INFO NASIONAL – PT Pegadaian resmi menjadi tuan rumah Bullion Connect 2025 yang mengusung tema “Linking Mines to Market”, bertempat di Ballroom The Gade Tower, pada Rabu, 12 November 2025.
Kegiatan ini menjadi ajang strategis untuk memperkuat koordinasi dan kolaborasi antara sektor hulu dan hilir dalam industri logam mulia, sekaligus mempertegas peran Pegadaian sebagai katalisator dalam membangun ekosistem bisnis yang terintegrasi.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Direktur Utama PT Pegadaian, Damar Latri Setiawan mengatakan, ajang ini menjadi momentum penting yang mempertemukan seluruh ekosistem emas di Indonesia. Dalam kegiatan ini hadir berbagai pihak yang terlibat dalam industri emas.
“Bullion Connect 2025 ini tentunya menghadirkan stakeholder yang ada di ekosistem emas. Dari hulu ada Antam dan Freeport lalu di hilir ada Pegadaian dan BSI yang tumbuh pesat untuk pengelolaan bullion bank,” ujarnya.
Ia mengatakan bahwa sebagai pemain di sektor hilir, Pegadaian terus menunjukkan pertumbuhan positif dalam pengelolaan bullion bank. Saat ini, lanjutnya, minat masyarakat terhadap emas semakin meningkat seiring dengan tren harga emas yang sedang baik. Melihat peluang tersebut, Pegadaian menyatakan kesiapan penuh untuk menjawab tingginya animo masyarakat. Pihaknya berkomitmen menghadirkan layanan dan strategi pengelolaan yang optimal.
Direktur Utama PT Pegadaian Damar Latri Setiawan saat menyampaikan paparan pada gelaran Bullion Connect 2025, di Ballroom The Gade Tower, Jakarta Pusat, pada Rabu, 12 November 2025. TEMPO/Bestari Saniya
Komitmen tersebut dibuktikan lewat sepak terjang Pegadaian yang per 31 Oktober 2025 telah mengelola emas hingga 129 ton. Damar mengatakan, Pegadaian telah mengelola sekitar 1,86 ton logam mulia dengan nilai mencapai sekitar Rp 4,14 triliun.
Ia juga memaparkan bahwa melalui layanan Pinjam Modal Kerja (PMK), Pegadaian telah menyalurkan pinjaman emas sebanyak 370 kilogram dengan nilai mencapai Rp628 miliar untuk mendukung kebutuhan modal pelaku usaha berbasis emas.
“Jadi teman-teman manufaktur, pabrik, butuh emas, butuh pinjam emas, Pegadaian bisa dan saat ini ada sekitar 37 kg atau sekitar Rp 628 miliar untuk pinjam emas di Pegadaian,” katanya.
Diketahui sejak peluncuran pada Februari 2025, bullion Pegadaian telah mengelola 28,76 ton emas dan nilainya mencapai Rp 60,83 triliun. Untuk aktivitas perdagangan emas fisik tercatat volume transaksi sebesar 7,68 ton dengan nilai mencapai Rp 14,14 triliun. Di sisi lain, penitipan emas korporasi menampung sebanyak 3,1 ton emas dengan valuasi Rp 6,88 triliun.
Produk lainnya yakni tabungan emas dengan saldo mencapai 15,75 ton atau senilai Rp 35,04 triliun dengan lebih dari 4,49 juta nasabah. Dari angka tersebut, total ekosistem emas yang berada di bawah pengelolaan Pegadaian, termasuk agunan gadai emas mencapai 129 ton.
Prestasi tersebut tak lepas dari perencanaan matang lewat peta jalan akselerasi bullion Pegadaian yang telah disusun. Damar mengatakan, 2025 menjadi menjadi momentum untuk memperkuat layanan kustodia dan investasi emas.
Pada 2026, ditargetkan Pegadaian bisa menjadi pemimpin pasar nasional dan menjadi agregator emas terkemuka. Berbagai perencanaan pun dirancang untuk mencapau tujuan tersebut seperti membangun kepemimpinan pasar dalam layanan penyimpanan dan penyediaan emas di Indonesia, membangun keahlian sebagai dealer utama dan pembuat pasar lokan dan meningkatkan kapasitas kilang Galeri 24 untuk meraih sertifikat LBMA. Peta jalan akselerasi bullion Pegadaian ini menargetkan pada 2027 untuk menembus skala global dengan menghadirkan keberagaman layanan keuangan tingkat lanjut.
“kami punya tahapan ini dan kami disiplin untuk menjaga rencana jangka panjang ini. Sehingga benar-benar bullion bank di Indonesia ini sesuai dengan harapan dari Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan Asta Cita mengenai hilirisasi.” (*)






