
UNICEF bantu pemerintah lakukan imunisasi tambahan di Pamekasan
- Kamis, 11 September 2025 23:19 WIB
- waktu baca 3 menit

Melalui imunisasi tambahan ini dan dukungan lintas sektor, kita bisa menekan peningkatan kasus campak dan mencegah terjadinya kematian
Pamekasan (ANTARA) – UNICEF, Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang bertujuan melindungi hak-hak anak dan menyediakan bantuan kemanusiaan dan pembangunan di seluruh dunia, membantu pemerintah melakukan imunisasi tambahan serentak di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur.
“Ini dilakukan untuk menekan penularan kasus campak. Sesuai hasil rapat tadi, pelaksanaan imunisasi tambahan kerja sama UNICEF dengan Kementerian Kesehatan untuk Kabupaten Pamekasan ini akan digelar pada 15–27 September 2025,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Jatim, Sulvy Angraeni seusai mengikuti rapat koordinasi penanganan campak di Pendopo Pemkab Pamekasan, Kamis.
Ia menjelaskan, sasaran imunisasi 58.013 anak, usia 9 bulan hingga kurang dari 7 tahun dengan target cakupan minimal 90 persen.
“Melalui imunisasi tambahan ini dan dukungan lintas sektor, kita bisa menekan peningkatan kasus campak dan mencegah terjadinya kematian,” katanya.
Baca juga: Warga suspek campak di Pamekasan mencapai 520 orang
Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur juga menilai langkah surveilans aktif yang dilakukan jajaran kesehatan di Kabupaten Pamekasan menjadi kinerja baik dalam upaya pengendalian kasus campak.
Melalui pemantauan dan pelaporan berjenjang, kasus dapat terdeteksi lebih cepat sehingga penanganan bisa dilakukan segera.
“Kalau kita belajar dari pengalaman COVID-19, ketika pemantauan dilakukan terus-menerus, kasus bisa tercatat dan dilaporkan dengan baik. Itu yang sudah dijalankan di Pamekasan, dan patut diapresiasi,” ujarnya.
Ia menjelaskan, pelaporan dari Puskesmas, tinjauan rumah sakit, hingga surveilans berbasis masyarakat menjadi instrumen penting dalam mengendalikan penyebaran penyakit.
Baca juga: Dinkes Sidoarjo: Kasus campak sudah berkurang
“Peran masyarakat juga sangat bermakna, sekecil apa pun laporan dari tetangga atau keluarga bisa membantu mempercepat deteksi,” tambahnya.
Dinkes Jatim juga menyoroti lemahnya kekebalan tubuh anak akibat imunisasi yang tidak lengkap dan masalah gizi.
Dari 5 kasus kematian akibat campak di Pamekasan, 4 anak diketahui belum pernah diimunisasi, sementara satu anak belum cukup umur untuk mendapatkan imunisasi karena baru berusia delapan bulan.
“Masalah gizi memperburuk kondisi. Anak yang mengalami malnutrisi memiliki daya tahan tubuh rendah, sehingga lebih rentan terhadap campak,” katanya.
Baca juga: DKI kemarin, kasus campak hingga target layanan air bersih di Jakarta
Menurut dia, campak merupakan penyakit dengan tingkat penularan tinggi. Satu kasus dapat menularkan ke 12 hingga 18 orang melalui droplet seperti batuk atau bersin. Kebiasaan masyarakat yang gemar berkumpul dinilai memperbesar peluang penularan.
“Karena itu, penguatan imunisasi dan surveilans aktif harus terus ditingkatkan, agar kita bisa menekan angka kasus dan mencegah kematian,” tegasnya.
Sementara itu, Health Specialist United Nations Children's Fund (UNICEF) Indonesia Armunanto menegaskan, peningkatan kasus campak di sejumlah daerah, termasuk Pamekasan, tidak bisa ditangani hanya oleh jajaran dinas kesehatan.
Menurutnya, diperlukan keterlibatan lintas sektor untuk menekan laju penularan dan mencegah kematian anak.
Baca juga: Ini upaya Pemprov DKI untuk cegah kasus baru campak
“Masalah kesehatan masyarakat, termasuk campak, harus kita hadapi bersama. Tidak mungkin hanya diselesaikan oleh Dinas Kesehatan,” ujarnya.
Armunanto menjelaskan, peningkatan kasus campak saat ini bukan hanya terjadi di Madura, tetapi juga di beberapa provinsi lain. Di antara kabupaten di Madura, Sumenep tercatat sebagai wilayah dengan kasus terbanyak.
UNICEF bersama pemerintah daerah berkomitmen mendukung langkah-langkah penanggulangan campak di Pamekasan.
“Dengan ikhtiar bersama, insyaallah kita bisa mengatasi situasi ini. Anak-anak yang seharusnya sehat tidak boleh jatuh sakit, apalagi sampai meninggal,” katanya.
Baca juga: Dokter: Campak hanya menyerang anak itu mitos
Pewarta: Abd Aziz
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
Komentar
Berita Terkait
Warga suspek campak di Pamekasan mencapai 520 orang
- 26 menit lalu
Dinkes Pamekasan tetapkan status KLB campak di 18 desa
- 6 September 2025
RSUD Pamekasan sediakan ruang isolasi khusus untuk pasien campak
- 29 Agustus 2025
Pasien balita terduga campak di Pamekasan meninggal dunia
- 27 Agustus 2025
Jawa Barat kejar target 95 persen imunisasi tambahan campak-rubela
- 2 September 2022
Rekomendasi lain
Segini besaran UMR Jabodetabek 2025, rata-rata tembus Rp5 juta
- 30 Desember 2024
Cara dan syarat urus surat keterangan nikah
- 30 Juli 2024
Cara monetisasi akun Youtube untuk hasilkan uang
- 4 Juli 2024
Gelar sarjana manajemen, macam dan penjelasannya
- 21 September 2024
Lirik lagu Rio Clappy “Bunga Abadi”
- 12 September 2024
Rekomendasi kado istimewa dan romantis untuk pacar
- 19 Oktober 2024
Arti POV dan kapan menggunakannya
- 14 Agustus 2024
Berapa gaji satpam? Simak penjelasannya
- 13 Oktober 2024