ASEAN dan China kerja sama wujudkan masa depan sejahtera pada 2045

ASEAN dan China kerja sama wujudkan masa depan sejahtera pada 2045

  • Rabu, 11 Juni 2025 19:26 WIB
  • waktu baca 3 menit
ASEAN dan China kerja sama wujudkan masa depan sejahtera pada 2045
Pameran robot humanoid terlihat di Pameran Perdagangan Digital Global ketiga di Hangzhou, Provinsi Zhejiang, China timur pada 25 September 2024. ANTARA/Xinhua/Xu Yu

Kuala Lumpur (ANTARA) – Oleh Yuan Zhi

Visi Komunitas ASEAN 2045 yang baru saja diumumkan, yang diluncurkan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) ke-46 dengan tema “Masa Depan Bersama Kita” (Our Shared Future), mencerminkan idealisme Timur tentang kemakmuran bersama. Visi itu, yang berakar pada tradisi Asia tentang harmoni dan kemajuan bersama, selaras dengan seruan Presiden China Xi Jinping untuk membangun komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia.

Kemitraan yang saling menguntungkan

Sementara beberapa negara di belahan dunia lain cenderung mengisolasi diri, China dan ASEAN terus menjalin kemitraan saling menguntungkan. Selama 16 tahun berturut-turut, China menjadi mitra dagang terbesar ASEAN dan ASEAN juga memegang posisi yang sama bagi China selama lima tahun terakhir.

Kunjungan Presiden Xi Jinping ke Vietnam, Malaysia, dan Kamboja baru-baru ini telah memperkuat ikatan tradisional antara negara-negara Asia sekaligus menegaskan komitmen China untuk memperkuat hubungan dengan negara-negara tetangganya demi terwujudnya komunitas dengan masa depan bersama.

Urgensi ketahanan ekonomi

Lanskap perdagangan global sedang mengalami pergeseran. Rata-rata tarif yang diberlakukan oleh Amerika Serikat (AS) terhadap barang-barang dari Asia Tenggara kini melampaui 30 persen dan gangguan rantai pasokan telah mengungkap risiko ketergantungan berlebihan pada pasar yang jauh dan tidak stabil. Masa depan ekonomi ASEAN bergantung pada diversifikasi dan integrasi regional, bidang-bidang di mana China menawarkan keunggulan yang tak tertandingi.

Sebagai ekonomi terbesar kedua di dunia dan negara perdagangan terkemuka, China telah menjadi kekuatan penstabil bagi ASEAN melewati berbagai krisis, seperti krisis keuangan Asia 1997-1998 dan resesi global 2008. Saat ini, berbagai inisiatif seperti Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (Belt and Road Initiative/BRI) dan Inisiatif Pembangunan Global (Global Development Initiative/GDI) memberikan ASEAN infrastruktur, teknologi, dan kerangka kerja perdagangan untuk meningkatkan kemandirian.

Foto yang diambil pada 26 Mei 2025 menunjukkan suasana tempat penyelenggaraan KTT Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) ke-46 di Kuala Lumpur, Malaysia. ANTARA/Xinhua//Ma Ping

Jalan menuju 2025: Inovasi dan integrasi

Kapasitas manufaktur ASEAN berpotensi mendapatkan manfaat dari integrasi ekonomi yang lebih dalam dengan China. Ketahanan ekonomi ASEAN akan diuntungkan dari peningkatan perdagangan dengan China. Selain itu, ambisi ASEAN dalam transisi digital dan ramah lingkungan sejalan sempurna dengan keunggulan China dalam AI, energi terbarukan, dan e-commerce.

Meski menghadapi berbagai pembatasan dari AS, industri inovatif China terus berkembang dengan pesat. Hal itu tercermin dari berbagai terobosan, seperti Deepseek. Berdasarkan Global Innovation Index (GII) 2024, China selama satu dekade terakhir tercatat sebagai salah satu perekonomian dengan pertumbuhan kekuatan inovasi tercepat di dunia.

Pada Mei, China dan sepuluh negara anggota ASEAN telah sepenuhnya menyelesaikan negosiasi mengenai Kawasan Perdagangan Bebas (Free Trade Area/FTA) ASEAN-China Versi 3.0. Dengan memodernisasi aturan perdagangan dan memperluas kerja sama di sektor-sektor baru, China dan ASEAN sedang menciptakan masa depan ekonomi yang lebih dinamis, yang lebih tangguh terhadap guncangan eksternal.

“Momen Asia” dalam globalisasi

Seperti yang dikatakan oleh Menteri Luar Negeri China Wang Yi, globalisasi sedang mengalami “momen Asia” dan fokus dunia mulai beralih ke Asia. Penyelenggaraan KTT ASEAN-China-Dewan Kerja Sama Teluk (Gulf Cooperation Council/GCC) perdana, bersamaan dengan KTT ASEAN ke-46, menjadi sinyal bangkitnya kawasan itu sebagai pusat multilateralisme abad ke-21.

Kerja sama ASEAN dan China akan menciptakan ketahanan yang lebih besar, inovasi, dan kemakmuran bersama, yang menjadi unsur-unsur penting dalam mewujudkan Visi Komunitas 2045.

Catatan: Penulis merupakan seorang pengamat urusan internasional yang berbasis di Kuala Lumpur.

Pandangan yang diungkapkan dalam artikel tersebut merupakan pandangan penulis dan tidak selalu mencerminkan posisi resmi Kantor Berita Xinhua.

Pewarta: Xinhua
Editor: Benardy Ferdiansyah
Copyright © ANTARA 2025

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait

Rekomendasi lain

  • Related Posts

    India kaji larangan sementara Boeing 787-8 usai musibah di Ahmedabad

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi India kaji larangan sementara Boeing 787-8 usai musibah di Ahmedabad Sabtu, 14 Juni 2025 03:22 WIB waktu baca…

    Dinkes catat 779 ibu hamil usia anak di Lombok Timur selama 2024

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Dinkes catat 779 ibu hamil usia anak di Lombok Timur selama 2024 Sabtu, 14 Juni 2025 02:59 WIB…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *