Asa baru tenis meja Indonesia

Tenis Meja

Asa baru tenis meja Indonesia

  • Oleh Muhammad Ramdan
  • Kamis, 17 Juli 2025 19:23 WIB
  • waktu baca 5 menit
Asa baru tenis meja Indonesia
Ilustrasi. Pertandingan tenis meja. (ANTARA/HO-Humas Kemenpora)

IPL hadir tidak sekadar sebagai pengganti organisasi lama, tetapi juga membawa semangat pembaruan

Jakarta (ANTARA) – Setelah bertahun-tahun terbelenggu konflik internal, polemik dualisme organisasi, dan stagnasi prestasi, olahraga tenis meja Indonesia akhirnya mulai menapaki lembaran baru.

Jalan panjang yang penuh polemik dan intrik mulai menemukan ujung terang, menumbuhkan kembali asa yang sempat pudar.

Keputusan Federasi Tenis Meja Dunia (ITTF) yang mengakui Indonesia Pingpong League (IPL) sebagai induk organisasi resmi tenis meja Indonesia menjadi tonggak penting dalam sejarah pembaruan olahraga yang telah lama digemari masyarakat ini.

Dalam rapat umum tahunan (AGM) ITTF di Doha, Qatar, Mei 2025, status keanggotaan PP PTMSI resmi dicabut, dan IPL ditetapkan sebagai anggota sah mewakili Indonesia.

Langkah tegas ini bukan keputusan tiba-tiba. Asian Table Tennis Union (ATTU) dan Komite Olimpiade Indonesia (KOI/NOC Indonesia) turut mengawal proses transisi. NOC Indonesia bahkan membentuk Komite Transisi yang diketuai oleh Anindya Bakrie dengan mandat untuk menyusun fondasi baru bagi tata kelola tenis meja tanah air.

Presiden NOC Indonesia Raja Sapta Oktohari menyebut resolusi ini sebagai buah dari kerja kolektif berbagai pihak untuk mengakhiri kisruh dua dekade yang merugikan banyak pihak, terutama para atlet.

“Tidak ada lagi ancaman terhadap atlet. Semua dijamin bisa bertanding di ajang single maupun multievent internasional tanpa diskriminasi,” kata Okto dengan tegas.

Dalam Rapat Anggota Luar Biasa KOI yang digelar pertengahan Juli, IPL pun resmi diterima sebagai anggota baru bersama lima organisasi lainnya yang menandai akhir masa transisi dan awal masa pembinaan baru yang lebih terbuka dan profesional.

Baca juga: IPL gantikan PTMSI sebagai federasi resmi tenis meja Indonesia

Bongkar paradigma lama

Tenis meja Indonesia bukan nama baru di kancah Asia. Diperkenalkan sejak era kolonial Belanda pada 1930-an, olahraga ini berkembang pesat hingga melahirkan organisasi nasional Persatuan Ping Pong Seluruh Indonesia (PPPSI) pada1939, yang kemudian berubah menjadi Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) pada 1958.

Pada 1960, Indonesia bahkan menjadi anggota Table Tennis Federation of Asia (TTFA), menunjukkan mimpi besar saat itu.

Namun, dua dekade terakhir menjadi periode suram. Konflik berkepanjangan antara PB PTMSI dan PP PTMSI melumpuhkan sistem pembinaan, meniadakan kejuaraan, dan memutus jalur partisipasi internasional. Bahkan dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua 2020, yang berlangsung pada 2021, tenis meja absen karena konflik kepengurusan.

Kini, harapan itu kembali. IPL hadir tidak sekadar sebagai pengganti organisasi lama, tetapi juga membawa semangat pembaruan.

Langkah konkret pertama adalah menyelenggarakan liga nasional tenis meja yang terbuka dan kompetitif. Liga ini bukan hanya ajang bertanding, melainkan juga sistem seleksi tim nasional yang berbasis performa nyata di lapangan.

“Evaluasi kami bukan sekali seleksi lalu selesai. Tapi terus-menerus, berdasarkan performa nyata,” kata Sekretaris Jenderal IPL Yon Mardiyono kepada ANTARA.

Pendekatan ini juga bagian dari upaya membangun meritokrasi dalam pembinaan olahraga nasional, sebuah sistem yang dapat dikatakan selama ini langka dan sangat dirindukan para pelaku olahraga.

Meski demikian, tantangan yang dihadapi tak ringan. Di satu sisi, Indonesia punya banyak pemain bertalenta yang kerap mendominasi kejuaraan lokal. Namun di sisi lain, kiprah internasional Indonesia dalam tenis meja terbilang minim. Salah satu alasannya adalah kurangnya jam terbang internasional.

“Kita tidak kalah dalam potensi, tapi tertinggal dalam jam terbang. Tapi bukan berarti tidak bisa,” ujar Anton Suseno, mantan atlet nasional yang kini menjadi pelatih di Klub Onic.

Baca juga: IPL teken MoU anti-doping setelah dapat pengakuan dari ITTF

Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait

Rekomendasi lain

  • Related Posts

    Waspada banjir, BPBD Cilegon ajak semua pihak jaga kebersihan – ANTARA News

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Komentar Kirim Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE. Berita Terkait Video Langganan banjir 38 tahun, siswa SDN…

    Edin Dzeko ingin bawa Fiorentina raih gelar Liga Conference

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Liga Italia Edin Dzeko ingin bawa Fiorentina raih gelar Liga Conference Jumat, 18 Juli 2025 03:54 WIB waktu…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *