Groundbreaking Ponpes Al Khoziny, Telan APBN Rp 125,3 Miliar

MENTERI Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin melakukan groundbreaking pembangunan kembali Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Desa Siwalanpanji, Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur pada Kamis 11 Desember 2025. Proyek itu menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) senilai Rp125,3 miliar.

Pantauan Tempo, agenda groundbreaking tersebut berlangsung di lokasi terbaru Ponpes Al Khoziny seluas 4.100 meter persegi. Pembangunan pun mulai berlangsun dan ditargetkan selesai dalam 210 hari atau sekitar Juli 2026.

Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca

Dalam sambutannya, Cak Imin mengatakan bahwa peletakan batu pertama ini merupakan momentum gotong royong dalam memajukan sistem pendidikan pesantren di Indonesia.

“Hari ini menjadi momentum pemerintah, pengasuh, lembaga pendidikan untuk bahu-membahu agar pesantren semakin nyaman dan aman bagi para santri,” kata Cak Imin.

Cak Imin menyebutkan bahwa Presiden Prabowo Subianto memberikan perhatian khusus terhadap Al-Khoziny pasca bangunannya ambruk dan menewaskan 63 santri pada akhir September 2025. Karenanya, presiden ingin memastikan pembangunan pesantren berjalan maksimal.

“Beliau (Presiden) punya komitmen penuh terhadap masa depan pesantren karena sejarah panjang kontribusi pesantren bagi bangsa sejak sebelum kemerdekaan,” ujar Cak Imin.

Peningkatan sarana dan prasarana

Cak Imin juga menyinggung pentingnya peningkatan sarana prasarana pesantren. Termasuk fasilitas dasar bagi santri, seperti kamar mandi.

“Yang benar itu satu kamar mandi maksimal untuk jumlah santri tertentu. Kalau belum mampu, disabari dulu, tetapi kita harus terus memperbaiki,” tambahnya.

Sementara itu, Pengasuh Ponpes Al-Khoziny, KH Abdus Salam Mujib turut hadir menyampaikan rasa terima kasihnya atas perhatian pemerintah terhadap pesantren yang diasuhnya. Terlebih, pemerintah saat ini juga fokus untuk menangani bencana di Sumatera.

“Tentunya musibah yang terjadi di Al-Khoziny tidak ada apa-apanya dibandingkan itu (bencana Sumatera),” tutur Salam.

Sebagai informasi, bangunan asrama putra Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Indonesia ambruk pada Senin, 29 September 2025 pukul 15.00 WIB. Saat itu, para santri sedang melakukan salat asar berjamaah di lantai satu, sementara bangunan lantai tiga dan empat sedang dalam tahap pembangunan. 

Sebanyak 63 santri tewas pada kejadian itu. Namun, belum ada tersangka yang ditetapkan polisi hingga saat ini.

  • Related Posts

    Polda Riau Bongkar Tambang Emas Ilegal di Kuansing, 15 Rakit Dimusnahkan

    Kuantan Singingi – Kepolisian Daerah (Polda) Riau menunjukkan komitmen penuh dalam menindak aktivitas penambangan emas ilegal yang merusak alam. Kali ini, penambangan emas tanpa izin (PETI) di Sungai Tanalo, Desa…

    Banten Diguncang 3 Kali Gempa Malam Ini

    Sumur – Banten diguncang gempa 3 kali malam ini. Kekuatan gempa (magnitudo) berbeda-beda. Gempa pertama terjadi pada Kamis (11/12) pukul 23.11 WIB. Magnitudonya 3,9. “Lima puluh satu km barat daya…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *