Pemerintah siapkan Rp1,5 triliun untuk serap gula dari petani tebu

Pemerintah siapkan Rp1,5 triliun untuk serap gula dari petani tebu

  • Kamis, 21 Agustus 2025 23:58 WIB
  • waktu baca 2 menit
Pemerintah siapkan Rp1,5 triliun untuk serap gula dari petani tebu
Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman memberi keterangan ketika ditemui setelah menghadiri Rapat Kerja dengan Komisi IV yang membidangi pertanian di Senayan, Jakarta, Kamis (21/8/2025). (ANTARA/Putu Indah Savitri)

Jakarta (ANTARA) – Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengatakan pemerintah menyiapkan anggaran sekitar Rp1,5 triliun untuk menyerap gula dari petani tebu.

“Rencananya, kami keluarin pertama itu anggaran Rp1,5 triliun, saya kira cukup,” ucap Amran ketika ditemui setelah menghadiri Rapat Kerja dengan Komisi IV yang membidangi pertanian di Senayan, Jakarta, Kamis.

Dana tersebut tercetus setelah Amran berkomunikasi dengan CEO Danantara Indonesia Rosan Roeslani ihwal penumpukan gula dari petani tebu nasional.

Pembelian gula tersebut nantinya akan dilakukan oleh ID Food selaku BUMN di bidang pangan.

“Pak Rosan mengeluarkan atau menyediakan dana untuk membeli gula petani. Rencananya (penugasan) ID Food,” kata Amran.

Ia bersyukur sebab Indonesia memiliki stok gula yang melimpah, dan kini yang menjadi fokus pemerintah adalah membantu petani dengan menjadi off taker atau pembeli gula yang dihasilkan.

“Doakan secepatnya (gula terserap),” katanya.

Sebelumnya, petani tebu di Jawa Timur mendesak pemerintah melakukan perbaikan total tata niaga gula akibat serapan rendah yang dipicu rembesan gula rafinasi ke pasar konsumsi sejak awal musim giling 2025.

Koordinator Forum Petani Tebu Tasirin mengatakan sejak pemerintah mencanangkan swasembada gula, petani mulai bergairah menanam tebu.

Namun, antusiasme itu kembali terhambat karena gula petani tidak terserap pasar akibat kehadiran gula rafinasi impor.

Sebagai informasi, gula rafinasi adalah hasil pemurnian dari gula mentah (raw sugar), sedangkan gula fortifikasi adalah gula yang ditambahkan zat gizi mikro.

Kedua jenis gula tersebut berasal dari impor dan harganya lebih murah dari Gula Kristal Putih (GKP) yang dihasilkan petani tebu lokal.

Terkait dengan gula rafinasi, Amran dengan tegas mengatakan tidak boleh ada gula rafinasi yang merembes ke pasar konsumsi.

“Kami sudah koordinasi dengan penegak hukum. Nggak boleh. Masa mau merugikan petani kita? Jangan mengambil kesempatan,” kata Amran.

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait

Rekomendasi lain

  • Related Posts

    Pemprov Kaltara dukung UMKM naik kelas dengan gandeng ritel modern – ANTARA News

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Komentar Kirim Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE. Berita Terkait Video Pemulihan Bandara Internasional Juwata jadi peluang…

    BI Kepri gelar Gebyar Melayu Pesisir untuk akselerasi ekspor UMKM – ANTARA News

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Komentar Kirim Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE. Berita Terkait Bank Indonesia Kediri libatkan PPK Kota Madiun…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *