
Komite SEANWFZ fokus bahas pelaksanaan zona bebas nuklir ASEAN
- Senin, 7 Juli 2025 22:24 WIB
- waktu baca 3 menit

Kuala Lumpur (ANTARA) – Komite Eksekutif Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara (SEANWFZ EXCOM) menggelar pertemuan di sela perhelatan Pertemuan Menteri-Menteri luar Negeri ASEAN (AMM) ke-58, di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin.
Sekretaris Jenderal Kementerian Luar Negeri Malaysia Datuk Seri Amran Mohamed Zin di Kuala Lumpur, Senin, mengatakan sesi tersebut difokuskan pada peninjauan kemajuan dalam pelaksanaan Rencana Aksi Perjanjian Zona Bebas Nuklir ASEAN, SEANWFZ.
Pertemuan juga membahas potensi aksesi Timor-Leste dalam perjanjian itu dan isu jangka panjang tentang pengamanan aksesi Negara-negara Senjata Nuklir (NWS) ke Protokol Perjanjian.
“Partisipasi Timor-Leste akan memperluas cakupan geografis perjanjian ini. Ini merupakan salah satu aspek positif dari keikutsertaan Timor Leste sebagai anggota baru ASEAN,” ujar Amran Mohamed Zin.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh pejabat senior dari seluruh 10 negara anggota ASEAN, sementara seorang pejabat dari Timor-Leste berpartisipasi sebagai pengamat.
Adapun pertemuan Komisi SEANWFZ akan dilakukan Selasa (8/7) dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Malaysia Datuk Seri Mohamad Hasan.
Menteri Luar Negeri RI Sugiono juga akan menghadiri AMM Selasa.
Perjanjian SEANWFZ, juga dikenal sebagai Perjanjian Bangkok, ditandatangani pada bulan Desember 1995 di Bangkok oleh negara-negara anggota ASEAN sebagai komitmen untuk menjaga Asia Tenggara sebagai kawasan yang bebas dari senjata nuklir dan senjata pemusnah massal lainnya.
Peraturan ini mulai berlaku pada bulan Maret 1997.
Walaupun ke-10 negara anggota ASEAN telah meratifikasi perjanjian tersebut, upaya untuk mengamankan tanda tangan dari lima negara pemilik senjata nuklir yang diakui yakni Tiongkok, Prancis, Rusia, Inggris, dan Amerika Serikat, pada protokol perjanjian tersebut masih terus berlangsung.
Berdasarkan protokol tersebut, setiap Negara Senjata Nuklir (NWS) diharuskan untuk menghormati Perjanjian SEANWFZ, menahan diri dari tindakan apa pun yang merupakan pelanggaran perjanjian dan protokolnya, dan berjanji untuk tidak menggunakan atau mengancam akan menggunakan senjata nuklir terhadap negara pihak mana pun pada perjanjian tersebut, atau di dalam zona tersebut.
Menurut situs web ASEAN, upaya sedang dilakukan untuk mengamankan aksesi NWS ke protokol.
AMM ke-58 dan pertemuan terkait, yang diadakan di bawah Kepemimpinan ASEAN Malaysia untuk tahun 2025 dengan tema “Inklusivitas dan Keberlanjutan”, akan melangsungkan 24 pertemuan tingkat menteri yang melibatkan Mitra Dialog ASEAN dan Mitra Dialog Sektoral.
Acara tingkat tinggi empat hari tersebut diperkirakan akan mempertemukan sekitar 1.500 delegasi, termasuk menteri luar negeri dari negara-negara anggota ASEAN, Timor-Leste, Mitra Dialog ASEAN, peserta Forum Regional ASEAN (ARF), Mitra Dialog Sektoral, dan pejabat senior Sekretariat ASEAN.
Baca juga: AMM ke-58: Para menlu ASEAN bahas nuklir hingga pembangunan Palestina
Baca juga: China dukung zona bebas senjata nuklir di Asia Tenggara
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
Komentar
Berita Terkait
ASEAN FMM sampaikan tiga dokumen untuk KTT ASEAN ke-44
- 8 Oktober 2024
ASEAN tegaskan penyelesaian nonmiliter atas sengketa LCS
- 9 September 2020
Rekomendasi lain
Jadwal cuti bersama Natal 2024, tidak ada libur tambahan
- 24 Desember 2024
Benarkah ASN masuk kantor hanya 3 hari? Ini penjelasannya
- 12 Februari 2025
Ragam gelar sarjana S1 di Indonesia
- 20 September 2024
Cara aktifkan M-Banking BSI yang terblokir tanpa ke bank
- 19 Februari 2025
Cara melacak nomor ponsel yang tidak dikenal
- 16 Agustus 2024
Lirik dan makna lagu “Seluruh Nafas Ini” – Last Child feat Gisel
- 19 Agustus 2024
Hukum membaca Al-Qur’an saat haid
- 29 Agustus 2024