Bupati Garut: Dapur MBG yang diduga sebabkan siswa keracunan ditutup

Bupati Garut: Dapur MBG yang diduga sebabkan siswa keracunan ditutup

  • Senin, 22 September 2025 15:06 WIB
  • waktu baca 2 menit
Bupati Garut: Dapur MBG yang diduga sebabkan siswa keracunan ditutup
Bupati Garut Abdusy Syakur Amin.  (ANTARA/HO-Diskominfo Garut)

Garut (ANTARA) – Bupati Garut, Jawa Barat Abdusy Syakur Amin menyatakan dapur penyedia menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diduga menjadi penyebab ratusan siswa keracunan di kabupaten setempat ditutup sementara.

“Ya, dipending itu kan berarti ditutup sementara,” kata Bupati kepada wartawan di Garut, Senin.

Ia mengatakan program MBG tersebut saat ini kewenangan sepenuhnya ada di Badan Gizi Nasional (BGN), dan di daerah merupakan penerima manfaat dari program tersebut.

Baca juga: Dinkes Garut: Siswa korban keracunan diduga dari MBG kembali sehat

Adanya insiden itu, kata dia, sementara waktu dapur MBG atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kecamatan Kadungora yang sajiannya dikonsumsi siswa itu tidak beroperasi dulu sambil menunggu hasil uji laboratorium.

“Itu kan ranahnya BGN, jadi semua mulai dari izin pendirian, kemudian juga pengawasan, itu sampai saat ini masih dikontrol oleh BGN,” katanya.

Ia menyampaikan Pemkab Garut saat ini sudah melakukan penanganan medis terhadap seluruh siswa yang mengalami gejala keracunan makanan di Kecamatan Kadungora.

Begitu juga tim Dinkes Garut, kata dia, sudah melakukan uji sampel makanan yang disajikan dalam menu MBG tersebut untuk mengetahui penyebab keracunannya, begitu juga belum bisa diduga-duga faktor penyebabnya.

“Saya juga tidak bisa ngeduga-duga,” katanya.

Ia menegaskan program MBG merupakan kebijakan pemerintah pusat yang tentunya harus berjalan sesuai harapan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat, khususnya anak-anak di sekolah.

Pemkab Garut, kata dia, adanya kejadian ini akan menjadi perhatian khusus untuk menjalin komunikasi lebih intensif dalam menjalan program MBG agar berjalan aman, lancar, dan sehat.

“Yang pasti kami ingin menjamin, inilah kebutuhan pemerintah, Pak Presiden, harus berjalan dengan aman, lancar, penting, dan juga selamat dan sehat,” katanya.

Sebelumnya Dinkes Garut sudah mengambil sampel makanan untuk dilakukan uji laboratorium, dan juga sudah menangani siswa yang mengalami gejala keracunan sebanyak 657 orang, 19 orang diantaranya dirawat dan sudah pulih.

Baca juga: DPRD Garut: Penyebab siswa keracunan makanan harus diungkap tuntas

Baca juga: Wamendikdasmen-Komisi X DPR tinjau revitalisasi sekolah & MBG di Garut

Kejadian itu berawal dari sejumlah siswa mengeluhkan sakit, seperti pusing, mual, dan muntah-muntah setelah menyantap makanan yang disajikan di sekolahnya, yakni MA Maarif Cilageni, SMA Siti Aisyah, dan SMP Siti Aisyah, kemudian SDN 2 Mandalasari di Kecamatan Kadungora pada Selasa (16/9).

Kondisi siswa tersebut semakin parah, kemudian dilakukan pemeriksaan kesehatan, Rabu (18/9) sampai akhirnya mulai bermunculan siswa dengan mengeluhkan sakit yang sama ke puskesmas.

Pewarta: Feri Purnama
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait

Rekomendasi lain

  • Related Posts

    Kemnaker luncurkan sistem antipenyuapan dan kecurangan

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Kemnaker luncurkan sistem antipenyuapan dan kecurangan Senin, 22 September 2025 19:05 WIB waktu baca 2 menit Peluncuran Sistem…

    Lee Jae-Myung: Korsel terancam krisis jika investasi tanpa proteksi

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Lee Jae-Myung: Korsel terancam krisis jika investasi tanpa proteksi Senin, 22 September 2025 19:05 WIB waktu baca 2…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *