Israel gempur Suriah usai kerusuhan di Damaskus meletus

Israel gempur Suriah usai kerusuhan di Damaskus meletus

  • Sabtu, 3 Mei 2025 14:55 WIB
  • waktu baca 3 menit
Israel gempur Suriah usai kerusuhan di Damaskus meletus
Ilustrasi – Israel menggempur Suriah. /ANTARA/Anadolu/py.

Yerusalem/Ankara (ANTARA) – Israel meningkatkan serangan militer di Suriah dengan melancarkan serangan udara ke wilayah pinggiran Damaskus dan mengeluarkan ancaman terhadap kepemimpinan Suriah. Serangan itu dilakukan dengan dalih merespons kerusuhan di kawasan yang dihuni komunitas Druze pada awal pekan ini.

Serangan udara yang dilakukan pada Kamis (1/5) itu, menurut pemerintah Suriah, menewaskan sejumlah warga sipil termasuk dari komunitas Druze. Aksi kekerasan sebelumnya pecah pada Selasa dan Rabu di wilayah Ashrafiyat Sahnaya dan Jaramana, dekat Damaskus.

Menurut pejabat Suriah, bentrokan dipicu oleh bocoran pesan suara yang diduga berasal dari seorang warga Druze yang berisi hinaan terhadap Nabi Muhammad SAW. Akibat bentrokan tersebut, sedikitnya 16 orang dilaporkan tewas, termasuk aparat keamanan.

Pemimpin otoritas dan kepala pertahanan Israel menyebut serangan udara tersebut sebagai “operasi peringatan” untuk mencegah terjadinya kekerasan terhadap komunitas Druze. Sementara kepala otoritas luar negeri Israel, Gideon Saar, menyerukan tindakan internasional untuk “melindungi kelompok minoritas di Suriah” dari “rezim dan kelompok terorisnya.”

Kepala pertahanan Israel, Israel Katz, juga mengeluarkan ancaman terbuka: “Jika kekerasan terhadap warga Druze di Suriah tidak dihentikan, kami akan merespons dengan sangat keras.”

Pemerintah Suriah mengecam serangan tersebut sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan negara. Menteri Luar Negeri Suriah, Asaad al-Shaibani, menegaskan bahwa persoalan internal harus diselesaikan melalui dialog antar-komunitas, dan memperingatkan agar tidak ada campur tangan asing.

Direktorat Keamanan Umum Suriah menyatakan bahwa situasi telah kembali tenang setelah diadakan pertemuan dengan para pemimpin lokal. Pemerintah juga mengumumkan gencatan senjata dan rencana pengumpulan senjata dari warga di Jaramana dan Ashrafiyat Sahnaya.

Media penyiaran publik Israel melaporkan bahwa tentara Israel dari komunitas Druze telah meminta para pejabat tinggi untuk “turun tangan” demi melindungi keluarga mereka yang berada di seberang perbatasan.

Otoritas Suriah menuding bahwa kekerasan dipicu oleh “kelompok pelanggar hukum” yang ingin menciptakan ketegangan sektarian. Pemerintah menegaskan bahwa seluruh warga Suriah, termasuk komunitas Druze, diperlakukan sama di mata hukum.

Serangan Israel pada Rabu dikabarkan menyasar wilayah di sekitar Ashrafiyat Sahnaya. Kantor berita resmi Suriah, SANA, menyebutkan bahwa serangan tersebut menimbulkan korban jiwa dari kalangan sipil, termasuk warga Druze.

Serangan itu menjadi salah satu aksi militer terbaru Israel di wilayah Suriah. Sejak Februari lalu, Tel Aviv telah meningkatkan intensitas serangan udara ke berbagai wilayah Suriah, meski tidak ada ancaman langsung dari pemerintahan Presiden Ahmed al-Sharaa.

Israel telah menduduki sebagian besar wilayah Dataran Tinggi Golan milik Suriah sejak tahun 1967. Setelah pemerintahan Bashar al-Assad runtuh pada Desember lalu, Israel menyatakan perjanjian pelepasan senjata 1974 tidak lagi berlaku dan mengambil alih wilayah zona demiliterisasi.

Ketegangan terus meningkat, sementara kekhawatiran internasional juga bertambah karena tindakan Israel yang mengeklaim dilakukan demi melindungi kelompok minoritas — terutama di tengah tahun kedua genosida di Gaza.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Israel serang wilayah Damaskus dekat istana kepresidenan

Baca juga: Sekjen PBB: Serangan Israel langgar kedaulatan Suriah

Baca juga: Suriah sebut serangan Israel di Damaskus 'eskalasi berbahaya'

Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait

Rekomendasi lain

  • Related Posts

    Sempat Kabur ke Hutan, Pria Pemerkosa Gadis Disabilitas di Mamuju Ditangkap

    Mamuju – Pria bernama Sandi (35) yang memperkosa gadis penyandang disabilitas berusia 15 tahun di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Selatan (Sulsel) ditangkap polisi. Pelaku sempat kabur dan bersembunyi di dalam hutan…

    10 Orang Kena OTT KPK di Bekasi, Salah Satunya Bupati Ade Kuswara

    Jakarta – KPK telah menggelar operasi tangkap tangan (OTT) di wilayah Bekasi, Jawa Barat. Salah satu pihak yang diamankan adalah Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang. “Benar, salah satunya (bupati Kabupaten…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *