Pagi ini, Jakarta kembali jadi kota paling berpolusi pertama di dunia

Pagi ini, Jakarta kembali jadi kota paling berpolusi pertama di dunia

  • Sabtu, 28 Juni 2025 05:53 WIB
  • waktu baca 2 menit
Pagi ini, Jakarta kembali jadi kota paling berpolusi pertama di dunia
Petugas mengecek analisis CO dan CH4 pada Stasiun Pemantauan Kualitas Udara (SKPU) di kawasan Metland, Jakarta, Selasa (25/3/2025). ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/Spt.

Jakarta (ANTARA) – DKI Jakarta menduduki posisi pertama sebagai kota besar paling berpolusi di dunia pada Sabtu pagi.

Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 05.45 WIB, Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 196 atau masuk dalam kategori tidak sehat dengan polusi udara PM2.5 dan nilai konsentrasi 119,5 mikrogram per meter kubik.

Angka itu memiliki penjelasan tingkat kualitas udaranya masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif yakni dapat merugikan manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.

Sedangkan kategori sedang yakni kualitas udaranya yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 51-100.

Kategori baik yakni tingkat kualitas udara yang tidak memberikan efek bagi kesehatan manusia atau hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan ataupun nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 0-50.

Baca juga: KLH akan sanksi puluhan “tenant” kawasan industri karena cemari udara

Kategori sangat tidak sehat dengan rentang PM2,5 sebesar 200-299 atau kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpapar. Terakhir, berbahaya (300-500) atau secara umum kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan yang serius pada populasi.

Kota dengan kualitas udara terburuk urutan kedua yaitu Kinshasa, Kongo-Kinshasa di angka 171, urutan ketiga Lahore, Pakistan di angka 159, urutan keempat Kota Medan, Indonesia di angka 144, urutan kelima Kota Batam, Indonesia di angka 141.

Terkait kondisi udara tersebut, masyarakat sebaiknya menghindari aktivitas di luar ruangan. Jika berada di luar ruangan gunakanlah masker, kemudian menutup jendela untuk menghindari udara luar yang kotor.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta akan meniru kota-kota besar dunia seperti Paris dan Bangkok dalam menangani polusi udara.

“Belajar dari kota lain, Bangkok memiliki 1.000 Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU), Paris memiliki 400 SPKU. Jakarta saat ini memiliki 111 SPKU dari sebelumnya hanya 5 unit. Ke depan kita akan menambah jumlahnya agar bisa melakukan intervensi yang lebih cepat dan akurat,” kata Kepala DLH DKI Jakarta Asep Kuswanto di Jakarta, Selasa (18/3).

Baca juga: Wamen LH pimpin penyegelan tiga pabrik pencemar udara di Banten

Baca juga: Kabel udara di Jakarta bakal masuk tanah

Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait

Rekomendasi lain

  • Related Posts

    Kemenkeu sebut penerapan pajak pedagang e-commerce bukan hal baru

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Kemenkeu sebut penerapan pajak pedagang e-commerce bukan hal baru Sabtu, 28 Juni 2025 15:25 WIB waktu baca 2…

    Bali United gaet dua pemain asing baru

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Liga 1 Indonesia Bali United gaet dua pemain asing baru Sabtu, 28 Juni 2025 15:24 WIB waktu baca…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *