
Timika dan Keerom percontohan pemberian obat malaria massal
- Selasa, 17 Juni 2025 13:25 WIB
- waktu baca 2 menit

Badung (ANTARA) – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menjadikan Timika, Papua Tengah dan Kabupaten Keerom, Papua sebagai percontohan pemberian obat malaria secara massal.
Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam “9th Asia Pacific Leaders’ Summit on Malaria” di Badung, Bali, Selasa, mengatakan pemberian obat malaria ini sebagai langkah pencegahan penyebaran kasus.
“Program ini terbukti mampu menurunkan sekitar 50 persen angka kejadian, namun biayanya cukup tinggi jadi kami sedang meninjau kembali apakah secara ekonomi program ini masuk akal atau tidak,” katanya.
Dia menjelaskan penghitungan efektivitas biaya harus dilakukan mengingat penyebaran obat malaria dilakukan secara besar-besaran ke seluruh populasi di Timika dan Keerom.
Selain menyebarkan obat malaria, ia juga fokus pada program pencegahan lainnya, seperti skrining, sebab kawasan Papua menyumbang 90 persen kasus malaria di Indonesia.
Setiap tahun, Kementerian Kesehatan melakukan dua juta skrining, namun jika catatan WHO kasus malaria di Indonesia sekitar satu juta setiap tahun maka masih ada pekerjaan rumah untuk hal itu, karena skrining semestinya dilakukan delapan juta pemeriksaan dalam setahun.
Baca juga: Kemenkes kerja sama dengan Papua eliminasi malaria sampai 2030
Berkat Global Fund, Kementerian Kesehatan mendapat bantuan pencegahan lain, yaitu dapat mendistribusikan kelambu berinsektisida tahan lama sebanyak 3,3 juta kelambu setiap dua dan tiga tahun.
“Kami berharap upaya ini jika diintensifkan dengan komitmen politik dan komitmen dari para pemimpin daerah, kita dapat memberantas malaria pada tahun 2030,” ucapnya.
Untuk langkah lanjutan, yaitu pemberian vaksin, dia mengakui bahwa Indonesia masih mengembangkan karena saat ini yang tersedia baru untuk negara-negara di Afrika.
Ia mengatakan upaya mulai dari fokus pada Timika dan Keerom hingga pencegahan lainnya ini dilakukan melihat tingginya catatan kasus gigitan nyamuk penyebab malaria, terutama di daerah hutan.
Malaria menempati urutan keempat penyakit menular teratas di Indonesia dengan rata-rata 500.000 kasus per tahun dan 150 kasus meninggal dunia.
Saat ini, dari 514 kabupaten di Indonesia, tercatat 407 daerah atau 79 persen sudah bebas dari malaria.
Baca juga: RI upayakan bangun komitmen pemda kejar eliminasi malaria di Papua
Baca juga: RI pimpin upaya eliminasi malaria di Asia Pasifik
Baca juga: RI kuatkan kolaborasi tangani episentrum malaria di Papua
Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
Komentar
Berita Terkait
Guru Besar FK UI kembangkan obat baru kanker payudara dan malaria
- 27 Desember 2023
BRIN cari alternatif obat berbasis tumbuhan untuk penyakit infeksi
- 18 Desember 2023
Peneliti BRIN ungkap beberapa parasit malaria resisten obat
- 18 Oktober 2023
Dinkes: Stok obat malaria di Sumut menipis
- 29 September 2022
Rekomendasi lain
Lirik lagu “Pelangi” dari Boomerang
- 11 September 2024
Lirik lagu “APT” oleh Ros dan Bruno Mars
- 22 Oktober 2024
Daftar rest area di Tol Jakarta-Bandung
- 26 Juli 2024
Sifat orang berdasarkan zodiak
- 16 Agustus 2024
Lirik lagu “End of The Road” dari Boyz II Men
- 25 Agustus 2024
Cara mudah mengecek pinjol yang terdaftar di OJK
- 3 Oktober 2024