Kondisi Terkini Pidie Jaya Usai Diterjang Banjir Susulan

BANJIR susulan yang sempat merendam pemukiman warga di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, pada Rabu, 24 Desember 2025 kini airnya sudah surut. Masalah yang tersisa adalah endapan lumpur yang terbawa oleh air bah.

Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca

“Sampai hari ini ada dua desa yang berada di Kecamatan Meureudu, Pidie Jaya, itu ada Gampong Dayah Husein dan Gampong Mancang yang sulit diakses karena lumpurnya masih tinggi,” kata Khairul Fahmi, relawan di Pidie Jaya yang dihubungi pada Sabtu, 27 Desember 2025.

Fahmi bercerita, karakteristik lumpur yang mengelilingi rumah warga di kedua desa itu cukup berbeda dari endapan pada banjir pertama pada akhir November lalu. Lumpur yang terbawa oleh banjir susulan memiliki kadar air lebih tinggi.

Sehingga meskipun ketebalannya tidak mencapai satu meter dari permukaan tanah seperti banjir pertama, lumpur itu dianggap menyulitkan kendaraan yang hendak melintas.

Menurut Fahmi, pada saat kejadian, warga diungsikan ke jalan raya yang memiliki dataran lebih tinggi dibanding rumahnya. Tiga hari setelah banjir, sejumlah keluarga telah kembali ke rumah masing-masing. Namun, ada juga yang bertahan di tenda pengungsian karena kesulitan menuju medan yang terendam lumpur.

Berdasarkan data dampak banjir yang dikumpulkan oleh para relawan, Fahmi menyebut setidaknya 32 desa dari 5 Kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya terdampak dari banjir susulan ini. Rumah warga yang telah dibersihkan secara manual kini kondisinya sama seperti sebelum dibersihkan akibat banjir susulan.

“Masyarakat dan relawan susah membersihkan karena lumpurnya bertumpuk-tumpuk di depan atau di dalam rumah,” kata laki-laki berusia 31 tahun itu.

Namun, Fahmi juga mengatakan bahwa ada masyarakat yang dengan sengaja menunda membersihkan rumah lantaran takut banjir kembali datang. Pasalnya, curah hujan yang tinggi merupakan penyebab meluapnya air sungai dan membanjiri Pidie Jaya.

Berdasarkan kondisi tersebut, Fahmi berharap pemerintah daerah dan pemerintah provinsi Aceh memberikan bantuan alat berat untuk membersihkan sisa material banjir. “Kalau kami membersihkan dengan alat-alat yang manual mungkin membutuhkan waktu yang sangat lama,” ujar dia.

Banjir ini terjadi akibat meluapnya air Sungai Keude Meureude dan Ule Gule pada Rabu, 24 Desember 2025. Air sungai itu meluap setelah hujan deras mengguyur Pidie Jaya selama hampir seharian penuh. Menurut catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Pidie Jaya, tidak ada korban jiwa dalam insiden ini.

Dede Leni Mardianti berkontribusi dalam tulisan ini 

  • Related Posts

    Menko PMK Pratikno Temui Jokowi di Kediamannya, Ada Apa?

    Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno berkunjung ke kediaman Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi), di Sumber, Solo. Pratikno datang seorang diri. Dilansir detikJateng,…

    Korban Tewas Bencana Sumatera 1.138 Jiwa, Hilang 163 Orang

    KEPALA Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan jumlah korban jiwa banjir bandang dan tanah longsor di tiga provinsi Sumatera kembali bertambah. Berdasarkan…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *