BADAN Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengerahkan dukungan teknologi dalam rangka pemulihan pascabencana banjir dan tanah longsor yang melanda Provinsi Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat. BRIN mengirimkan sejumlah unit mobil Arsinum, akronim dari ‘air siap minum’ untuk mendorong peningkatan akses masyarakat terhadap air bersih di titik bencana.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Kepala BRIN Arif Satria mengatakan bahwa teknologi mobil Arsinum itu memungkinkan untuk mengubah air banjir yang mengandung endapan lumpur menjadi air layak minum. “Alhamdulillah kami sudah mengirimkan (mobil) Arsinum, air siap minum yang itu bisa mengolah air banjir, air lumpur untuk menjadi air siap minum,” kata Arif dalam konferensi pers yang digelar di kantor Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan di Jakarta, pada Rabu, 17 Desember 2025.
Menurut Arif, unit mobil Arsinum yang beroperasi di sejumlah wilayah memiliki kapasitas produksi 10 ribu liter per hari. Ke depan BRIN akan menyalurkan mobil Arsinum dengan peningkatan kapasitas produksi hingga 100 ribu liter.
“Sekarang sedang kita siapkan lagi untuk yang 20 ribu liter. Kemudian siap untuk mengolah air bersih sampai 100 ribu liter,” tutur mantan Rektor IPB University tersebut.
Dia berharap keberadaan mobil Arsinum itu bermanfaat bagi masyarakat yang terdampak bencana. Dilansir dari Antara, BRIN telah mengirimkan tiga unit mobil Arsinum dengan rincian dua unit untuk Kabupaten Aceh Tamiang dan satu unit lain ke Tapanuli Tengah. Ketiga mobil itu diberangkatkan dengan kapal pada Ahad, 14 Desember 2025.
Merujuk laman resmi BRIN, mobil Arsinum merupakan inovasi BRIN yang dirancang untuk mengolah air keruh menjadi air siap minum sesuai dengan standar Kementerian Kesehatan. Teknologi dalam mobil itu memungkinkan berbagai sumber air seperti air hujan, air PAM, air laut, hingga air berlumpur bisa diubah menjadi siap minum.
Penanganan banjir dan tanah longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat memasuki pekan ketiga. Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB melaporkan bahwa jumlah korban meninggal dalam bencana itu mencapai 1.059 jiwa pada Kamis, 18 Desember 2025 pukul 01.40 WIB.
Kemungkinan jumlah korban meninggal akan bertambah lantaran 192 orang masih dinyatakan hilang. Adapun korban jiwa paling banyak berada di Provinsi Aceh. Sebanyak 451 orang meninggal imbas air bah menerjang wilayah paling ujung utara nusantara tersebut. Lebih dari 4 ribu orang di Aceh yang mengalami luka-luka akibat bencana ekologis ini.
BNPB juga mencatat sebanyak 364 korban meninggal di Sumatera Utara dan lebih dari 2,3 ribu orang terluka. Sedangkan di Sumatera Barat, tercatat korban meninggal sebanyak 244 orang dan 382 orang luka-luka.






