Prabowo Cerita Pesan Ayahnya Soal Keberpihakan pada Rakyat

PRESIDEN Prabowo Subianto mengungkit kembali pesan ayahnya, Sumitro Djojohadikusumo, sebelum meninggal untuk selalu setia kepada rakyat saat acara peresmian akad massal rumah subsidi di Serang, Banten, Sabtu 20 Desember 2025.

Awalnya, Prabowo mengaku sedih apabila anggaran ratusan triliun tidak sampai ke rakyat. Namun ia berterima kasih kepada menteri-menterinya setia kepada rakyat. Ia mengatakan agar menterinya jangan setia kepada presiden, tetapi kepada rakyat.

Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca

Lantas, Prabowo menceritakan pesan Sumitro kepadanya beberapa bulan sebelum wafat. “Dia hanya kasih satu pesan kepada saya. Dia sudah di kursi roda, mungkin dia merasa akan dipanggil Tuhan. Dia mengatakan: ‘Prabowo, kalau suatu saat kamu berada dalam keadaan bingung dan ragu-ragu, ingat, selalu berpihak kepada rakyatmu.’ Itu pesan beliau, dan itu saya pegang,” kata Prabowo seperti dikutip YouTube Sekretariat Presiden, 20 Desember 2025.

Prabowo mengatakan, apabila dihadapkan pada keputusan A, B, atau C, ia akan memilih keputusan yang akan menguntungkan rakyat kecil. Prabowo menyebut prinsip ini sama dengan yang dimiliki mendiang ayahnya. “Kalau orang yang kuat, dia sudah kuat, dia tahan banting, tapi yang paling lemah ini yang harus kita bela, yang harus kita berdayakan. Kalau yang paling lemah ini berdaya, dia akan hidupkan seluruh ekonomi,” kata Prabowo. 

Karenanya, kata Prabowo, ia bertekad menghilangkan kemiskinan. Ia meyakini salah satu caranya adalah menghentikan penyelundupan, penyelewengan, korupsi, dan segala bentuk tipu-menipu. Ia pun geram dengan praktik penggelembungan dana atau mark up. Sebab, kata dia, praktik mark up sama saja dengan mencuri. “Jangan karena pakaian bagus, pintar, ngarang-ngarang di kertas, mau ngakalin pemerintah, ngakalin rakyat,” ujarnya. 

Prabowo kerap menyinggung Sumitro dalam berbagai kesempatan. Salah satunya beberapa hari sebelum ia dilantik sebagai Presiden RI ke-8 pada tahun lalu. Prabowo mengaku pemikiran ekonominya tidak bisa dilepaskan dari pengaruh keluarganya, terutama ayahnya, Sumitro Djojohadikusumo. Sumitro yang menganut pemikiran ekonomi campuran yang mengambil sisi terbaik dari sosialisme dan kapitalisme.

“(Sumitro) berkata, sebenarnya sistem ekonomi terbaik Indonesia, harus sistem ekonomi campuran. Kita harus mengambil yang terbaik dari kapitalisme dan yang terbaik dari sosialisme. Saya pikir sekarang akan menjadi pemikiran arus utama,” kata Prabowo dalam acara Forbes Global CEO Conference, di The St. Regis Hotel, Jakarta, Rabu, 15 Oktober 2025.

Prabowo mengatakan ayahnya hidup di tengah pergolakan memperjuangkan kemerdekaan. Kala itu, sebagian besar pemimpin Asia dan Afrika merupakan kaum sosialis. Prabowo menyebut sosialisme, marxisme, dan komunisme merupakan gerakan yang memperjuangkan kebebasan melawan penjajah dan imperialis. 

“Saya pikir itu sebabnya banyak pemimpin Asia dan Afrika, gerakan kaum muda, praktis berhaluan kiri, sosialis. Banyak yang komunis,” kata dia. 

Prabowo mengatakan ayahnya ketika muda merupakan seorang sosialis. Dia juga pemimpin Partai Sosialis Indonesia. Namun, Prabowo merasa pemikiran Sumitro banyak dipengaruhi ketika dikirim ke PBB untuk mewakili Indonesia. Di sana, Sumitro melobi untuk Indonesia. 

Prabowo berkata Sumitro berteman dengan para pemimpin Amerika yang juga merupakan pemimpin bisnis. Namun, pebisnis Amerika kala itu menolak penjajahan dan imperialis. 

Ketika Sumitro kembali ke Indonesia pada awal kemerdekaan, Prabowo mengatakan pemikirannya seimbang. Pemikiran Sumitro tetap sosialis tapi memahami kapitalis memiliki arti penting. 

Prabowo yang kala itu masih kecil lantas bertanya sistem ekonomi terbaik kepada Sumitro. Sumitro menjawab sistem ekonomi terbaik adalah sistem ekonomi campuran yang menggabungkan sosialis dan kapitalis. 

  • Related Posts

    Menteri LH Segel 5 Perusahaan Tambang Diduga Pemicu Banjir di Sumbar

    Jakarta – Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) menyegel lima perusahaan pertambangan di wilayah Sumatra Barat (Sumbar). Perusahaan itu diduga menjadi pemicu banjir di wilayah tersebut. “Penyegelan ini adalah…

    Kala Kini Jakarta Usung Konsep Pengalaman Imersif Berbasis Visual & Audio

    Jakarta – Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2026 di Jakarta tak hanya diisi dengan hiburan semata. Unit Pengelola Anjungan dan Graha Wisata Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *