
15 proyek migas senilai Rp13,6 triliun ditargetkan beroperasi 2025
- Kamis, 13 Maret 2025 00:36 WIB
- waktu baca 2 menit

Harapannya, terkait 15 proyek ini, yang kami dorong supaya jangan terjadi keterlambatan
Jakarta (ANTARA) – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan 15 proyek migas senilai 832,7 juta dolar AS atau setara dengan Rp13,6 triliun (kurs Rp16.366) beroperasi pada 2025.
“Tahun 2025 sendiri, ditargetkan ada sekitar 15 proyek yang harapannya akan on-stream di tahun ini, dengan nilainya di sekitar 832,7 juta dolar AS,” kata Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D Suryodipuro dalam acara buka puasa bersama di Jakarta, Rabu malam.
Dengan beroperasinya 15 proyek migas tersebut, Hudi memaparkan bahwa terdapat potensi untuk menambah dan/atau mempertahankan kapasitas produksi minyak sebesar 73.335 BOPD (barel minyak per hari), dan kapasitas gas 896 MMSCFD (juta kaki kubik standar gas per hari).
Apabila volume gas dikonversi menjadi setara minyak, maka kapasitas produksi migas menjadi 233.389 BOEPD (barel setara minyak per hari).
Adapun yang dimaksud dengan mempertahankan kapasitas produksi merujuk pada sumur-sumur yang dilakukan peremajaan atau revamping, khususnya untuk sumur-sumur tua.
Total produksi minyak dan gas tahun 2025 dari 15 proyek migas tersebut adalah 64.913 BOPD untuk minyak, 792 MMSCFD untuk gas, sehingga menjadi 206.288 BOEPD untuk migas, setelah volume gas dikonversi menjadi setara minyak.
“Harapannya, terkait 15 proyek ini, yang kami dorong supaya jangan terjadi keterlambatan, walaupun tentu saja ada tantangan-tantangan yang mungkin saat ini terjadi,” ucap Hudi.
Dalam kesempatan tersebut, Hudi juga menyampaikan bahwa SKK Migas menyiapkan tiga strategi untuk menggencarkan lifting migas dalam rangka memenuhi kebutuhan kilang 1 juta barel yang akan dibangun oleh pemerintah.
Ketiga strategi tersebut meliputi optimalisasi produksi menggunakan teknologi, reaktivasi sumur idle, serta eksplorasi yang masif.
Meskipun demikian, ia menegaskan bahwa peningkatan lifting tidak hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan kilang 1 juta barel yang kini sedang direncanakan oleh pemerintah.
Hudi menyampaikan, meskipun kilang tersebut tidak ada, lifting migas tetap harus didongkrak untuk memenuhi kebutuhan energi di dalam negeri.
“Produksi kita di kisaran 600 ribu (barel) lah, kita pukul rata. Sementara konsumsinya ada di sekitar 1,5 juta barel. Jadi, kebutuhan kita untuk meningkatkan lifting tetap harus ada,” kata Hudi.
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2025
Komentar
Berita Terkait
SKK Migas sebut 15 proyek migas akan berproduksi di 2024
- 12 Januari 2024
BP migas: 15 proyek mulai produksi 2012
- 18 Desember 2011
Menteri ESDM lantik pejabat pimpinan SKK Migas
- 26 Februari 2025
Rekomendasi lain
Mengenal bank-bank BUMN dan perannya dalam ekonomi nasional
- 26 Februari 2025
Cara membuat kartu kuning pencari kerja bisa secara online
- 14 Oktober 2024
Cara atasi kartu ATM BRI terblokir tanpa harus ke bank
- 1 Agustus 2024
Jadi Calon Gubernur Aceh 2024, segini harta kekayaan Muzakir Manaf
- 22 November 2024
7 negara termiskin di dunia pada 2024
- 16 Agustus 2024
Profil Gus Miftah, salah satu Utusan Khusus Presiden Prabowo
- 23 Oktober 2024
Tarif tol Jakarta-Bandung terbaru 2024
- 15 Agustus 2024