Ahli bagikan kiat cegah penularan tuberkulosis

Ahli bagikan kiat cegah penularan tuberkulosis

  • Minggu, 18 Mei 2025 19:01 WIB
  • waktu baca 2 menit
Ahli bagikan kiat cegah penularan tuberkulosis
Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Prof. Tjandra Yoga Aditama. ANTARA/HO-Dokumentasi pribadi

Jakarta (ANTARA) – Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Prof. Tjandra Yoga Aditama mengatakan bahwa masyarakat umum dapat melakukan pencegahan penularan tuberkulosis (TBC) melalui beberapa hal.

“Ada empat pencegahan. Pertama kalau ada yang sakit maka harus segera diobati agar tidak menular ke orang lain,” katanya saat dihubungi ANTARA dari Jakarta, Minggu.

Selain itu, ia merekomendasikan vaksinasi Bacillus Calmette-Guérin (BCG) pada bayi sebagai perlindungan sejak dini. “Walaupun proteksinya hanya sebagian (mencegah TBC) berat pada anak dan kematian TBC pada anak) tidak melindungi dewasa,” jelasnya.

Bagi masyarakat yang memang sesuai dengan kriteria estetika maka dapat diberikan terapi pencegahan tuberkulosis (TPT). Terakhir yakni menerapkan perilaku hidup bersih, sehat untuk menjaga daya tahan tubuh.

Baca juga: Pasien TB tidak tuntas berobat disarankan lakukan pemeriksaan ulang

Pria yang juga menjabat Direktur Pascasarjana Universitas YARSI ini juga mengungkapkan adanya perkembangan diagnosis untuk penyakit TBC.

“Diagnosis tadinya pakai sputum untuk melihat kuman di bawah mikroskop maka sekarang dengan tes cepat molekuler,” katanya.

Sementara dari sisi pengobatan, kini sudah ada pengobatan dengan durasi empat bulan selain durasi enam bulan.

Soal vaksin TBC yang masih diteliti, ia berharap jika hasil penelitian menunjukkan hal positif maka dapat dihadirkan vaksin baru sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara luas. “Tapi sekarang belum ada (vaksin TBC),” katanya.

Lebih lanjut, ia pun melarang pasien yang masih terpapar TBC tidak menghentikan pengobatan, karena hal ini mampu menyebabkan dampak yang serius bagi pasien.

“Tentu jangan sampai berhenti, karena akan ada dua dampak. Pertama, penyakitnya tidak sembuh, dan kedua dapat terjadi kuman yang resisten dan tidak dapat dibunuh oleh obat standard,” pungkasnya.

Baca juga: Ahli: Vaksin M72 tidak akan gantikan vaksin BCG

Baca juga: Ahli: Siapkan 4A guna sukseskan peran vaksin M72 dalam eradikasi TB

Baca juga: Ahli ingatkan strategi penanganan TB lain, sambil tunggu vaksin baru

Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait

Rekomendasi lain

  • Related Posts

    Kemkomdigi soroti manfaat PP Tunas dan MBG bagi kesehatan anak

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Kemkomdigi soroti manfaat PP Tunas dan MBG bagi kesehatan anak Senin, 19 Mei 2025 03:01 WIB waktu baca…

    Budi Arie: Pelantikan Paus panggilan moral perkuat nilai kemanusiaan

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Budi Arie: Pelantikan Paus panggilan moral perkuat nilai kemanusiaan Senin, 19 Mei 2025 02:54 WIB waktu baca 2…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *