InhuPost, JAKARTA – saat ini telah terdapat 19 produsen benih yang menghasilkan 62 varietas, dengan demikian semestinya masyarakat bisa diberikan beragam pilihan bahan tanam unggul. Hanya saja, kenyataannya justru beberapa jenis varietas dan sumber benih sawit saja yang diketahui pekebun, sehingga pada akhirnya seringkali pemesanan menumpuk di beberapa produsen benih sawit saja dengan waktu tunggu hingga 6 bulan lebih. Beberapa sumber benih ada yang hanya fokus melayani kebutuhan sendiri.
Sementara masyarakat dengan kebutuhan kecil 100 atau 200 kecambah, khususnya petani sawit swadaya, seringkali tidak terakomodir dalam sistem layanan sumber benih. Sehingga banyak warga negara Indonesia tersebut akhirnya untuk mendapatkan kecambah bersertifikat, lalu berusaha mendapatkan sumber-sumber tidak resmi salah satunya melalui marketplace yang berujung memperoleh benih ilegitim. Hal ini yang seharusnya tidak boleh terjadi.
“Sebaiknya produsen benih dan pemerintah wajib memfasilitasi masyarakat mendapatkan kecambah. Selain itu aturan yang mengharuskan produsen benih sawit mengalokasikan kecambah 20 – 30 % untuk pekebun perlu dihidupkan kembali dengan penegasan untuk tidak saja menyasar plasma perusahaan dalam satu grup namun juga petani swadaya. Tentunya regulasi yang mempersulit masyarakat mendapatkan kecambah sebaiknya dievaluasi,” kata Pengamat Perkebunan sekaligus mantan Dirjen Perkebunan periode 2010 – 2016, Gamal Nasir dalam keterangannya kepada InhuPost, Jumat (27/1/2023).
BACA JUGA: Gamal Nasir: Mau Ekspor, Tata Niaga Benih Sawit Benahi Dulu
Lebih lanjut kata Gamal, yang juga founder Gamal Institute, sekiranya tata niaga kecambah Indonesia sudah baik, dan Indonesia telah berhasil memenangkan pasar dalam negeri. “Maka Indonesia boleh mengembangkan sayap menjadi pemain di tingkat world,” kata Gamal. (T2)
Dibaca : 6,425
Dapatkan update berita seputar harga TBS, CPO dan industri kelapa sawit setiap hari dari InhuPost.com. Mari bergabung di Grup Telegram “InhuPost – Details Replace”, caranya klik hyperlink InhuPost-Details Replace, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Bisa juga IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.