Perempuan Tangguh, Pertiwi Utuh

INFO TEMPO – Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menghadiri peringatan Hari Ibu yang digelar PDIP di Ballroom Jayakarta, Gedung Nyi Ageng Serang, Jakarta Selatan, pada Kamis, 18 Desember 2025. Acara bertema “Merawat Pertiwi: Perempuan Tangguh, Pertiwi Utuh” itu menjadi ajang penghormatan sejarah perjuangan perempuan sekaligus perayaan ketangguhan perempuan masa kini.

Suasana khidmat terasa ketika Megawati memberikan apresiasi kepada tiga perempuan veteran. Mereka adalah Sriatun, Sofiatun, dan Murtinah yang berdedikasi dalam sejarah perjuangan bangsa. Apresiasi juga diberikan kepada tokoh inspiratif masa kini, yakni Mahariah, penjaga lingkungan dari Kepulauan Seribu dan serta Maria Loretha, pejuang pangan asal Nusa Tenggara Timur. Penghargaan ini menegaskan pesan bahwa perempuan adalah pilar penting dalam menjaga kedaulatan lingkungan dan pangan.

Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca

Ketangguhan perempuan lintas generasi ditampilkan lewat peragaan busana unik yang melibatkan pekerja perempuan dari berbagai profesi. Mulai dari pemadam kebakaran, pengemudi ojek daring, petani, nelayan, petugas kebersihan, petugas Satpol PP, hingga tenaga professional, seperti bidan, guru, dokter, pengacara, jurnalis, dan kreator. Parade tersebut disambut antusias oleh Megawati yang menyaksikan satu per satu peserta melenggang mengenakan seragam kerja mereka.

Pada kesempatan itu, Megawati juga meluncurkan dua buku berjudul “Rahasia Rasa Nusantara” dan “Pedoman Pelatihan Perempuan Penggerak Akar Rumput”. Buku “Rahasia Rasa Nusantara” mengkurasi olahan pangan lokal bergizi, sedangkan “Pedoman Pelatihan Perempuan Penggerak Akar Rumput” menjadi perangkat literasi serta penguatan kapasitas perempuan.

Kepada perempuan Indonesia, Megawati berpesan agar menjaga keseimbangan dalam menjalankan peran. “”Kalian mesti semangat. Mau dandan secantik apa pun, boleh. Tetapi dandan itu jangan hanya untuk diri sendiri,” kata Megawati. “Ingat, kalian adalah ibu bangsa yang mendidik anak-anak agar Indonesia tetap abadi, menjadi Indonesia Raya yang jaya.”

Megawati menyampaikan kesetaraan hak yang dijamin konstitusi adalah modal bagi perempuan untuk meraih cita-cita setinggi mungkin, namun tetap menjaga nilai-nilai keluarga. “Laki-laki dan perempuan itu sama haknya dalam konstitusi. Yang beda cuma kodratnya,” ujar Presiden Kelima RI ini seraya memotivasi para kader agar tidak merasa rendah diri dan semangat meningkatkan kemampuan.

Sejalan dengan peran perempuan sebagai penjaga generasi, Megawati menyoroti pentingnya gizi keluarga. Ia mengingatkan para ibu untuk tidak malas memasak dan menghindari ketergantungan pada makanan instan guna mencegah stunting. “Ibu saya dulu First Lady, tetapi beliau tetap memasak untuk suami dan anak-anaknya. Jangan sampai anak-anak kita kena stunting karena ibunya abai. Perempuan harus tahu cara mengolah pangan lokal yang murah dan bergizi,” tutur Megawati

Sebagai penutup rangkaian, Megawati menyerahkan bibit pohon secara simbolis kepada kepala daerah perempuan dan pimpinan DPRD perempuan dari PDIP. Penyerahan ini menandai dimulainya Gerakan Perempuan Menanam yang diharapkan menjadi aksi nyata pelestarian lingkungan di berbagai daerah. Peringatan Hari Ibu PDIP menegaskan wajah perempuan tangguh yang peduli sejarah, kemanusiaan, dan keberlanjutan lingkungan.

Suara Mega untuk Donasi Sumatera

Peringatan Hari Ibu PDI Perjuangan berubah menjadi panggung solidaritas yang hangat, jenaka, sekaligus penuh makna. Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dengan gaya khasnya memimpin aksi penggalangan dana untuk korban bencana alam di Sumatera. Bermula dari canda kemudian berujung pada komitmen kemanusiaan nyata senilai Rp 3,2 miliar.

Dimulai ketika Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno menyatakan kesediaannya menyumbang Rp 500 juta untuk korban bencana Sumatera. Alih-alih langsung puas, Megawati justru “menodong” dengan seloroh tajam yang memancing tawa hadirin. “Ngapain setengah M (miliar), saya tidak mau menyanyi kalau cuma segitu,” ujarnya. Tantangan itu langsung disambut Rano dengan menaikkan donasi pribadi menjadi Rp 1 miliar.

Belum cukup. Megawati kembali menguji semangat gotong royong para kader dengan meminta donasi dinaikkan 100 persen agar menembus Rp 2 miliar. Ballroom Jayakarta bergemuruh oleh tepuk tangan dan sorak peserta. Gelombang solidaritas yang terus mengalir membuat total donasi melesat hingga Rp 3,2 miliar.

Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno dan Ketua DPP PDIP Bidang Perempuan dan Anak Bintang Puspayoga dalam peringatan Hari Ibu di Ballroom Jayakarta, Gedung Nyi Ageng Serang, Jakarta Selatan, Kamis, 18 Desember 2025. Foto/Sandi Eko

Janji ditepati. Setelah target terlampaui, Megawati mengajak Rano Karno serta istri Gubernur DKI Jakarta, Endang Nugrahani (Hani Pramono Anung) bernyanyi bersama. Lagu Cinta Hampa karya D’Lloyd menggema, mengubah ruangan menjadi lautan suara dan kebersamaan.

Di balik kemeriahan, Megawati menyelipkan pesan serius. Ia mengingatkan agar setiap rupiah donasi dijaga integritasnya dan segera dikonversi menjadi bantuan nyata berupa makanan, obat-obatan, dan pakaian untuk warga Sumatera yang terdampak bencana. “Jangan sampai menyumbang sepuluh, yang sampai cuma lima,” katanya.

Solidaritas itu juga diwujudkan secara spiritual. Enam kader perempuan PDIP dari lintas agama memimpin doa bersama, menghadirkan suasana hening dan khidmat. Kepala tertunduk, doa dipanjatkan bagi Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.

Tak berhenti pada doa dan donasi, mesin kemanusiaan partai bergerak cepat. Rano Karno memastikan Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) PDIP telah berada di tiga wilayah terdampak sejak awal bencana. Bahkan, Kapal RS Malahayati dikerahkan menyusuri perairan Sumatera untuk memberikan pelayanan medis dan logistik.

Seorang korban bencana dari Bireuen, Aceh, Salda Kamal mengatakan bantuan Baguna PDIP yang datang pada hari-hari awal bencana sangat membantu masyarakat. Ia menyampaikan terima kasih kepada PDIP atas kehadiran cepat dan nyata di tengah kondisi darurat. Mendengar itu, Megawati tersenyum sambil mengangguk pelan.

Dalam arahannya, Megawati menegaskan bahwa dapur umum Baguna PDIP terbuka untuk semua korban bencana tanpa memandang latar belakang apa pun. Ia meminta setiap relawan segera membuka dapur umum setibanya di lokasi bencana dan memastikan makanan yang disajikan hangat serta layak. “Ini bukan urusan partai. Ini murni kemanusiaan,” ujarnya.

 Megawati juga mendesak pemerintah melakukan pendataan rinci terhadap wilayah rawan banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat agar bencana tidak terus berulang. Ia menyinggung pentingnya peran Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika dalam pemetaan dan mitigasi, terutama di negara kepulauan yang dinamis seperti Indonesia.

Peringatan Hari Ibu yang dilaksanakan PDIP bukan sekadar seremoni. Ini adalah perayaan nilai keibuan yang hakiki: merawat, melindungi, dan hadir bagi sesama di saat paling sulit. (*)

  • Related Posts

    Bibit Siklon 93S Diprediksi Meningkat Jadi Siklon, Ini Daftar Daerah Terdampak

    Jakarta – BMKG memprediksi bibit siklon tropis 93S di Samudra Hindia sebelah barat daya Jawa Barat akan berkembang menjadi siklon tropis malam ini. BMKG menyebut potensi bibit siklon tropis 93S…

    Run For Solidarity, Ribuan Peserta Doa Bersama-Galang Dana untuk Sumatera

    Jakarta – Ribuan peserta menyemarakkan Run For Solidarity yang berlangsung di kawasan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, hari ini. Kegiatan ini digelar dalam rangka aksi solidaritas sekaligus penggalangan dana…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *