Dua Pekan Pascabencana, Listrik di Aceh Tamiang Belum Normal

JARINGAN listrik di Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh, belum pulih dua pekan setelah banjir bandang menerjang pada penghujung November lalu. Tempo menyusuri Kecamatan Rantau, Kabupaten Aceh Tamiang, pada Rabu malam, 10 Desember 2025, sekitar pukul 19.20.

Hanya ada lampu mobil yang menerangi jalan berlumpur menuju Kecamatan Kota Kuala Simpang. Di kanan dan kiri, hampir semua rumah rusak dan terlihat kelam. Tampak nyala lilin di depan beberapa bangunan yang masih ditempati warga atau dijadikan titik pengungsian.

Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca

Hingga kini, Kamis, 11 Desember 2025, listrik di Aceh Tamiang tak kunjung menyala. “Masih mati, yang nyala pakai genset,” kata Ilham Balindra, pewarta foto yang bertugas di Aceh Tamiang, pada Kamis malam.

Bupati Aceh Tamiang Armia Fahmi telah menyampaikan ini kepada Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY.

Sebanyak 12 kecamatan alias semua kecamatan di Aceh Tamiang belum memiliki pasokan listrik. “Saya tadi bertanya kepada Bapak Bupati, listrik memang belum bisa dinikmati. Masih mati total seluruh kecamatan,” ujar AHY di Aceh Tamiang, pada Rabu pagi, 10 Desember 2025.

AHY memastikan bakal menindaklanjuti laporan mengenai kelistrikan di Aceh Tamiang ini. Sebab, kondisi listrik yang padam tak bisa dipisahkan dari persoalan telekomunikasi. “Saya akan sampaikan ini kepada teman-teman yang bertanggung jawab, dan tentunya ini juga terkait dengan komunikasi, sinyal, dan bisa dikatakan belum bisa terhubung dengan baik,” kata Agus.

Banjir bandang di Aceh Tamiang turut merobohkan tower tegangan tinggi PLN yang menyalurkan aliran listrik ke berbagai kecamatan atau desa. AHY menyebut kerusakan infrastruktur listrik hingga telekomunikasi menyebabkan wilayah Aceh Tamiang gelap gulita dan akses komunikasi turut terputus.

“Padahal listrik itu vital. Tanpa listrik, malam gelap gulita dan semua informasi serta komunikasi tidak bisa berjalan. Karena itu, kami juga mengawal perbaikan infrastruktur telekomunikasi dan infrastruktur listrik di Aceh Tamiang serta daerah-daerah lainnya,” tutur AHY.

Kabupaten Aceh Tamiang menjadi salah satu wilayah Provinsi Aceh yang terdampak paling parah akibat banjir bandang yang menyapu tiga provinsi sekaligus di Pulau Sumatera.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB mencatat 58 orang meninggal dan 18 orang luka-luka, per Kamis, 11 Desember 2025 di Aceh Tamiang. Sebanyak 252,6 ribu warga Aceh Tamiang dilaporkan mengungsi. Tak hanya itu, BNPB mencatat bencana banjir dan longsor di Aceh Tamiang mengakibatkan kerusakan sebanyak 2,8 ribu unit rumah, 127 fasilitas umum, 62 gedung atau kantor, 54 fasilitas pendidikan, 40 fasilitas kesehatan, 33 rumah ibadah, dan dua jembatan.

  • Related Posts

    Polda Metro Turunkan Tim Trauma Healing Pulihkan Psikis Siswa SD di Jakut

    Jakarta – Tim Psikologi Biro SDM Polda Metro Jaya bersama Ikatan Psikologi Klinis (IPK) HIMPSI Jakarta turun tangan memberikan bantuan kepada siswa-siswi SDN 01 Kalibaru, Jakarta Utara yang menjadi korban…

    Tembok Penahan Tanah Hotel di Puncak Bogor Longsor, 3 Rumah Rusak

    Bogor – Tembok Penahan Tanah (TPT) salah satu hotel di Puncak, Megamendung, Kabupaten Bogor, longsor. Material longsor menutup drainase dan mengakibatkan banjir di pemukiman, hingga merusak rumah warga. Kabid Kedaruratan…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *