesha.
Baca juga: Lirik lagu “Garam dan Madu” (Sakit Dadaku) yang viral di TikTok
Wamenbud yang juga seorang musisi itu mempersilahkan delegasi mendengar langsung alunan musik dari lagu tersebut, dimana terdengar jelas alunan kendang khas musik dangdut Indonesia dengan paduan tempo hip-hop.
“Saya tidak boleh joget-joget soalnya, tapi kaki saya dari tadi goyang sebetulnya, jadi bisa didengar itu gendangnya, gendang dangdut, tapi tempo nyanyinya gaya hip-hop R&B barat,” kata Giring Ganesha disambut tawa dan tepuk tangan peserta CHANDI 2025.
Contoh keterbukaan ini sesuai dengan tema sesi pleno CHANDI 2025 kali ini yaitu “Tradition Meets Modernity: The Power of Culture to Build Bridges Across Nations and Promote Global Cultural Leadership”.
Wamenbud Giring ingin menunjukkan bahwa Indonesia kreatif dalam beradaptasi dengan budaya-budaya baru.
Baca juga: Fadli Zon paparkan lima komitmen global untuk masa depan kebudayaan
Selain karya musik, ia mencontohkan karya film horor yang menuturkan kisah-kisah mistis yang melekat di Indonesia, dimana para sutradara berhasil mengemas alur cerita sampai disukai masyarakat dunia.
“Sutradara-sutradara unggul kita, seperti Joko Anwar, yang terkenal membuat film-film horor juga beradaptasi, bagaimana mengadaptasikan cerita-cerita kita untuk agar bisa maju internasional,” ujarnya.
“Makanya, film seperti KKN Desa Penari dan Pengabdi Setan selalu laku, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di Netflix sebagai siaran unggulan dunia juga,” tambah Wamenbud Giring Ganseha.
Baca juga: Wamenbud: Nantinya bioskop tak hanya putar film “box office”
Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
Komentar
Berita Terkait
Menbud: Jadikan budaya solusi hadapi masalah global
- Kemarin 13:15
Rekomendasi lain
Lirik lagu “Ditinggal Rabi” oleh NDX AKA
- 9 September 2024
Segudang keutamaan menikahi janda dalam Islam
- 13 September 2024
Segini modal yang harus dikeluarkan untuk buka warung Madura
- 3 November 2024
Aturan mengikuti tes online Rekrutmen Bersama BUMN 2025
- 14 April 2025
7 atlet renang berprestasi dari Indonesia
- 10 September 2024
Tips lunasi utang pinjol dengan cepat dan efektif
- 17 Juli 2024
Cara mengaktifkan kembali M-Banking Livin’ by Mandiri yang terblokir
- 19 Februari 2025
Lirik lagu patah hati “Sadrah” dari For Revenge
- 29 Agustus 2024