InhuPost, JAKARTA – Guna menambah khasanah dan wawasan mengenai budidaya dan pengelolaan komoditas non sawit, PT. BGA mengajak dan mendampingi mitra binaan benchmarking di Kabupaten Lampung dan Lampung Timur. Harapannya mitra binaan bisa mengembangkan komoditas lain sebagai sumber pendapatan alternatif.
Melalui benchmarking ini diharapkan dapat membantu mitra binaan mengetahui dan melihat langsung potensi komoditas lain selain sawit. Komoditas yang memiliki nilai ekonomi sebagai sumber pendapatan alternatif, serta sebagai motivasi bagi mitra binaan agar lebih meningkatkan produktivitas hasil dari lahan yang belum terkelola.
Pada kesempatan kali ini, PT. BGA melalui Bumitama Peduli Lingkungan (BULIAN) mengajak mitra binaan dari Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD), Kelompok Tani Hutan (KTH) Hutan Kemasyarakatan dan Hutan Rakyat di Provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.
BACA JUGA: Rantai Pasok Minyak Sawit Masih Dihadapkan Beragam Kendala
Rombongan itu terdiri dari 18 orang dan dipimpin langsung Position Controller dan Manajer dari Regional di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Position Controller Regional Mentaya Indra Yapet mengatakan, benchmarking ini merupakan salah satu usaha untuk mewujudkan misi PT. BGA yaitu tumbuh berkembang bersama masyarakat sekitar perusahaan dan tetap menjaga lingkungan.
“Kegiatan benchmarking ini merupakan bagian pendampingan dari program Income Generating Exercise Non Sawit (IGA Non Sawit) dari Dept. Konservasi dan CSR BGA,” katanya.
Benchmarking dilakukan selama Tiga hari berturut-turut dari tanggal 26 – 28 Agustus 2022. Pada hari pertama rombongan berkunjung ke Kawasan Wisata Aglaonema Kota Metro Lampung, disini rombongan belajar bagaimana potensi usaha dan pasar Aglaonema, cara pembibitan dan perawatan yang baik, serta diberikan tambahan wawasan tentang jenis-jenis yang sedang tren dipasaran.
BACA JUGA: Mengenal Ang Boon Beng, Sang Peneliti Senior Benih Unggul Sawit
Pada hari ke dua, rombongan belajar ke Baitul Cocoa yaitu Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) milik Pak Riswanto yang berlokasi di Lampung Timur. Di Baitul Cocoa, rombongan belajar jenis-jenis klon kakao, potensi produksi masing-masing klon dan ketahanannya terhadap HPT, cara pembibitan dan pemeliharaan, cara panen dan pasca panen yaitu fermentasi dan pengeringan biji, serta kriteria dan bentuk biji kakao premium yang banyak diminati oleh pasar nasional dan internasional.
Lantas, kunjungan hari ke tiga dilanjutkan di Kebun Percontohan BPTP Lampung, Kota Bandar Lampung untuk melihat kebun induk kopi, vanili, lada perdu dan cabe jawa. Benchmarking ini juga dimanfaatkan rombongan untuk memperluas networking dengan petani dan pelaku usaha di Provinsi Lampung.
Menurut Conservation Supervisor BGA, Andi Muhammad Amin, diajaknya mitra binaan ke Provinsi Lampung agar dapat belajar dan melihat langsung bagaimana masyarakat diluar wilayah Kalimantan memanfaatkan lahan-lahan mereka untuk bisnis yang menguntungkan, khususnya dengan komoditas non sawit.
BACA JUGA: Kenali Gejala Peyakit Ganoderma di Perkebunan Kelapa Sawit
“Kalimantan lebih dikenal sebagai daerah sentra produksi kelapa sawit sehingga masyarakat lebih tertarik menanam kelapa sawit, padahal banyak komoditas lain yang juga mempunyai prospek pasar yang besar. Kita sadar bahwa tidak semua lahan bisa untuk ditanami kelapa sawit, lahan di Hutan Desa, Hutan Kemasyarakatan, dan Hutan Rakyat terlarang untuk kelapa sawit. Atas dasar itulah sehingga kami mendorong pengembangan Agroforestry dengan komoditas non sawit untuk merehabilitasi lahan kosong dan bekas terbakar di mitra perhutanan sosial kami,” jelas Andi Muhammad Amin. (T2)
Sumber: Majalah InhuPost Edisi September 2022
Dibaca : 244
Dapatkan update berita seputar harga TBS, CPO dan industri kelapa sawit setiap hari dari InhuPost.com. Mari bergabung di Grup Telegram “InhuPost – Records Replace”, caranya klik hyperlink InhuPost-Records Replace, kemudian be half of. Anda harus set up aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Bisa juga IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.