
Polresta Yogyakarta tangkap pelempar molotov pada enam pos polisi
- Kamis, 11 September 2025 14:17 WIB
- waktu baca 3 menit

Setelah melakukan perbuatannya pada pagi hari itu dia sempat kerja dulu. Karena sempat terjatuh saat melakukan pelemparan, yang bersangkutan izin pada pukul 12 siang karena tangannya sakit
Yogyakarta (ANTARA) – Kepolisian Resor Kota (Polresta) Yogyakarta menangkap seorang pria berinisial ARS (24), terduga pelaku tunggal pelemparan batu dan molotov pada enam pos polisi di wilayah Sleman dan Kota Yogyakarta (4/9).
Kepala Polresta Yogyakarta Kombes Pol Eva Guna Pandia saat konferensi pers di Mapolresta Yogyakarta, Kamis, mengatakan penangkapan dilakukan setelah tim gabungan menelusuri rekaman CCTV di 41 titik yang dilalui pelaku.
“Dari situ disimpulkan bahwa pelaku pelemparan adalah satu orang dengan menggunakan helm berwarna hitam, hoddie berwarna abu-abu dan celana warna hitam menggunakan sandal dan menggunakan sepeda motor Vario melaksanakan pelemparan di semua titik (pos polisi) itu,” ujar dia.
Tim gabungan Polresta Yogyakarta, Densus 88, dan Resmob Polresta Sleman, kemudian menggerebek rumah terduga pelaku di Godean, Sleman pada Rabu (10/9) sekitar pukul 03.00 WIB.
Dari hasil penggerebekan diperoleh beberapa barang bukti seperti sepeda motor, pakaian dan juga helm yang digunakan saat beraksi.
“Tetapi pada saat itu pelaku tidak ditemukan di rumah, dia sudah kabur,” ujar dia.
Baca juga: Polisi selidiki pelemparan molotov ke pos polisi Yogyakarta
Setelah dilakukan upaya persuasif kepada keluarga, menurut Eva, ARS yang sehari-hari bekerja serabutan akhirnya diserahkan ke polisi di hari yang sama sekitar pukul 10.00 WIB.
Dari keterangan pelaku, pembuatan molotov dibantu oleh rekannya berinisial DSP (21) alias Yaya yang kemudian berhasil diringkus di kediamannya di Kasihan, Bantul sekitar pukul 17.00 WIB.
“DSP yang menyiapkan botol (molotov), melubangi tutupnya, dan memegangi pada saat ARS ini menuangkan bensin dan memasang sumbunya,” jelas Eva.
Kapolresta menjelaskan, motif pelaku melempar enam pos polisi dengan molotov dan batu adalah ikut-ikutan karena melihat konten di media sosial terkait pengurusakan beberapa kantor polisi.
Sebelumnya, ARS pernah berurusan dengan aparat kepolisian lantaran pernah tiga kali terlibat kasus penganiaayaan.
Kasatreskrim Polresta Yogyakarta Kompol Riski Adrian Lubis menambahkan, dalam aksinya, ARS melakukan pelemparan batu dan molotov di enam pos polisi pada Kamis (4/9) secara acak, mengikuti rute yang dilalui selama kurang lebih 40 menit sejak pukul 05.10 WIB hingga 05.50 WIB.
Baca juga: Polresta: Tak ada korban jiwa imbas kericuhan suporter di Yogya
Enam pos polisi itu mencakup Pos Lantas Monumen Jogja Kembali (Monjali), Pos Lantas Jombor, Pos Lantas Pelem Gurih, Pos Polisi Denggung, Pos Polisi Kronggahan di Kabupaten Sleman, serta Pos Lantas Pingit di Kota Yogyakarta.
Menurut dia, khusus untuk pelemparan molotov hanya dilakukan di Pos Polisi Pingit dan Monjali, sementara pos polisi lainnya dilempari batu.
“Setelah melakukan perbuatannya pada pagi hari itu dia sempat kerja dulu. Karena sempat terjatuh saat melakukan pelemparan, yang bersangkutan izin pada pukul 12 siang karena tangannya sakit. Dia waktu itu kerja sebagai buruh kasar sebagai tukang bangunan,” ujar dia.
Sore harinya, ARS sempat berusaha kabur setelah mengetahui aksinya viral di media sosial.
Atas perbuatannya, kedua pelaku ditetapkan sebagai tersangka. ARS djerat Pasal 187 ke-1 e dan Pasal 187 ke-2 e KUHP, serta Pasal 187 ke-1 e jo Pasal 53 ayat (1) dan Pasal 187 ke-2 e jo Pasal 53 ayat (1) KUHP, dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara.
Sementara DSP alias Yaya dijerat Pasal 187 ke-1 e jo Pasal 56 ke-1 e, Pasal 187 ke-2 e jo Pasal 56 ke-1 e, serta Pasal 187 ke-1 e jo Pasal 53 ayat (1) jo Pasal 56 ke-1 e dan Pasal 187 ke-2 e jo Pasal 53 ayat (1) jo Pasal 56 ke-1 e KUHP, sebagai pembantu. Ancaman hukuman maksimal bagi DSP 5 tahun penjara.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
Komentar
Berita Terkait
Polisi tangkap pelempar molotov saat aksi di depan Mapolda Jateng
- 9 September 2025
Polres Ketapang masih periksa ASN pelempar molotov
- 25 Januari 2022
Pelempar bom molotov di masjid dirujuk ke psikiater
- 27 Desember 2020
Rekomendasi lain
Kapan jadwal ujian SKD CPNS 2024?
- 29 September 2024
Siaran langsung Indonesia vs Bahrain dapat disaksikan di sini
- 10 Oktober 2024
Lirik lagu Panbers – “Gereja Tua”, populer dari 1970 hingga kini
- 2 September 2024
Biaya pengurusan visa Arab Saudi dan UAE
- 27 Oktober 2024