
Review
Dilema talak tiga dalam film “Dilanjutkan Salah, Disudahi Perih”
- Oleh Abdu Faisal
- Selasa, 23 September 2025 04:59 WIB
- waktu baca 5 menit

Jakarta (ANTARA) – Film “Dilanjutkan Salah, Disudahi Perih”, yang disutradarai oleh Benni Setiawan menarik bukan hanya karena judulnya yang panjang, tetapi juga karena berani mengangkat tema yang sangat sensitif dan rumit untuk dibuat komedi yaitu talak tiga.
Judul film ini sendiri sudah menggambarkan dilema yang menjadi inti cerita: berjuang melanjutkan hubungan yang terasa salah, atau menyudahinya walau rasanya perih?
Film yang diproduksi oleh SOEX Entertainment dan Drias Production ini memang mengusung genre komedi, namun dibalut dengan drama percintaan yang penuh dilema.
Ceritanya berpusat pada sepasang suami-istri, Darian (Kevin Ardilova) dan Alfa (Mikha Tambayong), yang harus menghadapi konsekuensi dari pertengkaran mereka.
Tema ini dapat dirasakan pada kehidupan sehari-hari dan membuat penonton yang mencari film yang tidak semata menghibur, tapi juga membuat tertawa sekaligus merenung, memiliki alasan kuat untuk menontonnya.
Talak tiga jadi sumber konflik
Poin paling menarik dalam film ini adalah bagaimana ceritanya menggambarkan situasi talak tiga dan konsekuensinya dalam sebuah pernikahan.
Dalam ajaran Islam, talak tiga adalah perceraian yang tidak bisa langsung rujuk kembali.
Untuk dapat rujuk, mantan istri harus menikah dengan pria lain, menjalani rumah tangga yang sah, dan bercerai, baru kemudian bisa kembali menikah dengan mantan suaminya yang pertama. Proses inilah yang disebut nikah “muhallil”.
Film ini secara gamblang menunjukkan bagaimana aturan ini menjadi sumber konflik utama bagi Darian dan Alfa. Darian masih mencintai Alfa, begitupun sebaliknya.
Sehingga perpisahan membuat lapisan dilema tersendiri bagi keduanya.
Darian harus rela melihat Alfa menjalani pernikahan sementara dengan pria lain agar mereka bisa kembali bersama.
Perasaan cemburu dan campur tangan Darian dalam pernikahan “muhallil” tersebut menjadi bumbu yang mengeskalasi konflik, menunjukkan betapa sulitnya sebuah perpisahan, bahkan jika itu hanya sementara.
Penulis skenario, Garin Nugroho, dikenal jago membuat cerita yang punya banyak lapisan makna. Ia juga berhasil mengemas isu talak tiga yang berat menjadi narasi yang mudah dipahami, tanpa kehilangan kedalamannya. Film ini memperlihatkan bahwa sebuah pernikahan tidak bisa dipermainkan, dan komitmen adalah hal yang sangat penting.
Akting dan elemen pendukung
Kesuksesan film dalam mengangkat tema ini tidak lepas dari akting para pemainnya. Mikha Tambayong menampilkan sisi rapuh Alfa yang berjuang mewujudkan kebahagiaannya sendiri di tengah kondisi yang sulit. Kevin Ardilova berhasil memerankan Darian, pemuda yang melankolis dan belum selesai dengan dirinya. Ibrahim Risyad sebagai Zainun, pria yang menikahi Alfa untuk “muhallil”, menjadi sosok yang menambah dilema Darian.
Sutradara Benni Setiawan mengungkapkan bahwa ia mencari aktor yang mampu memerankan berbagai lapisan emosi, dari romansa, komedi, hingga drama. Ia memberi ruang bagi para aktor untuk berimprovisasi, yang membuat akting terasa natural dan interaksi antar karakter menjadi otentik.
Selain itu, film ini juga didukung oleh aktor senior seperti Cut Mini dan Dewi Gita yang membuat cerita semakin dalam dan berwarna. Tissa Biani sebagai pemeran pendukung juga menghadapi tantangan besar dengan penguasaan bahasa Sunda, yang menurutnya adalah rintangan terbesar. Pemahaman bahasa dan nuansa budaya Sunda ini diperlukan demi cerita yang mencerminkan latar belakang lokasi di wilayah Jawa Barat.
Meski masih kurang konsisten dalam pelafalan, karakter orang Sunda antara lain “darehdeh” (bahasanya teratur), “daria” (tidak memperlihatkan kesulitan dalam wajahnya), “nyecep” (membesarkan hati yang sedang bersedih), dan “ngajenan” (selalu menghormat kepada siapapun yang memberi penghormatan) sudah terasa dalam peran Tissa di film ini.
Musik dan kalimat bijak curi perhatian
Salah satu elemen yang paling mencuri perhatian adalah musiknya yang bikin baper (terbawa perasaan). Deredia dipercaya mengisi soundtrack film ini, dengan lagu-lagu bergenre “retro vibes” seperti “Malam Bergelora” dan “Fantasi Bunga”. Sutradara Benni Setiawan mengatakan bahwa pemilihan musik ini sudah disetujui Garin Nugroho dan produser Bambang Drias bahkan sebelum syuting, menunjukkan bahwa musik bukan sekadar pelengkap, melainkan bagian integral dari narasi film.
Kita juga perlu apresiasi sama grup Deredia sendiri. Di tengah gempuran musik-musik yang cepat berubah, mereka tetap setia sama identitas musik mereka yang unik, yaitu bergaya 50-an. Dan lihat aja, karya mereka bisa jadi bagian penting dari sebuah film layar lebar. Ini bukti kalau musik yang otentik dan punya kualitas itu selalu punya tempat. Lagu “Malam Bergelora” yang bercerita tentang menikmati langit bertabur bintang itu, gimana ya bakal dihubungkan sama konflik rumah tangga? Mungkin jadi kontras yang menarik, antara keindahan di luar sana sama kekacauan di dalam diri.
Film ini juga punya gaya narasi yang unik, menggunakan kalimat bijak yang banyak dipergunakan pada konten-konten media sosial populer.
Jika film seperti Dilan 1990 (2018) dikenal dengan kutipan romantisnya, film ini mengambil pendekatan yang lebih dewasa: kutipan tentang nasihat, kepasrahan, dan ironi hidup. Perumpamaan “botol kalau sudah pecah biarpun ada perekatnya, ya pasti masih ada retak” adalah salah satu contoh yang menggambarkan bahwa meskipun mereka berhasil rujuk, bekas luka perpisahan akan selalu ada.
Pada akhirnya, “Dilanjutkan Salah, Disudahi Perih” adalah karya yang berani dan cerdas.
Film yang dijadwalkan tayang di bioskop mulai 25 September ini tidak hanya menghibur, tetapi juga mengajak penonton untuk merenung tentang makna komitmen, konsekuensi dari keputusan yang terburu-buru, dan kompleksitas talak tiga.
Film ini menunjukkan bahwa di balik tawa, ada kepedihan yang dalam, dan di balik perpisahan yang rumit, ada pelajaran penting tentang hidup.
Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
Komentar
Berita Terkait
Anjing Penyebab Talak-Tiga Aktris Terkenal Arab
- 19 Juni 2007
Garin Nugroho tulis skenario film “Dilanjutkan Salah, Disudahi Perih”
- 17 September 2025
Deredia isi lajur suara film “Dilanjutkan Salah, Disudahi Perih”
- 17 September 2025
Moeldoko memproduseri film “Dilanjutkan Salah, Disudahi Perih”
- 17 September 2025
Melihat perubahan kultur dan zaman dalam kisah “Siapa Dia”
- 23 Agustus 2025
Benni Setiawan: Jumlah layar meningkat cerminan kualitas film lokal
- 18 September 2025
Rekomendasi lain
Tahapan seleksi penerimaan calon praja IPDN
- 5 Agustus 2024
Total jumlah formasi CPNS 2024 untuk pusat dan daerah
- 22 Agustus 2024
Arti POV dan kapan menggunakannya
- 14 Agustus 2024
10 Pahlawan Nasional bangsa Indonesia
- 6 November 2024
Cara mengaktifkan M-Banking BNI yang terblokir tanpa harus ke bank
- 19 Februari 2025