
Sepak Bola Nasional
Komisi X: Kekalahan Timnas momentum perbaikan sepak bola nasional
- Senin, 13 Oktober 2025 19:55 WIB
- waktu baca 2 menit

Yogyakarta (ANTARA) – Wakil Ketua Komisi X DPR RI MY Esti Wijayati menilai kekalahan Tim Nasional Indonesia (Garuda) dari Irak yang membuat gagal lolos ke Piala Dunia 2026 harus menjadi momentum evaluasi menyeluruh terhadap pembinaan sepak bola nasional.
MY Esti Wijayati di Sleman, DIY, Senin, menyebut Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) perlu memperkuat sistem pembinaan pemain sejak usia dini dan tidak hanya bergantung pada naturalisasi.
“Saya bisa memahami kekecewaan masyarakat pecinta sepak bola yang tentu berharap besar. Tetapi saya kira ini bukan langkah akhir yang melemahkan semangat kita, termasuk PSSI untuk ke depannya menjadi lebih baik,” ujar Esti.
Terkait kegagalan melaju ke Piala Dunia, menurut dia, Komisi X tidak dapat memanggil Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) secara langsung karena bukan mitra kerja DPR.
Baca juga: Nasib Patrick Kluivert akan ditentukan segera di rapat Exco PSSI
Evaluasi terhadap sepak bola nasional akan dilakukan melalui Kemenpora.
“Kemenpora kan memang mitra kerja kami. Jadi kalau kami memanggil, pasti tidak hanya soal sepak bola, tetapi juga target-target Asian Games, SEA Games, dan kegiatan prioritas lain sesuai keterbatasan anggaran yang ada,” jelasnya.
Menurut Esti, saat ini dibutuhkan keseimbangan antara strategi naturalisasi dan pembinaan jangka panjang di tubuh Timnas Indonesia.
Upaya mencetak pemain dari jalur pembinaan usia dini, menurutnya, harus menjadi investasi serius agar regenerasi berjalan berkesinambungan.
Baca juga: Ketum PSSI tegaskan Garuda Academy untuk regenerasi manajemen
Ia mencontohkan delapan pemain muda Indonesia berusia 17 tahun yang saat ini tengah menempuh sekolah sepak bola selama satu tahun di Portugal.
“Waktu pertandingan di sana, mereka tiga kali menang telak melawan klub Portugal. Artinya potensi kita luar biasa,” ucap dia.
Meski tidak menolak kebijakan naturalisasi, Esti menegaskan langkah itu semestinya diimbangi dengan investasi dalam pendidikan olahraga.
“Naturalisasi kalau memang masih dibutuhkan, silakan. Tetapi harus juga menyiapkan pemain yang sejak kecil dididik melalui sekolah-sekolah olahraga dan sekolah sepak bola yang difasilitasi negara,” ujar Esti.
Baca juga: Rizky Ridho: Maaf, belum bisa wujudkan mimpi kalian semua
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
Komentar
Berita Terkait
Komisi IX: Perlu kerja bersama turunkan stunting
- 10 Oktober 2025
Komisi X sebut revisi UU Sisdiknas perkuat posisi pesantren
- 10 Oktober 2025
Komisi X DPR RI selesaikan revisi Undang-Undang Sisdiknas
- 6 Oktober 2025
Rekomendasi lain
Mengenal zodiak pisces beserta karakteristiknya
- 17 Februari 2025
Lirik lagu Iwan Fals “Ujung Aspal Pondok Gede”
- 2 September 2024
Tarif pasang baru listrik PLN berdasarkan daya
- 5 Desember 2024
Cara Live TikTok bagi pemula
- 10 April 2025
Kelebihan DuckDuckGo dibanding mesin pencari lain
- 11 Agustus 2024
Xiaomi rilis HyperOS 3, apa saja fitur dan pembaruannya?
- 23 September 2025