Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Jasra Putra mengungkapkan hingga saat ini sebanyak 8 siswa yang terluka akibat tertabrak oleh mobil pengangkut makan bergizi gratis (MBG) di SDN Kalibaru 01, Jakarta Utara, pada Kamis, 11 Desember 2025, masih menjalani perawatan insentif.
Jasra mengatakan kondisi kedelapan siswa itu membutuhkan penanganan khusus. “Dalam informasi lapangan yang kami dapatkan, itu ada 8 orang kan harus dilakukan rujukan lanjutan, karena mengalami luka patah tulang, yang itu butuh penanganan khusus,” kata dia saat ditemui di kawasan Jakarta pada Sabtu, 13 Desember 2025.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Jasra meminta Badan Gizi Nasional–lembaga pelaksana program MBG– bersama Kementerian Dasar dan Menengah menjamin pengobatan para korban ini hingga tuntas dan
terus memantau perkembangan kondisi mereka. Ia juga meminta pemerintah melakukan pendampingan psikososial kepada semua siswa yang menyaksikan insiden tersebut, kendati mereka tidak terluka secara fisik.
“Karena peristiwa-peristiwa yang terjadi di MBG, dan termasuk juga keracunan, itu kan memunculkan trauma tersendiri bagi anak, apalagi melihat temannya jadi korban,” kata Jasra.
Berkaca dari kasus ini, KPAI meminta Badan Gizi Nasional mengevaluasi sistem pendistribusian paket MBG ke sekolah. BGN, kata Jasra, harus meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan pengantaran makanan, memastikan para pegawai yang terlibat dalam penyaluran MBG memiliki pemahaman mengenai safeguarding atau sikap-sikap yang aman saat berhadapan dengan anak.
Jasra menekankan pemahaman ini penting meski para petugas tersebut hanya berinteraksi singkat dengan siswa. “Perspektif perlindungan anak itu penting dilakukan oleh siapapun itu. Baik itu guru, SPPG, atau siapa pun yang berhadapan dengan anak,” kata dia.
Kecelakan yang melibatkan mobil pengangkut MBG ini terjadi pada Kamis pagi, 11 Desember 2025. Mobil MBG itu tiba-tiba menerobos pagar dan terus melaju ke arah lapangan tempat para siswa sedang mengikuti kegiatan literasi pagi sebelum masuk kelas.
Insiden yang terjadi sekitar pukul 06.39 WIB itu menyebabkan 22 orang, yang terdiri dari 21 siswa dan satu orang guru, menjadi korban luka-luka.
Kepala BGN Dadan Hindayana sebelumnya menyatakan dua siswa masih menjalani perawatan intensif di Intensive Care Unit atau ICU RSUD Koja, Jakarta Utara. Ia menuturkan siswa dengan luka terparah harus menjalani operasi tulang dan plastik. Sementara satu orang lainnya, diklaim sudah berangsur-angsur mendapatkan kestabilan. “Satu sangat stabil, yang satu memang perlu penanganan khusus. Tapi sudah saya jelaskan tadi, sudah ditangani oleh tiga dokter spesialis,” ujar dia setelah menjenguk korban pada Kamis, 11 Desember 2025.
Selain kedua korban itu, Dadan mengatakan total ada sembilan korban lain yang masih dirawat. Sebanyak lima korban menjalani perawatan di RSUD Koja, sementara empat korban lain dilarikan ke RSUD Cilincing. Selain itu, 11 siswa lain telah dipulangkan ke rumah masing-masing usai mendapat penanganan dari rumah sakit.
Kepolisian Resor Metro Jakarta Utara telah menetapkan sopir mobil MBG itu, yang berinisial AI, 34 tahun, warga Kalibaru, sebagai tersangka. Kepala Kepolisian Sektor Cilincing Ajun Komisaris Bobi Subasri mengatakan sopir tersebut diduga sedang dalam posisi mengantuk ketika mengemudikan kendaraan. “Mungkin dugaannya itu, ya, mengantuk,” ucap Bobi kepada para wartawan di lokasi kejadian pada Kamis malam, 11 Desember 2025.






