INFO NASIONAL – Sarlena Thamsen tak henti tersenyum ketika namanya diumumkan sebagai pemenang karya terbaik dalam workshop “Shoot, Edit, Upload: Konten Keren dari Smartphone.” Pelatihan yang digelar PT Tempo Inti Media Impresario bekerja sama dengan BAKTI Komdigi itu berlangsung di Sekolah Menengah Atas (SMA) Kristen 1, Soe, Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur.
Mahasiswi yang aktif dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Timor Tengah Selatan ini mengaku tak menyangka videonya keluar sebagai yang terbaik. Apalagi, karya tersebut diunggah hanya lima menit sebelum batas akhir pengumpulan. “Saya sempat berpikir tidak usah unggah, karena ponsel saya lambat. Tapi teman memberi wifi, lalu saya coba unggah,” ujar Sarlena, masih dengan wajah sumringah, Senin, 15 Desember 2025.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Video yang dibuat Sarlena menampilkan keindahan Bukit Bikium—yang lebih dikenal masyarakat sebagai Bukit “Teletubbies”—di Desa Fatumnasi, Timor Tengah Selatan. Hamparan savana hijau dengan kontur bergelombang menjadi daya tarik utama kawasan ini dan kerap dikunjungi warga dari berbagai daerah tidak di Indonesia.
Lewat layar ponsel, Sarlena merangkai lanskap itu menjadi cerita visual yang memikat perhatian juri. Atas ketekunan dan kegigihannya membuat video “Teletubbies”, Sarlena mendapatkan hadiah smartphone terbaru dari panitia.
Pelatihan di Soe bukan sekadar mengajarkan teknik mengambil gambar atau menyunting video. Kegiatan yang berlangsung sejak pukul 09.30-17.00 WITA, menjadi laboratorium kecil, para peserta belajar membaca sudut pandang, merangkai cerita, sekaligus mengenali potensi lokal di Timor Tengah Selatan.
Sejak pagi, Aula SMA Kristen 1 Soe, sebanyak 107 peserta terdiri dari pelajar, mahasiswa, guru, pelaku usaha kecil dan menengah, hingga aparatur sipil negara memenuhi ruangan. Peserta dibagi ke dalam tiga kelas: A, B dan C. Masing-masing kelas terdiri dari 35 peserta.
Peserta pelatihan “Konten Keren dari Smartphone” yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, guru dan ASN menyimpak materi storytelling yang dibawakan Fiona.
Workshop menghadirkan tiga pemateri berpengalaman dibidangnya. Nita Dian, Redaktur Foto Tempo, membawakan materi basic content creation tentang angle foto dan video. Kemudian Suchi Handayani seorang perencana strategi konten digital dengan materi editing praktis dan Fiona Nur Nabila, campaign strategic, yang akan memaparkan strategi storytelling yang menarik.
Redaktur Foto Tempo, Nita Dian, membuka sesi dengan nada tegas namun hangat. Ia menampilkan sejumlah foto tampak sederhana, namun menyimpan kekuatan cerita. “Konten yang baik lahir dari cara kita melihat,” kata dia.
Suchi Handayani, menyampaikan materi penyuntingan praktis tentang strategi konten digital. Potongan gambar, transisi sederhana, dan penyesuaian warna dipraktikkan langsung. Cerita kemudian diperdalam dalam sesi storytelling bersama Fiona Nur Nabila, campaign strategic, yang menekankan pentingnya alur dan pesan.
Direktur Utama BAKTI Komdigi, Fadhilah Mathar, menilai pelatihan ini sebagai langkah strategis untuk memperkuat kapasitas sumber daya manusia di daerah. “Digitalisasi bukan sekadar soal teknologi. Ini sarana untuk meningkatkan produktivitas, membuka peluang ekonomi, dan memperkenalkan daerah kita ke dunia,” ujarnya, Senin, 15 Desember 2025.
Direktur Tempo Impresario, Ali Nur Yasin, menekankan besarnya potensi lokal Timor Tengah Selatan untuk diangkat ke ruang digital. Budaya Boti, Pantai Kolbano dan kuliner khas daerah hingga kehidupan sehari-hari masyarakat TTS, kata dia, adalah kisah yang layak dikenal lebih luas. “Cerita lokal ini adalah potensi yang bisa hidup di ruang digital jika dikemas dengan tepat,” ucapnya.
Dari kiri, Kepala SMA Kristen 1 Soe, Paulus Poba, Kepala Dinas Kominfo TTS Adi Tallo, Direktur Tempo Impresario Ali Nur Yasin, pemateri Suchi Handayani, Nita Dian dan Fiona, bersama peserta pelatihan.
Bagi SMA Kristen 1 Soe, yang berdiri sejak 1962 dan menaungi 1.133 siswa, workshop ini memberi pengalaman berbeda. Kepala sekolah, Paulus Pobas, mengatakan pelatihan digital baru pertama kali diadakan di sekolahnya. “Pelatihan ini sangat bagus dan berguna bagi siswa-siswi kami, mereka dapat membuat konten yang positif,” kata dia.
Paulus menilai kegiatan itu mengubah cara pandang siswa terhadap smartphone. Dari alat hiburan yang kerap mengalihkan perhatian, kini menjadi sarana belajar dan menyiapkan masa depan.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Timor Tengah Selatan, Adi Tallo, mengingatkan bahwa durasi penggunaan smartphone yang tinggi harus diarahkan ke hal-hal positif, kreatif, dan bernilai ekonomi. “Etika dan kepatuhan pada Undang-undang ITE menjadi kunci agar generasi muda bisa produktif tanpa melanggar hukum,” ujarnya.
Menurut Adi, rata-rata orang Indonesia menggunakan smartphone lebih dari enam jam sehari. Tantangannya adalah bagaimana memanfaatkannya untuk hal-hal positif, kreati, dan bernilai ekonomi.
Dia berharap peserta workshop menjadi kreator yang beretika, produktif, serta mampu menghasilkan konten informatif tanpa melanggar undang-undang. “Kami berterima kasih kepada Tempo dan BAKTI Komdigi atas kolaborasi ini. Kami berharap kegiatan ini memberi dampak nyata bagi pengembangan kreativitas dan ekonomi digital generasi muda,” ucapnya.
Bagi Sarlena, lima menit terakhir sebelum penutupan unggahan bukan sekadar soal tenggat waktu. Ia menjadi momen yang mengubah keraguan menjadi keyakinan—bahwa dari sebuah ponsel sederhana, cerita tentang daerahnya bisa menjangkau lebih jauh.





