Protes Meletus di Tripoli, Pejabat Senior Undur Diri
- Sabtu, 17 Mei 2025 16:54 WIB
- waktu baca 2 menit
Tripoli (ANTARA) – Protes besar-besaran terhadap Pemerintah Persatuan Nasional (Government of National Unity/GNU) meletus di Tripoli pada Jumat (16/5) di tengah pengunduran diri beberapa pejabat senior pemerintah, demikian dilansir media lokal.
Saluran televisi lokal Alwasat melaporkan para pengunjuk rasa menuntut agar GNU yang dipimpin Perdana Menteri Abdul-Hamid Dbeibah untuk mundur, menyusul bentrokan kekerasan baru-baru ini di Tripoli.
Menurut laporan tersebut, para pejabat senior GNU, termasuk wakil perdana menteri, dan menteri-menteri pemerintahan lokal, perdagangan dan industri, pendidikan tinggi, perumahan, dan sumber daya air, resmi mengumumkan pengunduran diri mereka. Namun, GNU membantah pengunduran diri tersebut, seraya mengatakan semua pejabat senior pemerintah “bekerja seperti biasa.”
GNU menyerukan protes damai dengan kebebasan penuh dalam kerangka hukum dan dengan menghormati lembaga-lembaga negara.
Pertempuran meletus awal pekan ini setelah Abdel Ghani al-Kikli, yang juga dikenal sebagai Ghaniwa dan merupakan komandan senior di Aparat Pendukung Stabilitas (Stability Support Apparatus/SSA), kelompok bersenjata berkuasa yang bersekutu dengan Dewan Kepresidenan, tewas di sebuah fasilitas yang dikendalikan oleh Brigade 444, milisi yang setia kepada Dbeibah.
Sumber-sumber keamanan mengatakan pembunuhan tersebut memicu bentrokan sengit antara SSA dan Brigade 444, yang menyebar ke pusat kota serta distrik-distrik permukiman dan menewaskan sedikitnya enam orang hingga gencatan senjata diumumkan pada Rabu (14/5).
Pada Kamis, GNU mengatakan situasi keamanan di ibu kota Libya telah kembali stabil.
Libya masih terpecah sejak pemberontakan yang didukung NATO pada 2011 yang menggulingkan pemimpin lama Muammar Gaddafi. Negara ini terpecah antara dua pemerintahan yang saling bersaing, dengan GNU yang diakui PBB berbasis di Tripoli dan pemerintah yang berbasis di timur didukung oleh Tentara Nasional Libya di bawah komandan Khalifa Haftar.
Di Tripoli dan wilayah lain yang berada di bawah kendali GNU, faksi-faksi bersenjata terus bersaing untuk memperebutkan pengaruh, sering kali dengan kekerasan, meskipun pelucutan senjata dan unifikasi institusi keamanan sudah berulangkali diserukan.
Pewarta: Xinhua
Editor: Hanni Sofia
Copyright © ANTARA 2025
Komentar
Berita Terkait
Rekomendasi lain
Gaji, syarat, dan kualifikasi menjadi pramugari kereta api
- 13 Oktober 2024
Cara menghilangkan iklan yang sering muncul di HP Android
- 27 Desember 2024
Lirik lagu “Tak Lagi Sama” dari NOAH
- 19 Juli 2024
Cara membuat dan memperpanjang SKCK
- 19 Agustus 2024
Syair lagu kebangsaan “Indonesia Raya”
- 31 Juli 2024