BMKG IV Makassar minta masyarakat waspada fenomena MJO
- Senin, 27 Oktober 2025 13:00 WIB
- waktu baca 3 menit
Makassar (ANTARA) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan pada masa peralihan musim hujan, mengingat fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) secara global telah masuk ke wilayah Indonesia.
“Jadi, memang untuk dua hari terakhir ini kami lihat ada fenomena global MJO yang bergerak masuk ke wilayah Indonesia di kuardan IV. Ini menyebabkan wilayah di Indonesia mendapat peningkatan curah hujan termasuk di wilayah Sulawesi Selatan,” kata Ketua Tim Bidang Meteorologi BMKG Wilayah IV Makassar Rizky Yudha Pahlawan, di Makassar, Senin.
Ia menjelaskan, fenomena MJO terjadi selama dua hari terakhir di Sulsel terlihat kondisi cuaca umumnya hujan dengan intensitas ringan hingga lebat. Bahkan di beberapa wilayah dalam kategori curah hujannya sangat lebat hingga ekstrem.
“Curah hujan dengan kategori ekstrem atau curah hujan lebih dari 150 mm per hari ini terpantau di Kabupaten Barru,” tutur Rezki.
Selain di Barru yang masuk kategori ekstrem, ada beberapa daerah masuk kategori dengan curah hujan sedang dan sangat lebat.
“Untuk wilayah lainnya masih dalam kategori sedang hingga sangat lebat, di antaranya Makassar, Maros, Pangkep, wilayah Sulsel bagian utara,” ujar dia.
Ia mengingatkan masyarakat untuk tetap siaga dan waspada, sebab sesuai prediksi beberapa hari ke depan hujan masih berpotensi turun dengan intensitas ringan hingga sedang terutama di sore dan malam hari.
Baca juga: BMKG prakirakan sebagian besar wilayah diguyur hujan pada Senin
Hujan dengan intensitas sedang, kata dia, khususnya terjadi di wilayah Sulawesi Selatan bagian utara dan sebagian wilayah Sulawesi Selatan bagian selatan seperti Kabupaten Bantaeng, Bulukumba, dan Sinjai.
“Fenomena MJO beberapa hari ke depan masih terjadi di Indonesia, dan terus menjauhi wilayah Indonesia ke wilayah timur. Saat MJO melintasi wilayah Indonesia itu akan ada peningkatan curah hujan,” ucapnya.
“Selanjutnya, MJO akan bergerak mulai dari Indonesia bagian barat, kemudian bergerak ke Indonesia bagian tengah dan ke Indonesia bagian timur,” kata Rezki.
MJO diketahui merupakan suatu gelombang atau osilasi non-seasonal yang terjadi di lapisan troposfer yang bergerak dari barat ke timur dengan periode osilasi kurang lebih 30-60 hari. Fenomena ini sangat berdampak terhadap kondisi anomali curah hujan di wilayah yang dilaluinya.
Atas adanya fenomena MJO tersebut, kata dia, masyarakat maupun pemerintah daerah diimbau senantiasa mewaspadai potensi cuaca ekstrem di wilayah Sulsel dan sekitarnya.
“Khususnya di wilayah Sulawesi Selatan bagian utara dan wilayah Sulawesi Selatan bagian barat yang akan memasuki periode musim hujan maupun puncak musim hujan pada bulan Desember nanti,” tuturnya.
Oleh karena itu, diperlukan langkah pencegahan atau mitigasi bencana alam pada daerah rawan terdampak cuaca ekstrem sehingga dapat diminimalisir, seperti bencana banjir dan tanah longsor.
Baca juga: Jakarta diprakirakan berawan tebal pada Senin pagi
“Perlu melakukan langkah-langkah mitigasi seperti membersihkan gorong-gorong, memotong pohon yang sudah rindang sehingga bencana hidrometeorologi seperti banjir, pohon tumbang, dan tanah longsor bisa terhindarkan,” ujarnya.
Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
Komentar
Berita Terkait
Malam ini seluruh wilayah Jakarta diguyur hujan
- Kemarin 06:31
Rekomendasi lain
Apa perbedaan antara kripto dan Bitcoin? Simak penjelasannya
- 31 Januari 2025
10 Klub sepak bola tertua di dunia
- 8 Februari 2025
Hukum meninggalkan shalat Jumat 3 kali berturut-turut
- 29 Agustus 2024
Lirik lagu “Kangen”, karya monumental Dewa 19
- 8 Agustus 2024
Lirik lagu patah hati “Sadrah” dari For Revenge
- 29 Agustus 2024
Sinopsis dan pemain drama Korea “Queen of Tears”
- 19 Juli 2024
10 Sungai terpanjang di Indonesia sebagai kekayaan alam perairan
- 20 September 2024





