RIBUAN warga dari Kabupaten Toba; Tapanuli Utara; Humbang Hasundutan; Samosir dan Kabupaten Tapanuli Selatan berunjuk rasa menuntut perusahaan Toba Pulp Lestari atau TPL ditutup. Pantauan Tempo, peserta aksi dari pemuka agama, seperti pendeta, ulama, mahasiswa dan aktivis lingkungan hidup melakukan konvoi dengan kendaraan roda dua dan mobil dari Lapangan Merdeka Medan menuju Kantor Gubernur Sumatera Utara (Sumut) di Jalan Diponegoro Medan, Senin,10 November 2025.
Massa mendesak Gubernur Sumut Bobby Nasution untuk mencabut pernyataannya. Gubernur Bobby sempat mengatakan, PT TPL adalah perusahaan yang memiliki alas hak untuk mengelola kawasan hutan yang menjadi areal konsesinya, sehingga tidak boleh dihalangi mengelola atau mengusahai areal hutan yang menjadi kawasan pengelolaannya.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Rumenti boru Pasaribu, warga Desa Natinggir, Kabupaten Toba, mengatakan kecewa terhadap pernyataan Bobby Nasution yang terkesan membela TPL. Rumenti yang mengklaim generasi ke-16 marga Pasaribu yang bermukim di Desa Natinggir, mengatakan seharusnya Gubernur Bobby datang meninjau langsung wilayah permukiman warga yang diduga dirusak pekerja TPL. “Bukan malah mengatakan TPL memiliki alas sehingga tidak boleh dihalangi mengelola atau mengusahai areal hutan yang menjadi kawasan pengelolaannya,” ucap Rumenti.
Adapun orator bermarga Ambarita, penduduk Desa Sihaporas, Kabupten Simalungun, yang mengaku menjadi korban bentrokan antara warga dan pekerja TPL pada, Senin 22 September 2025, mengatakan, TPL mengklaim tanah permukiman Sihaporas masuk kawasan konsesi perusahaan pulp milik taipan Sukanto Tanoto itu. Padahal, kata dia, tanah di kawasan itu sudah dihuni keturunan marga Ambarita sejak ratusan tahun lalu. “Kami mendesak Bobby Nasution mencabut pernyataan nya soal alas hak TPL sekaligus mendesak mengeluarkan rekomendasi penutupan TPL.” kata Ambarita.
Selama hampir lima jam massa bertahan menunggu Gubernur Bobby Nasution menemui pengunjuk rasa, namun tak kunjung keluar dari kantornya. Suasana panas sempat terjadi saat puluhan peserta demo memanjat pagar kantor gubernur dan mencoba menerobos barikade polisi.
Adapun Wakil Gubernur Sumut Surya dan Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Sumut Sulaiman Harahap yang menemui pengunjuk rasa berjanji menyampaikan tuntutan warga kepada Gubernur Bobby Nasution. “Saat ini gubernur berada di Jakarta (Istana Negara),” kata Surya.
Pengunjuk rasa memaksa Surya menelepon Bobby Nasution dan menyampaikan tuntutan mereka. Permintaan pengunjuk rasa tak dipenuhi Surya. “Kami mendesak Gubernur Bobby Nasution berani membela warga Toba dengan menutup TPL yang telah menyebabkan bencana ekologis di Tanah Batak,” ujar Ketua Umum Horas Bangso Batak, Lamsiang Sitompul.
Pengunjuk rasa bertahan di depan Kantor Gubernur dengan penjagaan ketat polisi dari satuan Sabhara dan Brimob serta anggota TNI. Akibat unjuk rasa ini, sejumlah ruas jalan di Kota Medan seperti Jalan R.A Kartini, Jalan Diponegoro, Jalan Imam Bonjol dan Jalan Zainul Arifin macet.





