Kegembiraan “guiqiao” dalam perayaan kemerdekaan Indonesia di Beijing

Kegembiraan “guiqiao” dalam perayaan kemerdekaan Indonesia di Beijing

  • Oleh Desca Lidya Natalia
  • Rabu, 20 Agustus 2025 05:35 WIB
  • waktu baca 8 menit
Kegembiraan
Duta Besar RI untuk Tiongkok dan Mongolia Djauhari Oratmangun mengenakan pakaian adat dari Minahasa memimpin menyanyikan lagu-lagu kebangsaan bersama masyarakat usai upacara bendera HUT ke-80 RI di KBRI Beijing pada Minggu (17/8/2025). ANTARA/Desca Lidya Natalia.

Beijing (ANTARA) – “Kegembiraan” menjadi kata kunci untuk menggambarkan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Indonesia di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beijing, China pada Minggu (17/8/2025).

Dai Biyue (85 tahun) misalnya, adalah perempuan kelahiran Malang, Jawa Timur, tapi pada 1960 harus “pulang” ke China. Meski begitu, ia masih fasih berbahasa Indonesia bahkan dengan logat jawa-timuran.

“Terakhir ke Indonesia ya ke Malang, tahun 1997, tapi saya tetap bisa berbahasa Indonesia,” kata Biyue kepada ANTARA di Beijing pada Minggu (17/8).

Biyue datang bersama dengan teman-temannya, sesama masyarakat guiqiao atau friends of Indonesia.

“Guiqiao” merujuk kepada orang-orang yang lahir dan telah tinggal di luar China tapi kemudian bermigrasi ke negara asal leluhur mereka yaitu Tiongkok. Migrasi ditafsirkan pemerintah China sebagai “kembali ke rumah” atau “gui”, sedangkan “qiao” berarti perantau atau orang yang tinggal di luar negeri.

Istilah guiqiao ditetapkan oleh pemerintah China merujuk kepada orang China di perantauan yang kembali ke Tiongkok pada periode 1950-1960 sehingga saat ini mereka telah menjadi warga negara China setelah tinggal di Tiongkok selama lebih dari 60 tahun.

“Saya akan selalu datang ke KBRI untuk perayaan 17 Agustus, selama diundang, he he he,” tambah Biyue yang membawa tas ransel biru berukuran cukup besar ke mana-mana.

Biyue sudah tiba di KBRI Beijing sejak sekitar pukul 07.00 waktu setempat untuk mengikut upacara bendera bersama dengan sekitar 20 orang guiqiao. Ia pun masih berkeliling membawa tas ransel itu dalam festival “Indonesia Fair 2025: Gempita Merdeka” yang dibuka pada pukul 10.30.

Sedangkan Zahrotul Lailiyah dan Qori Allam, dua orang mahasiswi Indonesia yang sedang berkuliah di Dalian Jiaotong University, provinsi Liaoning yang berjarak sekitar 850 kilometer dari Beijing, mengaku sengaja datang ke Beijing untuk mengikuti upacara bendera dan “Indonesia Fair 2025”.

“Kami datang hari Jumat, naik sleeper train selama 15 jam, tapi akan pulang hari ini. Memang khusus mau ikut upacara karena sudah tiga tahun di China tapi belum pernah ikut upacara bendera 17 Agustus, nanti mau keliling-keliling Indonesia Fair juga,” kata Lia, panggilan akrab Zahrotul.

Baca juga: Pakaian adat warnai upacara HUT Kemerdekaan RI di Beijing

Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait

Rekomendasi lain

  • Related Posts

    Rupiah melemah seiring S&P tahan peringkat kredit AS

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Rupiah melemah seiring S&P tahan peringkat kredit AS Rabu, 20 Agustus 2025 09:51 WIB waktu baca 2 menit…

    Limbah sawit disulap jadi listrik – Infografik ANTARA News

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Komentar Kirim Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE. Berita Terkait Kemarin, limbah sawit jadi listrik sampai QRIS…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *