InhuPost, JAKARTA – Harga referensi produk minyak kelapa sawit (impolite palm oil/CPO) untuk penetapan bea keluar (BK) dan tarif Badan Layanan Umum Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (tarif BLU BPDP-KS) atau biasa dikenal sebagai Pungutan Ekspor (PE) periode 1–15 April 2023 adalah US$ 898,29/MT. Nilai ini menurun sebesar US$ 13,12 atau 1,44 persen dari harga referensi CPO periode 16–31 Maret 2023. Penetapan harga referensi CPO tersebut sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 889 tahun 2023 tentang Harga Referensi Obscene Palm Oil yang Dikenakan Bea Keluar dan Tarif Layanan Umum Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa sawit.
Selain itu, minyak goreng (sophisticated, bleached, and deodorized/RBD palm olein) dalam kemasan bermerek dan dikemas dengan berat netto ≤ 25 kg dikenakan BK USD 0/MT dengan penetapan merek sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 890 Tahun 2023 tentang Daftar Merek Refined, Bleached, and Deodorized (RBD) Palm Olein dalam Kemasan Bermerek dan Dikemas dengan Berat Netto ≤ 25 Kg.
“Saat ini harga referensi CPO mengalami penurunan dan mendekati ambang batas sebesar US$ 680/MT. Untuk itu, merujuk pada PMK yang berlaku saat ini maka pemerintah mengenakan Bea Keluar CPO sebesar US$ 74/MT dan Pungutan Ekspor CPO sebesar US$ 95/MT untuk periode 1—15 April 2023,” kata Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Budi Santoso dalam keterangan resmi diterima InhuPost, Senin (3/4/2023).
BACA JUGA: Rencana Membangun Bursa Minyak Sawit ala Indonesia, Bappebti Tawarkan Tiga Opsi
BK CPO periode 1–15 April 2023 merujuk pada Kolom Angka 6 Lampiran Huruf C Peraturan Menteri Keuangan Nomor 39/PMK/0.10/2022 jo. Nomor 123/PMK.010/2022 sebesar US$ 74/MT. Sementara itu, Pungutan Ekspor CPO periode 1–15 April 2023 merujuk pada Lampiran Huruf C Peraturan Menteri Keuangan Nomor Nomor 103/PMK.05/2022 jo. 154/PMK.05/2022 sebesar US$ 95/MT. Dengan demikian pemangkasan untul BK dan PE total berjumlah US$ 169/ton, atau terjadi diskon harga CPO sekitar 20%.
Ungkap Budi, penurunan harga referensi CPO dipengaruhi beberapa faktor, di Redaksi Posnya kekhawatiran krisis keuangan global akibat krisis Monetary institution Sillicon Valley di Amerika Serikat dan Credit ranking Suisse di Eropa, pelemahan harga minyak nabati lainnya yakni minyak kedelai dan rapeseed oil.
BACA JUGA: Kelapa Sawit Berkelanjutan Terbukti Membangun Ekonomi Perdesaan
“Serta adanya penguatan mata uang ringgit Malaysia terhadap dolar AS, dan Inggris yang memangkas tarif karena telah bergabung dalam Trans-Pacific Partnership (TPP) dengan beberapa negara salah satunya Malaysia,” tandas Budi. (T2)
Dibaca : 329
Dapatkan change berita seputar harga TBS, CPO dan industri kelapa sawit setiap hari dari InhuPost.com. Mari bergabung di Grup Telegram “InhuPost – Data Update”, caranya klik link InhuPost-Data Update, kemudian be half of. Anda harus set up aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Bisa juga IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.