Menteri Arifah apresiasi kinerja Satgas TPKS Universitas Hasanuddin

Menteri Arifah apresiasi kinerja Satgas TPKS Universitas Hasanuddin

  • Selasa, 27 Mei 2025 15:24 WIB
  • waktu baca 2 menit
Menteri Arifah apresiasi kinerja Satgas TPKS Universitas Hasanuddin
Menteri PPPA Arifah Fauzi (tengah) di sela-sela kuliah umum bertajuk “Pencegahan Kekerasan Seksual di Lingkungan Kampus” di Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan. ANTARA/HO-KemenPPPA

Jakarta (ANTARA) – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi mengapresiasi Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) Universitas Hasanuddin, yang dinilai sebagai salah satu satgas terbaik di tingkat nasional.

“Keberadaan dan kinerja Satgas PPKS Universitas Hasanuddin patut diapresiasi. Ini adalah bentuk nyata komitmen kampus dalam melindungi sivitas akademika dan mendorong budaya antikekerasan,” kata Arifah Fauzi dalam keterangan di Jakarta, Selasa.

Hal itu dikatakan Arifah Fauzi saat menyampaikan materi dalam kuliah umum bertajuk “Pencegahan Kekerasan Seksual di Lingkungan Kampus” di Universitas Hasanuddin, Makassar.

Menteri PPPA mendorong seluruh sivitas akademika, khususnya perguruan tinggi untuk aktif membangun kesadaran kolektif dan memperkuat sistem pencegahan serta penanganan kekerasan seksual secara terstruktur dan berkelanjutan.

Baca juga: KPPPA sebut lanjutkan MoU UGM optimalkan kampus lindungi perempuan

Ia menekankan pentingnya peran mahasiswa sebagai pelindung pertama dalam pencegahan kekerasan seksual.

Mahasiswa diharapkan aktif melakukan pencegahan tindakan kekerasan khususnya di lingkungan kampus. Tindakan membantu, mendampingi, dan berani bersuara merupakan bentuk penyelamatan nyata bagi korban.

Ia menyoroti data kekerasan yang menunjukkan tingginya kerentanan perempuan dan anak di berbagai ruang, termasuk di institusi pendidikan.

Berdasarkan data Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) tahun 2024, satu dari empat perempuan usia 15–64 tahun pernah mengalami kekerasan fisik dan atau seksual.

Sementara itu, data SIMFONI PPA mencatat lebih dari 12.000 kasus kekerasan terhadap perempuan pada tahun yang sama.

Baca juga: Cegah kekerasan di kampus, KemenPPPA koordinasi Kemendiktisaintek

“Fakta ini menunjukkan bahwa kita masih menghadapi fenomena gunung es dalam penanganan kekerasan seksual. Banyak korban masih enggan melapor karena stigma, tekanan sosial, dan minimnya akses terhadap layanan,” kata Arifah Fauzi.

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait

Rekomendasi lain

  • Related Posts

    KPK Serahkan Berkas Jawab Gugatan Praperadilan MAKI yang Minta Bobby Diperiksa

    Jakarta – Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) mengajukan praperadilan yang salah satu gugatannya meminta hakim memerintahkan KPK memeriksa Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Bobby Nasution. KPK telah menyerahkan jawaban tertulis terkait…

    Kapolda Metro Jaya Buka UKW 2025, Ingatkan Wartawan Tangkal Hoaks

    Jakarta – Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Asep Edi Suheri membuka kegiatan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) 2025 yang digelar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dengan dukungan Polda Metro Jaya. Kegiatan tersebut…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *