PRESIDEN Prabowo Subianto resmi menetapkan nama Syaikhona Muhammad Kholil sebagai salah satu dari 10 nama yang dianugerahi gelar pahlawan nasional. Penetapan ini diumumkan tepat pada momentum Hari Pahlawan, 10 November.
Syaikhona Muhammad Kholil lahir pada Mei 1835 di Bangkalan, Madura. Hingga saat ini, namanya mahsyur dikenal sebagai seorang ulama dan guru para ulama di Indonesia. Beliau meninggal pada 24 April 1925, dan dimakamkan di Desa Martajasah, Bangkalan, Madura.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Nama Syaikhona Muhammad Kholil sempat dua kali diusulkan untuk menjadi pahlawan nasional. Pada 2021, Ketua Fraksi Partai NasDem di MPR Taufik Basari mengusulkan agar Syaikhona dianugerahi gelar pahlawan nasional atas dedikasi besarnya terhadap bangsa dan negara.
Usulan serupa kembali disampaikan oleh Presiden PKS saat itu, Ahmad Syaikhu, yang menziarahi makam Syaikhona Muhammad Kholil di Bangkalan, Madura pada Sabtu, 7 Mei 2022 lalu. Menurut Syaikhu, beliau laik dan amat pantas dinobatkan sebagai pahlawan nasional.
“Beliau merupakan guru dari dua ulama terbesar di Indonesia yang melahirkan organisasi masyarakat Islam terbesar, yakni KH Hasyim Asyari dengan Nahdlatul Ulama dan KH Ahmad Dahlan dengan Muhammadiyah” kata Syaikhu saat itu.
Sejak anak-anak, Syaikhona Muhammad Kholil telah ditempa dengan berbagai ilmu agama, khususnya fiqih. Syaikhona Muhammad Kholil juga ditempa oleh ayahnya untuk mempelajari ilmu nahwu atau ilmu yang mempelajari struktur kalimat bahasa Arab.
Syaikhona Muhammad Kholil tercatat pernah menimba ilmu di berbagai pondok pesantren, misalnya di Pesantren Langitan Tuban, Pesantren Cangaan Bangil, Pasuruan, Pesantren Kebocandi, dan Pesantren Sidogiri.
Usai sekian tahun menimba ilmu dari berbagai pondok pesantren, Syaikhona Muhammad Kholil memutuskan untuk menikah. Setelah menikah, ia melanjutkan pengembaraannya hingga ke Tanah suci Makkah di Arab Saudi.
Di Makkah, beliau berguru kepada Syekh Nawawi al Bantani; Syekhs Utsman bin Hasan Ad Dimyati; Syekh Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan; Syekh Mustafa bin Muhammah Al Afifi Al Makki; dan Syekh Abdul Hamid bin Mahmud Asy Syarwani.
Kepulangannya dari Tanah suci menandai dibangunnya pondok pesantren Jengkebuwen di Bangkalan, Madura. Di pesantren inilah ulama-ulama besar Indonesia menimba ilmu di bawah asuhan Syaikhona Muhammad Kholil.
Adapun, penetapan nama Syaikhona Muhammad Kholil sebagai pahlawan nasional tertuang dalam Keputusan Presiden Nomor 116/TK/Tahun 2025 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional.
“Memutuskan, menetapkan dan seterusnya. Satu, memberikan gelar Pahlawan Nasional Kepada mereka yang namanya tersebut. Keputusan ini sebagai penghargaan dan penghormatan yang tinggi atas jasa yang luar biasa untuk kepentingan mewujudkan kesatuan dan kesatuan bangsa,” ujar Sekretaris Militer Presiden Wahyu Yudhayana di Istana Negara, Jakarta pada Senin, 10 November 2025.






